• Welcome to my blog

    Welcome to my blog

Halo! Selamat datang kepada para pembaca. Ini merupakan laman website blog saya, Hasna Fauziyah Lathifah, yang sedang berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran angkatan 2020. Laman ini akan saya gunakan untuk menulis berbagai kegiatan yang pernah atau sedang dilakukan selama berkuliah.

Selamat membaca diary terbuka ini ✨ semoga ada hal-hal yang bisa bermanfaat untuk kita semua. Jika ingin berkontak lebih lanjut, silakan mengirimkan e-mail pada hasna20007@mail.unpad.ac.id

Teman-teman dapat menggulir ke bawah untuk mengetahui postingan terbaru dari saya. Namun, jika kebingungan mencari topik yang diinginkan untuk dibaca, dapat menekan salah satu topik pada menu.

Thank you ❤️

Best regards, Hasna Fauziyah Lathifah

Read more

“Transformasi Pendidikan Kesehatan di Unpad: Menjawab Tantangan Problematik Kesehatan di Indonesia”
Hari/Tanggal: Senin, 12 September 2022
Waktu: 10.00-12.00 WIB

Hari pertama kuliah di semester 5 dibuka dengan menghadiri kuliah umum dari Bapak Dekan FK Unpad, Prof. Dr. Yudi Mulyana Hidayat. dr., SpOG., SubspOnk., DMAS, mengenai Transformasi Pendidikan Kesehatan di Unpad. Kegiatan dilaksanakan hybrid dengan rincian sebagai berikut:

  • Angkatan 2022
    • Hadir secara luring di Kampus FK Unpad, Gedung Rumah Sakit Pendidikan Unpad, jalan Prof. Eyckman No. 38 Bandung
  • Angkatan 2021, 2020, dan 2019
    • Hadir secara hybrid melalui tatap maya zoom dengan memanfaatkan fasilitas ruangan (ruang tutorial dan ruang kuliah) maupun area Kampus FK Unpad di Kampus Jatinangor

Karena merupakan mahasiswa angkatan 2020, maka saya datang ke Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jatinangor. Angkatan 2020 menempati gedung C3 lantai 3 untuk melaksanakan kuliah umum ini. Setelah menandatangani presensi yang ada di lantai 1, saya bersama beberapa teman yang lain bergegas pergi ke lantai 3 untuk mencari tempat duduk yang nyaman. Kegiatan kuliah umum dilaksanakan mulai pukul 10.00 WIB dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjut hymne Unpad, dan terakhir Mengheningkan Cipta.

Secara garis besar, materi kuliah umum ini berbicara mengenai perubahan sistem pendidikan kedokteran di Unpad yang terus menyesuaikan dengan tantangan yang ada pada setiap zaman. Pada awalnya sistem pendidikan kedokteran berbasis scientific (science based), kemudian berkembang menjadi PBL (problem based learning & integrated), dan berkembang lagi menjadi system based dengan menerapkan health system science dan system thinking.

Dengan adanya tantangan-tantangan yang terjadi dan juga dinamisnya kehidupan kesehatan menjadi landasan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran mengembangkan sistem kurikulum 2022 melalui Academic Health System untuk Unpad Bermanfaat dan Mendunia. Tujuan diadakannya Academic Health System untuk mewujudnya derajat kesehatan masyarakat,  daya saing dan kemandirian bangsa yang  setinggi-tingginya melalui akses masyarakat  terhadap upaya kesehatan (publik & perorangan)  dan pendidikan tinggi kesehatan yang berhasil  dan berdaya guna, bermutu, berbasis bukti-bukti  ilmiah & berkeadilan.

Ada 3 tipe pembelajaran yang diterapkan dan ini merupakan langkah yang sudah baik untuk bangkit setelah pandemi COVID-19 berlangsung.

  • Tipe pembelajaran LURING (dilaksanakan secara tatap muka antara dosen dan mahasiswa di kampus)
  • Tipe pembelajaran DARING (dilaksanakan secara online, baik sinkronus maupun asinkronus dengan memanfaatkan teknologi yang ada)
  • Tipe pembelajaran HYBRID (gabungan dari luring dan daring)

Tentunya dalam penerapan Academic Health System ini, Unpad tidak bisa berdiri sendiri, oleh karena ini perlu juga kolaborasi dengan beberapa universitas yang menjadi koordinator untuk mensukseskan kurikulum ini.

Together we can: dengan Academic Health System, derajat kesehatan di Jawa Barat meningkat

Untuk materi selengkapnya dapat diakses melalui: TRANSFORMASI PENDIDIKAN KEDOKTERAN

Read more

Kemobar: Snack Bar Tinggi Energi untuk Pasien Kemoterapi

Total kasus kanker di Indonesia mencapai 396.914 kasus, dimana terjadi peningkatan tiap tahunnya untuk kasus kanker terutama untuk kasus Kanker Payudara hal ini dikatakan berdasarkan data Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO). Di Indonesia, Kanker Payudara merupakan kasus kanker tertinggi di Indonesia.

