Facebook : Social Network sebagai Madu atau Racun?

Facebook ramai-ramai mulai banyak dikecam gara-gara mulai dirasakannya dampak negatifnya oleh beberapa kalangan,  mulai dari perubahan pola kerja di sebuah kantor, krisis rumah tangga dll. Beberapa pesantren bahkan mulai mengharamkan penggunaan facebook termasuk MUI yang sedang mempertimbangkan juga. Memang di facebook yang narsis, yang ngocol yang semangat terus menyumbangkan catatan kecil dan foto-foto pengalamannya saking cocoknya banyak kalangan pegawai, mahasiswa dan pelajar mulai addict bahkan jadi autis dengan perangkat mobilenya masing-masing. Satu lagi kabar yang mencengangkan bahwa Facebook dibuat oleh seorang programmer muda yang seorang “yahudi” . Bahkan dari keuntungan facebook ini sebagiannya disumbangkan untuk mendukung penyerangan Israel Ke “Palestina” !! benar kah?, lalu mengapa facebook dipertahankan? .

Pro dan Kontra seputar facebook memang masih ramai dibicarakan. Penulis sendiri pada awalnya sangat-sangat prihatin terutama melihat situasi di tempat kerja yang berubah, pengaruh facebook sepertinya lebih mengarah ke penurunan kinerja. Bahkan penulis sempat mengeluarkan statement sebagai Anti Facebook. Lalu penulis mendengar bahwa dengan facebook kita bisa menemukan orang atau teman yang sudah lama tidak bertemu bahkan komunikasi putus.  Namun atas saran istri dan meyakinkan pengalamannya dapat menemukan teman-teman di semasa sekolah smp dan sma, akhirnya penulis iseng daftar dan mengikuti.

Kesan pertama melihat facebook biasa saja, tidak jauh dengan website social network yang sebelumnya sempat booming di indonesia “Friendster” . Namun setelah 1 (satu) minggu akhirnya Facebook dapat mempertemukan teman dekat yang cukup lama tidak pernah terhubung.  Mulai dari situ ternyata peran facebook untuk mempererat silarturahmi cukup terbukti. Disitu saya rasakan bahwa facebook mulai mendapatkan simpati, akhirnya penulis jatuh hati ke facebook. Hebatnya facebook telah mempengaruhi “musim sosial” salah satunya musim “reuni”. Dilihat dari sini facebook telah menjadi perangkat yang sangat cocok dengan masyarakat Indonesia :”silaturahmi”.

Hari demi hari yang dicari mulai berlanjut, Facebook dijadikan tempat curhat, dan bertahap setiap curhatan berharap di sapa akhirnya sang pecinta faceboook terus- terusan memantau facebooknya ada apa setiap jamnya, setiap menitnya bahkan untuk perangkat mobile yang canggih bisa mendapatkan informasi dari relasi setiap detiknya.. ckckckc… , kita mulai diajak adict dan lupa dengan posisi apa kita. Tentunya kejadian ini tidak menimpa semuanya, paling tidak penulis sempat mengalami kondisi ini. Dan memang ternyata hal yang dikhwatirkan masuk. Inilah mungkin yang disebut dampak negatif.

Tidak heran jika banyak kalangan yang mulai memprihatinkan gejala- gejala masyarakat indonesia yang sudah addict dengan FB ini. Wajar saja jika beberapa pesantren mengeluarkan pernyataan Haram penggunaan FB, atau MUI yang ikut mempertimbangkan mungkin karena penggunaan FB yang hanya digunakan untuk memancing kita lebih sombong, atau mala lupa segala- galanya gara-gara FB jadi dunia dia yang sebenarnya.

Apakah fungsi facebook hanya sampai disitu? , sebenarnya dengan facebook cukup banyak pengguna yang memanfaatkan sebagai lahan bisnis, dengan kuatnya relasi , sehingga penawaran bisnis terkadang menjadi lebih mudah, tanpa perlu memaksa menawarkan barang yang dijual, hanya sekedar memberi simpati, atau dukungan saja barang dapat dipesan dan dibeli melalui facebook ini. Hmmm… sangat cocok bagi para pebisnis yang sudah lama di multi level marketingg yang masih membooming di negara kita.

Lalu bagai mana dengan kabar bahwa pembuat Facebook adalah orang yahudi yang ikut andil menyumbang atas penyerangan israel ke palestina beberapa bulan yang lalu ? . Banyak kalangan yang pro dan kontra menanggapi kabar ini, dimali dari ajakan untuk menghentikan segala kegiatan yang dapat menguntungkan FB, dilain pihak banyak yang memanfaatkan FB sebagai media dakwah dan mengajak semua muslim untuk memenuhi FB agar cepat penuh hinggu biaya yang dibutuhkan tidak disumbangkan melainkan di manfaatkan untuk maintenance server FB sendiri…

Terlepas dari semua itu, jika anda masih pecinta Facebook, aturlah sehingga Facebook tidak menjadi muka diri anda. dan manfaatkanlah facebook sebaik-baiknya. Tidak ada manusia yang sempurna jika kita melakukan kesalahan atau sombong secara tidak sadar di face book, alangkah lebih manusia jika kita memanfaatkan facebook untuk saling menghibur, saling berkomunikasi yang lebih baik. Banyak diantara kita yang rajin menuliskan slogan-slogan ato motto bahkan ada juga yang berdakwah, atau ada yang bertanya untuk dijawab. Sepertinya akan lebih bermanfaat. Akan lebih bermanfaatlagi bagi yang kreatif memanfaatkan FB ini untuk kebutuhan bisnis. Apapun keuntungan yang dihasilkan dari sini dukunglah Palestina, kita berharap sang pembuat ikut tergugah dan malah terbalik ikut menyumbang untuk Palestina.

So… Facebook , madu atau racunkah bagi anda?