Menuju keluarga yang bebas dari ketergantungan software bajakan

Mengapa sebagian masyarakat indonesia ketergantungan barang bajakan (khususnya software)  ? Faktor Ekonomi kah ? Mental kah ?  Sepertinya tidak mudah untuk melepas ketergantungan ini,  ada kemungkinan lain yang membuat masyarakat kita ketergantungan, jangan- jangan di “luar sana” para raksasa software malah sedang bertepuk tangan dengan ketergantungan ini (software bajakan), Seolah-olah  kita dipaksa kecanduan dengan software yang ada dan perlahan- lahan setelah sulit melepaskan kita dipaksa harus bayar.

Beberapa hari yang lalu saya memperbaiki komputer (PC) pribadi saya yang udah usang, dengan waktu yang sangat terbatas, akhirnya komputer dapat diperbaiki. Meskipun sudah usang saya masih berharap komputer ini dapat bermanfaat. Dan akhirnya saya putuskan PC usang ini dari pada mubazir saya kasihkan ke anak saya, meskipun umurnya baru mau menuju 4 (empat) tahun, saya rasa memberikan pelajaran komputer sedini mungkin akan lebih baik agar anak tidak ketergantungan alat elektronik yang lain yang mungkin mendapatkan ilmunya bukan dari orang tuanya melainkan dari teman-temannya, seperti VCD/DVD atau Game. Apalagi jika anak sudah kecanduan nonton TV rasanya lebih baik belajar main komputer dan memberikan program2 yang bagus.

Ketika mau melakukan proses installasi, saya langsung berfikir mau di install apa PC ini? Apakah windows? atau OS lain, toh buat anak mau pake OS apa pun pasti sama sulitnya karena si kecil belum tau banyak mana yang bagus, mana yang mudah, dan mana yang cepat yang terpenting dia mulai mengenal komputer mulai dari nol.

Dengan pertimbangan legalitas software, bagaimana kalo saya mulai menerapkan bebas ketergantungan software bajakan mulai dari anak saya, kalau buat pribadi masih bersukur sudah disupport oleh tempat bekerja dengan software legal (khususnya microsoft), tinggal buat keluarga.

Pertimbangan pun mulai melirik ubuntu atau mandriva, kedua os ini cukup cantik dari sisi GUI dan tidak jauh berbeda dengan windows, selain itu dengan os linux nya , sepertinya saya tidak terlalu khawatir dengan masalah virus. Untuk aplikasi yang cocok buat kantoran sudah ada, tinggal applikasi- aplikasi yang cocok buat anak, ini pasti menantang saya yakin pasti ada dan sudah banyak, kalo perlu buat sendiri kayaknya bisa (dibahas di artikel selanjutnya).

Akan lebih mudah jika memulai menerapkan software opensource mulai dari pengguna yang sama sekali belum mengenal software “bajakan”. Sehingga dapat memunculkan keluarga- keluarga yang bebas dari ketergantungan software bajakan.