Dalam menurunkan tingkat prevalensi dari Kanker Payudara diperlukan untuk pemilihan pengobatan yang sesuai agar dapat menurunkan angka prevalensi. Tujuan pemilihan pengobatan kemoterapi adalah untuk menghambat proliferasi sel dan multiplikasi tumor, sehingga menghindari metastasis dan invasi. Akan tetapi, agen kemoterapi bukan hanya berdampak atau menghancurkan pada sel-sel kankernya saja, tetapi juga menyerang sel-sel sehat. Penyebab yang mendasari hal tersebut adalah karena obat kemoterapi memiliki sifat sitotoksik yang dapat meningkatkan stres
oksidatif sehingga mendukung terjadinya inflamasi. Beberapa efek samping yang bisa terjadi pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi adalah diare, mual, muntah, penurunan nafsu makan, dan perubahan fungsi indera pengecap.

Asupan protein serta energi pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi salah satunya dipengaruhi oleh nafsu makan. Risiko terjadinya hiperkatabolisme yang meningkatkan risiko masalah gizi disebabkan oleh kurangnya asupan energi dan protein. Bukan hanya menyebabkan masalah gizi saja, hal tersebut juga nantinya akan berpengaruh kepada kualitas hidup serta proses penyembuhan dari pasien itu sendiri. Timbulnya efek samping yang tidak menguntungkan bagi pasien kanker payudara ini yang melatarbelakangi dibutuhkannya solusi untuk membantu mengurangi efek dari kemoterapi berupa kekurangan nutrisi pada pasien kemoterapi kanker payudara.

Tujuan ide gagasan ini adalah untuk membantu mengurangi efek dari kemoterapi pada pasien kemoterapi kanker payudara salah satunya penurunan berat badan dan snack bar ini bisa membantu meningkatkan harapan hidup pasien kemoterapi supaya bisa hidup jauh lebih sehat. Selain untuk membantu pasien kemoterapi, tujuan dari dibentuknya ide gagasan ini adalah untuk memenuhi penilaian kelas elective kami.

Selengkapnya dapat diakses melalui link: PROPOSAL GAGASAN KELOMPOK SW (1)

Read more

Setelah berdiskusi mengenai campaign @pinkribbonunpad dengan Dokter Siska, kami mulai berdiskusi menentukan tema yang akan diangkatnya. Kelompok kami akhirnya akan mengangkat tema “Hubungan obesitas dengan breast cancer.” Kami membagi lagi kelompok ini menjadi 2 tim:

  • Tim Desain
    • Hasna Fauziyah
    • Ayu Amalia
    • Fathiyya Salsabila
    • Emirdha Sarahsyeikha
    • Putri Maharani
  • Tim Materi
    • Intan
    • Siti Nadya
    • Rahmadila Putri
    • Putri Utami
    • Tsalsa Fairuza
    • Tetri Destha

Sekitar tanggal 25 Agustus 2022, tim materi sudah mulai membagi-bagi materi yang diperlukan kemudian mengirimkan materinya ke tim desain. Kemudian tim desain membagi-bagi tugas menjadi 3 tim kecil (desain instastory oleh Fathiyya Salsabila, desain feeds oleh saya dan Emirdha Sarahsyeikha, dan desain reels oleh Ayu Amalia dan Putri Maharani). First step sebelum mulai mendesain adalah merangkum kembali materi yang sudah ada karena materinya masih terlalu kompleks untuk dipahami masyarakat umum pengguna media sosial.

Feeds

Feeds

Postingan materi di Instagram @pinkribbonunpad dari kelompok kami menjadi penutup kegiatan elektif sebelum gagasan kelompok. Alhamdulillah akhirnya satu persatu tugas terselesaikan juga.

Read more

SMA Al Jawami terletak Komplek Pesantren Al-Jawami, Cileunyi Wetan, Kec. Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sekolah ini menjadi tempat kami untuk belajar berkomunikasi menyampaikan materi seputar breast cancer pada teman teman di sana.

Untuk pelaksanaan PKM di SMA Al-Jawami ini akan ada penggabungan dari dua kelompok (kelompok Dokter Siska dan kelompok Ibu Nayla). Pembagian tugas pertama yang dilakukan oleh kami adalah membagi tugas untuk hari H, yaitu tugas sebagai pembicara, operator, MC, dan penyusun materi. Tim yang sangat simple karena awalnya kami mendapatkan info bahwa kami hanya akan menjadi pembawa materi di sana, tidak menyusun acara dari nol. Saya sendiri mendapatkan tugas untuk menjadi pembicara bersama dengan teman yang lainnya: Fathiyya, Dila, Zahra, Kemal, Putri dan juga Deshta.

Di tengah perjalanan mempersiapkan PKM, ada informasi tambahan mengenai keberlangsungan acara. Kami diminta untuk membuatkan Term of Reference (TOR) PKM secara lengkap serta ada beberapa tugas tambahan. Setelah ada informasi tersebut, kami membagi lagi tugas, ada yang menjadi divisi acara (menyusun rundown, membuat games untuk ice breaking, dan timekeeper), divisi humas (menjadi penghubung mahasiswa dengan pihak sekolah), divisi konsumsi (membeli kebutuhan konsumsi siswi), logistik (membawa proyektor dan terminal untuk acara). Memang banyak kendala yang datang bertubi-tubi, ditambah lagi masing-masing dari kami memiliki tanggung jawab juga di tempat lain sehingga agak sulit dalam berkoordinasinya.

H-1 PKM!


Pada 30 Agustus 2022 atau hari pelaksanaan PKM, saya, Geubrina, Amara, Fathiyya, dan Nurjanah berangkat bersama-sama dengan cara memesan transportasi online dari Jatinangor menuju SMA Al-Jawami di Cileunyi. Kami sepakat untuk berangkat pukul 05.30 WIB, cukup nyubuh memang, tetapi memang banyak hal yang perlu kami persiapkan dan konfirmasi terlebih dahulu sebelum acara dimulai. Sesampainya di SMA Al Jawami, gerbang sekolah masih tampak tertutup, guru dan murid belum berdatangan, dan hanya ada satpam sekolah yang kami temui. Pukul 06.30 WIB mulai banyak panitia (mahasiswa elektif) yang bedatangan termasuk Ibu Nayla.

Ternyata sebelum memulai acara di kelas-kelas, seluruh siswa-siswi di SMA Al-Jawami dikumpulkan terlebih dahulu di lapangan untuk shalat dhuha dan mendengarkan kajian yang disampaikan oleh guru.

Pada kegiatan ini, panitia dibagi menjadi 2 (ada yang duduk mendengarkan di lapangan dan sebagian lainnya menyiapkan ruangan yang akan digunakan untuk sesi PKM). Hingga akhirnya pukul 07.30 WIB kami semua panitia bergerak ke ruangan untuk membantu teman-teman yang lain dan juga mempersiapkan diri dengan job nya masing-masing. Pukul 08.00 WIB para peserta sudah mulai berdatangan ke ruangan. Satu per satu peserta masuk melalui pintu belakang dan mengisi daftar hadir yang sudah disiapkan panitia, dilanjut dengan mengambil konsumsi. Bagian sulit di awal adalah pengondisian siswi yang sudah hadir, kebanyakan dari mereka menempati bagian belakang ruangan sehingga bagian depan ruangan menjadi kosong. Namun, syukurnya ada dari pihak sekolah yang membantu kami juga dalam pengondisian siswi-siswi sebelum acara dimulai.

Kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh MC, kemudian pembacaan doa, dilanjut dengan sambutan-sambutan (dari ibu kepala SMA Al-Jawami, pembimbing elektif diwakili Ibu Nayla, dan terakhir dari ketua acara PKM ini, yaitu Emirdha <3). Pada saat sambutan oleh kepala sekolah, banyak sekali yang beliau sampaikan kepada peserta, mengenalkan kami secara resmi, dan juga memberikan petuah agar ilmu yang disampaikan dapat dicatat dan dipahami untuk dipraktekkan di kehidupan sehari-hari.

Pada saat penyampaian materi, sejujurnya saya pribadi merasa nervous dan grogi karena belum terbiasa menyampaikan materi secara offline. Saya kedapatan untuk menyampaikan materi mengenai SADARI (periksa payudara sendiri). Sebisa mungkin saya sampaikan dengan bahasa yang ringan dan intonasi yang baik. Namun, ternyata tidak mudah untuk mengatur intonasi ditengah sesaknya napas ketika berbicara. Memang, saya sudah lama tidak olahraga latihan napas sehingga gampang kehabisan napas ketika berbicara.

Setelah sesi penyampaian materi, ada ice breaking yang diisi dengan games! Games dibuat oleh dua orang kreatif, yaitu Geubrina dan Olive. Para peserta awalnya malu-malu dalam menjawab, tetapi ketika diberitahu akan diberikan hadiah, woah langsung heboh satu ruangan berebut menjawab soal games.

Beralih ke sesi selanjutnya, yaitu sesi fasil. Pada sesi ini para peserta dibagi ke dalam 8 kelompok untuk sama sama berdiskusi dan sharing mengenai kanker payudara. Saya dan Emirdha berada di kelompok 4, di sini anak-anaknya sungguh aktif dan terlihat antusias mengenai materi kanker payudara. Selain itu juga kami saling sharing dunia perkuliahan, khususnya di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran ini. Kegiatan sesi fasil diakhiri dengan pengisian post-test oleh peserta untuk mengukur pemahaman para peserta dan menjadi tolak ukur apakah pematerian sudah baik atau belum. Setelah sesi fasil selesai, dilanjutkan dengan agenda pengumuman pemenang games, penutupan, dan dokumentasi. Ada 3 orang yang berhasil memenangkan games di sesi ice breaking tadi, diantaranya: Aprilia, Rahma, dan Zalwa.

Di bawah ini ada beberapa dokumentasi kegiatan yang sudah berlangsung di SMA Al-Jawami. Sampai bertemu lagi di lain kesempatan.

Read more

Senin, 29 Agustus 2022 merupakan hari dimana kami semua kembali mengikuti rangkaian kegiatan elective. Kali ini kegiatannya adalah seminar pakar part 3 dengan tema besar “Breast Cancer: Current model for research” oleh Ibu Nayla Majeda. Seminar pakar kali ini pun dilaksanakan full online dimulai pukul 08.00 WIB sampai 10.00 WIB.

Metode seminar pakar dari Ibu Nayla cukup berbeda dari sebelumnya, jadi di setiap slide Bu Nayla menjelaskan, akan ada satu orang yang ditunjuk untuk menjawab pertanyaan. Sebenarnya lumayan deg-degan karena sebelumnya saya kurang mencari informasi mengenai materi ini. Namun, di sisi lain metode semacam ini berguna juga supaya tetap fokus mendengarkan walau keadaan online.

Bu Nayla menjelaskan secara umum terlebih dahulu mengenai kanker payudara yang menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia, 70% diantaranya adalah negara berkembang. dan perkembangbiakannya.

Kemudian penjelasan dilanjutkan ke model penelitian kanker payudara, mulai dari In Vitro, In Vivo, dan Ex Vivo.

  1. In Vitro
    • Menggunakan kultur cell line; kultur 2D dan kultur 3D
    • Kultur 2D
      • (+) Mudah, murah, reproducible
      • (-) Oversimplified, homogen
    • Kultur 3D (spheroid, scaffold, hydrogels)
      • (+) Terdapat interaksi sel dan ECM, memungkinkan pemodela metastasis
      • (-) Sulit, mahal, masih belum bisa menggambarkan karakteristik tumor microenvironment
  2. In Vivo
    • Menggunakan hewan uji untuk keperluan penelitian, biasanya mencit
      • (+) Menjadi solusi keterbatasan penelitian in vitro
      • (-) Mahal, lama, dan masih perlu tahap validasi pada manusia, sulit juga untuk reproducible
    • Klasifikasi Model In Vivo:
      • Transplantasi
        • Allograft
        • CDX (Cell-Derived Xenograft)
        • PDX (Patient-Derived Xenograft)
      • Spontaneous Tumorigenesis
        • GEMMs (Genetically Modified Mouse Models)
        • Carcinogen-induced murine tumorigenesis models
  3. Ex Vivo
    • Dilakukan untuk mengidentifikasi atau memvalidasi marker terapeutik dan/atau marker diagnostik
    • Seringkali disebut explant models
    • Tumor dari hasil operasi segera digunakan untuk keperluan penelitian tanpa proses destruksi
      • (+) Relevan, dapat dilakukan juga studi pada jaringan normal secara parallel, kapasitas proliferasi dan interaksi heterogen tumor terjaga, arsitektur alami jaringan terjaga, baik untuk studi farmakodinamik
      • (-) Hanya untuk tumor yang dapat dibedah, bergantung pada integritas tumor, disintegrasi arsitektur jaringan yang cepat, tidak menggambarkan invasi dan metastasis, tidak dapat digunakan untuk studi resistensi
  4. Tumor on Chip
    • Penggunaan unit fungsional organ manusia atau jaringan di dalam microfluidic chip
    • Mampu menampilkan fenomena gradien biokimia
    • Mampu menampilkan dinamika fluida pada tumor microenvironment
    • Mampu meniru sifat-sifat biokimia dan metabolisme pada tumor microenvironment
    • Mampu meniru fenomena vasculature
    • Mampu menampilkan interaksi sel tumor dan sel stroma

Secara umum memang terbayang perbedan antara keempat model penelitiannya, tetapi saya pribadi masih sedikit bingung dalam kondisi seperti apa penggunaan model-model tersebut. Untungnya, di akhir ada sesi tanya jawab dan ada satu penanya yang menanyakan hal serupa seperti saya. Akhirnya terjadilah proses diskusi yang lumayan panjang karena benar-benar memastikan kami semua mengerti. Ingin sekali rasanya bisa mencoba model penelitian yang sudah dijelaskan Bu Nayla, terkhusus pada model In Vivo karena model itu sering digunakan oleh peneliti walaupun ada plus dan minusnya.

Setelah berakhir sesi seminar pakar pada pagi ini. Kelompok elective Bu Nayla dan Dokter Siska dikumpulkan kembali untuk membahas persiapan PKM ke SMA Al-Jawami besok pagi. Ada rasa senang, cemas, takut bercampur menjadi satu karena ini merupakan kegiatan masyarakat offline yang pertama kali saya lakukan.

Untuk mengetahui cerita persiapan dan perjalanan PKM di SMA-Al Jawami klik link di samping 👉Elective 09: PKM Al-Jawami

Read more

Kamis, 25 Agustus kami akan melaksanakan elective luring kembali. Kali ini kami akan mengunjungi Laboratorium Biomedik Dasar untuk melakukan pipetting yang berlokasi di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Karena saat ini saya masih berada di rumah, di Bandung, maka saya berangkat ke Jatinangor mulai pukul 06.45 WIB untuk mengantisipasi kemacetan di jalanan. Ternyata ada 3 titik macet yang saya lewati sepanjang perjalanan, yaitu di daerah Cicaheum, Cileunyi, dan gerbang belakang Unpad (dekat Rektorat). Pukul 08.21 WIB akhirnya sampai di Fakultas Kedokteran Unpad dengan selamat. Alhamdulillah.

Sebenarnya kegiatan di laboratorium akan dilaksanakan pukul 09.00 WIB, makanya lingkungan FK pun masih sepi karena masih banyak yang sedang dalam perjalanan. Sembari menunggu datangnya pukul 09.00 WIB, saya beserta beberapa teman yang sudah hadir di sana bercengkrama sambil melihat maba-maba yang sedang melakukan kegiatan OPPEK.

Satu persatu mahasiswa kelompok elective breast cancer berdatangan, kami juga melihat kedatangan Bu Nayla di lingkungan FK, sehingga akhirnya kami bersama-sama masuk gedung C2 lantai 2 laboratorium biomedik dasar. Sesampainya di laboratorium kami disambut oleh kaprodi sekaligus dosen pembimbing elective ini, yaitu dokter Ghozali. Ada sedikit introduction dari beliau agar kami bisa memasangkan kepingan puzzle dari tiap pertemuan untuk menjadikan suatu ide gagasan.

Sekitar pukul 10.00 WIB, masuklah Ibu Helmi yang menjelaskan kepada kami mengenai mikropipet dan cara penggunaannya. Mikropipet ini digunakan di laboratorium untuk mengambil sampel cairan di bawah 2 mikroliter. Kelebihan dari mikropipet ini adalah dapat mengambil dan mentransferkan cairan dengan akurat dibandingkan pipet biasa.

Mikropipet terdiri dalam beberapa ukuran, yaitu:

  • p1000 (dapat mengambil cairan sekitar 100-1000 mikroliter, dengan toleransi hingga 1100 mikroliter)
  • p200 (dapat mengambil cairan sekitar 20-200 mikroliter)
  • p20 (dapat mengambil cairan sekitar 2-20 mikroliter)

Dalam penggunaannya, mikropipet akan digunakan bersama dengan tip. Tip-nya ada berbagai macam warna dan bentuk, disesuaikan dengan ukuran mikropipetnya itu sendiri.

  • Tip warna putih untuk mikropipet p20 (2-20)
  • Tip warna kuning untuk mikropipet p200 (20-200)
  • Tip warna biru untuk mikropipet p1000 (100-1000)

Cara menggunakan mikropipet:

  • Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan
  • Pakai handscoon agar tidak ada kontaminasi
  • Sesuaikan mikropipet yang akan digunakan dengan jumlah cairan yang akan diambil (misal: akan mengambil 500 mikroliter cairan sampel, maka menggunakan mikropipet p1000)
  • Atur angka pada mikropipet
  • Pasangkan tip pada mikropipet, tanpa menyentuh tipnya itu dengan tangan
  • Kemudian arahkan mikropipet pada cairan secara tegak lurus dan tekan plunger mikropipetnya
  • Untuk mengeluarkan cairan dari mikropipetnya hanya perlu menekan kembali bagian plunger.
  • Ganti tip setiap akan mengambil sampel berbeda dengan menekan bagian tip ejector

Setiap dari kami diberikan kesempatan untuk mencoba masing-masing. Pipetting ini juga erat kaitannya dengan alat-alat yang digunakan pada laboratorium imunologi kemarin, walau bisa dibilang di laboratorium PAMITRAN itu alat-alatnya sudah tingkat tinggi semua.

Pukul 11.00 WIB kami selesai dari laboratorium biomedik dasar. Saya dan beberapa teman tidak langsung pulang ataupun jalan-jalan keluar karena ada tanggungjawab untuk menyusun konsep acara PKM di SMA Al-Jawami mendatang. Semoga acara kami bisa berjalan lancar sampai akhir.

Berikut rangkuman dokumentasi kegiatan hari ini:

Read more

Sabtu, 20 Agustus 2022 merupakan tanggal seharusnya seminar pakar 2 berlangsung. Namun, kami mendapatkan info bahwa akan ada reschedule seminar pakar 2 menjadi tanggal 22 Agustus 2022.

Seminar pakar 2 ini akan dilaksanakan full online, tetapi dengan syarat kami semua harus aktif terlibat dalam proses seminar. Narasumber seminar pakar kali ini adalah dokter Siska yang memang ahli pada bidang gizi. Penjelasan yang disampaikan oleh dokter Siska sangat mudah dipahami, terkhusus untuk anak tahun 3 yang sudah melewati blok Gastrointestinal System.

Meski sudah melewati blok Gastrointestinal System, tetap ada hal baru yang saya pelajari kali ini. Pada seminar pakar kali ini dijelaskan lebih dalam mengenai hubungan nutrisi dan kanker payudara. Dengan adanya ketidakseimbangan energi yang ada pada tubuh seseorang dapat menghantarkan orang tersebut memiliki faktor risiko yang lebih tinggi untuk mendapatkan kanker payudara.

Satu setengah jam waktu pemaparan materi dari dokter sangat compact sehingga kami tidak overload dalam menerima materi yang ada. Untuk rangkuman materi dari seminar pakar Nutrisi ini akan saya cantumkan kemudian.

Sampai bertemu lagi!

Read more

Awalnya, pada 16 Agustus 2022 kelompok elektif saya akan melaksanakan kunjungan ke Klinik Santi di Jalan Merdeka No. 44, Bandung. Namun, karena satu dan lain hal di luar prediksi terjadi, menyebabkan batalnya jadwal kunjungan klinik dan perubahan jadwal kunjungan ke laboratorium. Akhirnya kami juga diberi tugas untuk melakukan dietary recall secara mandiri kepada keluarga di rumah ataupun teman di kosan. Dietary recall ini penting dilakukan untuk setiap pasien yang datang ke poli gizi. Lalu apakah ada hubungannya dari dietary recall (analisis gizi) dengan breast cancer? Hmm … sejujurnya saya sendiri masih mencari tahu hubungannya. Seru! Seperti memecahkan teka-teki.

17 Agustus 2022 merupakan hari ulang tahun Republik Indonesia yang ke-77. Atmosfer kegembiraan dari orang-orang kian terasa dengan mulai diadakannya upacara bendera pada pagi hari, dilanjut berbagai macam perlombaan anak-anak dan remaja di siang hari, hingga festival busana adat keliling di sore hari. Saya pun ikut merasakan kegembiraan itu walau tidak mengikuti seluruh rangkaian acara di lapang komplek.

Agenda yang saya lakukan setelah acara upacara 17 Agustus 2022 adalah berjalan-jalan dengan keluarga, sekadar memanfaatkan tanggal merah terakhir di tahun 2022. Di jalanan pun terlihat ramai karena ada festival busana keliling, lomba marathon, lomba kerupuk, dan lomba-lomba lainnya yang dibuat sedemikian rupa untuk memeriahkan hari ini.

Sore hari di tanggal kemerdekaan menjadi waktu yang saya pilih untuk melaksanakan wawancara 24-hour dietary recall. Wawancara ini saya lakukan kepada ibu karena ibu saya memiliki waktu yang cukup senggang di sore itu sehingga bersedia untuk saya wawancarai. Sebelum memulai wawancara, tentu saya telah terlebih dahulu menyiapkan form dan menonton video pemberian Dokter Siska mengenai dietary recall. Saya kira akan mudah untuk melakukan dietary recall ini, terkhusus pada orang terdekat. Nyatanya tidak semudah yang dibayangkan:)

Awal-awal ketika menanyakan jadwal makan dan jenis makanan masih terbilang mudah, karena probandus dengan mudah mengingat dan menyebutkannya pada saya. Namun, pada saat menanyakan jumlah makanannya, sulit bagi saya untuk mengkonversikan ukuran rumah tangga pada gramasi supaya dapat dicari kalori di DKBM ataupun website fatsecret. Masalah lain yang saya rasakan adalah pusing dalam menghitung, sepertinya ini efek samping dari jarangnya menghitung semasa belajar kedokteran, tetapi masalah ini tidak terlalu mengganggu karena adanya kalkulator yang siap membantu. Waktu total yang saya perlukan untuk wawancara dan analisis sekitar 12-15 menit. Mungkin terdengar sedikit lama, tetapi untuk pengalaman pertama saya rasa ini waktu yang normal, kedepannya mungkin bisa lebih cepat karena terbiasa dengan rutinitas wawancara dietary recall.

Sekian cerita elektif saya di hari kemerdekaan! See u

Read more

Seminar pakar yang pertama dijadwalkan daring akan dilaksanakan tanggal 13 Agustus 2022. Namun, pada 12 Agustus malam hari, saya mendapat notifikasi dari grup kelompok elective berisikan broadcast kegiatan hybrid seminar pakar dengan rinician: pukul 06.30-08.00 olahraga pagi dilanjut 08.00-09.30 seminar pakar offline di gedung C1 FK Unpad kampus Jatinangor. Sungguh terkejut bukan main karena posisi saya sedang berada di Bandung, sementara kegiatan dilaksanakan mulai pukul 06.30 WIB dengan berolahraga di Unpad Jatinangor.

Nyatanya memang bukan saya saja yang terkejut dengan broadcast yang ada itu, tetapi hampir seluruh teman-teman kelompok elective juga. Akhirnya, dokter Siska —selaku dokter pembimbing kelompok saya— memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai isi broadcast tersebut. Intinya adalah kegiatan olahraga dan seminar luring tidaklah wajib, mahasiswa diperbolehkan untuk memilih akan daring atau luring, tentu saja ada konsekuensi dari kedua pilihan tersebut. Setelah membaca penjelasan tersebut saya memutuskan untuk mengikuti seminar pakar secara daring karena tidak memungkinkan untuk mobilitas ke Jatinangor ketika subuh.


Pukul 08.00 WIB dimulailah seminar pakar yang pertama secara hybrid. Ada beberapa yang saya highlight perihal teknis ketika terlaksana suatu kegiatan hybrid:

  1. Kurangnya kondusifitas antara peserta daring dan luring. Pasti pembicara yang sedang berada dalam luar jaringan akan lebih terfokus dengan orang yang sedang di tempat yang sama pula, akibatnya orang-orang yang berada di Zoom kehilangan arah pembicaraan dan kesulitan untuk mengikuti bahan diskusi.
  2. Suara pembicara kurang terdengar jelas untuk peserta daring.
  3. Persiapan mendadak.

Memang sulit rasanya beradaptasi dengan hal-hal baru setiap saatnya, tetapi memang kita perlu membiasakan diri dengan hal-hal baru dalam segi apapun. Salah satunya adalah metode seminar pakar hybrid ini. Untuk materi seminar yang dipaparkan berhubungan dengan file yang pertama kali dibagikan di gedung PAMITRAN oleh Dokter Siska, meliputi: epidemiologi kanker payudara di dunia dan Indonesia, perjalanan penyakit kanker dilihat dari segi sel & sistem imun, tantangan permasalahan kanker payudara di Indonesia, dan diagnostic approach dari kanker payudara.

Ada yang menarik dari pertemuan kali ini. Ada seorang mahasiswa yang menyampaikan pendapatnya mengenai pendeteksian breast cancer melalui panas. Memang itu hanya rancangan kasar belum ada pencarian lebih lanjut, tetapi bagi saya itu merupakan salah satu ide yang cemerlang karena tidak semua orang dapat memiliki ide semacam itu.

Kegiatan berlangsung selama satu setengah jam, lumayan singkat tetapi memberikan gambaran secara umum mengenai kanker prevalensi tertinggi di Indonesia (re: kanker payudara). Semoga di pertemuan seminar pakar lainnya dapat memberikan insight lebih terkait dengan elektif yang kali ini sedang dijalani.

Read more

Pertemuan ketiga kelompok elective breast cancer ini berlokasi di gedung PAMITRAN UP lagi! Sangat excited untuk mengikuti satu persatu kegiatan yang ada di elective ini. Kunjungan kali ini ke laboratorium imunologi lagi untuk mempelajari satu persatu alat yang ada dengan lebih detail. Sebelum memasuki laboratorium dan bertemu dengan alat-alat yang ada, kami dibimbing terlebih dahulu oleh Teh Maria Maharani –kakak tingkat yang sedang bimbingan skripsi dengan dr. Ghozali. Teh Maria ini nantinya akan membantu kami semua untuk menjalani kegiatan elective.

Sekitar pukul 13.15 kami akhirnya masuk ke dalam laboratorium. Terdapat 4 alat yang akan dipelajari kali ini, yaitu ELISA, flow cytometry, viral load, dan CD4. Semua penelitian yang dilakukan pada laboratorium imunologi ini perlu berpegangan pada 3 fase, diantaranya: fase pre-analitik (hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel, pengiriman sampel, suhu pengiriman), fase analitik (proses penelitian sampel), fase pasca-analitik (proses analisis sampel). Dari satu kelompok besar, kami terbagi menjadi kelompok-kelompok kecil lagi, untuk kelompok kecil saya pertama kali akan mempelajari ELISA, berlanjut ke viral load HIV, dan terakhir flow cytometry.


ELISA –Ibu Dwi
ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay) merupakan alat untuk memeriksa protein (umumnya), hormon, dan antigen-antibodi (khususnya). Sampel untuk pemeriksaan ELISA bisa didapatkan dari cairan tubuh; cerebrospinal fluid, darah, serum, plasma, dan jaringan. 

Prosedur penggunaan ELISA (in simple ways):
1️⃣ Fase pra-analitik

  • Memerhatikan proses pengambilan sampel
  • Memilih penampung sampel yang benar:
    • Tabung merah dan kuning (membuat serum, untuk periksa elisa, ureum kreatinin, kalsium, natrium)
    • Tabung biru berisi anticoagulant sitrat (untuk protombin, trombosit)
    • Tabung ungu berisi anticoagulant EDTA (untuk pemeriksaan darah rutin)
    • Tabung hijau berisi anticoagulant heparin (untuk periksa sitokin, protein, leukosit)
  • Melakukan pelabelan sampel dengan mencantumkan minimal 3 hal:
    • ID
    • Nama
    • Tanggal lahir
  • Pengiriman sampel (untuk mendapat serum perlu diputar menggunakan centrifuge)
  • Memerhatikan suhu pengiriman sampel
  • Memerhatikan jam pengiriman, jam penerimaan

Notes: untuk mendapatkan serum, sampel perlu diputar dulu menggunakan centrifuge. Setelah itu, serum bisa langsung diteliti ataupun disimpan pada suhu -20℃ atau -80℃

2️⃣ Fase analitik

  • Serum yang sudah di-centrifuge perlu direaksikan dengan antibodi pabrikan

tools proses pereaksian: plate ELISA

  • Kemudian direaksikan dengan diluent buffer + serum
  • Selanjutnya diinkubasi (untuk mereaksikan antigen dan antibodi. Sekitar 1 sampai 2 jam agar berikatan antigen dan antibodinya)
  • Lalu dilakukan proses pencucian (untuk membuang sisa sampel yang tidak berikatan)
  • Berlanjut dengan pemberian substrat agar berikat antara antigen dan antibodi
  • Langkah selanjutnya adalah pewarnaan menggunakan enzim. Nantinya akan berubah menjadi warna biru yang berarti sudah ada ikatan yang terbentuk
  • Setelah berubah menjadi warna kuning dan putih, perlu di-stop proses analitiknya. Warna kuning menandakan positif (ada ikatan), sementara warna putih menandakan negatif (tidak ada ikatan)

3️⃣ Fase pasca-analitik

  • Sebelumnya perlu dibuat nilai standar dulu untuk memeriksa ELISA (bisa dibuat sendiri ataupun sudah diketahui nilainya dari ELISA kit yang digunakan)
  • Keluar angka-angka untuk dianalisis
  • Dimasukan ke software
  • And foila! Hasil data bisa terlihat

Notes: untuk fase pasca-analitik ini memang belum terlalu dijelaskan detail karena saya pun yakin perlu waktu yang cukup lama untuk mengerti proses analisis data yang dilakukan.


FLOW CYTOMETRY –Ibu Fitri
Flow cytometry merupakan alat yang dapat mengelompokkan sel A, sel B, sel C, juga analisis DNA, dan penegakan diagnosa. Alat ini mirip dengan ELISA, tetapi lebih spesifik.

Metode konvensional dari flow cytometry adalah penggunaan mikroskop untuk melihat karakteristik dari satu sel dan sel lainnya. Namun, metode tersebut kurang efektif untuk menganalisis keabnormalan suatu sel dalam jumlah yang banyak dan waktu yang singkat, makanya digunakan flow cytometry ini.

Prinsip kerja dari flow cytometry:

  • Sampel masuk ke dalam alat menggunakan bantuan dari fluidic
  • Sampel yang masuk ke dalam alat, akan melewati sinar dan menyebarkan cahaya neon
  • Sinyal cahaya ini akan dikumpulkan oleh sistem optik dan diarahkan ke berbagai detektor yang ada
  • Nantinya, sinyal yang diterima oleh detektor akan diubah menjadi nilai numerik oleh sistem elektronik
  • Biasanya data dikumpulkan untuk 10.000 sel per sampel

 

VIRAL LOAD (ada tanggal kadaluarsa di kit nya)

  • Viral load merupakan tes cepat molekuler
  • ada yg 8,13,24
  • Bisa memeriksa HIV,HPV, CT, GN, COVID, Influenza
  • Untuk pemeriksaan HIV menggunakan tabung EDTA

Prosedur viral load:

  • Keluarkan cartridge viral load HIV (1100 mikron) —ketika tutupnya sudah ditutup, tidak boleh dibuka kembali
  • Tekan tombol “create test” di laptop
  • Scan barcode
  • Masukan sample ID. Nantinya akan keluar asay. Di sana boleh diberi notes jika ada lisis, kerak, ataupun hal-hal abnormal yang perlu jadi perhatian
  • Tekan tombol “select module” pada program (opsinya ada modul: B1, B2, B3, B4) 
  • Start test
  • Masukan password
  • Masukin cartridge
  • Lama pemeriksaan HIV satu setengah jam
  • Nantinya langsung akan muncul hasil dalam bentuk printout

Penjelasan di atas memang sedikit rumit karena tidak pernah ada di pelajaran medstud, makanya elective ini memang bermanfaat menambah ilmu di luar blok-blok sistem. Dari banyaknya penjelasan detail mengenai alat-alat di laboratorium imunologi, saya rasa flow cytometry adalah salah satu alat yang memiliki hubungan dengan breast cancer. Mengapa? karena sempat dijelaskan juga bahwa flow cytometry dapat mengelompokkan sel (bahkan sel yang nekrosis sekalipun).

Read more