Membiasakan menulis berdasarkan kaidah akademis (bagian 2) : Belajar menyukai menulis

Pada bagian pertama penulis menceritakan pengalaman pribadi sehingga penulis menjadi suka dengan pekerjaan menulis. Kenapa perlu dijelaskan?. Sebenarnya ini untuk menunjukan bahwa untuk menyukai terkadang harus dimulai dengan sesuatu yang disukai yang bisa jadi tidak ada hubungannya sama sekali dengan menulis. Memang bagi yang sudah biasa menulis sepertinya mudah mengatakan ayo menulis.. ayo menulis. Menulislah dimulai dari hal-hal sederhana, Jangan takut salah, dan seterusnya… dan seterusnya. Tetap saja menulis itu susah. Apalagi jika kita memang tidak biasa memegang pensil atau pena di tempat pekerjaan kita.
Pada bagian ini kita coba belajar mengendalikan diri bagaimana agar kita bisa memulai untuk menulis bahkan bisa jadi sampai menyukai menulis.

Menulis di Media Sosial
Aha!.. katanya tidak suka menulis. Lalu apa yang biasa anda lakukan di media sosial? hanya jadi pengguna pasif? tidak pernah memberi komentar atau menulis status? atau aktif? tidak hanya sekedar menulis bahkan membagi pengalaman yang terjadi dalam kehidupan anda dalam berbagai bentuk media, teks?, foto dan gambar?, video?, tautan ke halaman situs lain?, atau sekedar membagi status atau informasi dari media sosial milik orang lain?. Saya pernah dengar di radio swasta nasional bahwa hampir sebagian besar pengguna internet menghabiskan waktu antara 1 (satu) hingga 2 (dua) jam per hari hanya untuk menggunakan media sosial. Jadi ternyata kita adalah generasi yang sebenarnya menyukai menulis. Meskipun yang ditulis bukanlah menulis tulisan ilmiah atau menulis yang kadang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Tapi sebenarnya ini adalah langkah awal anda untuk memulai menyukai menulis. Kita coba memulai untuk memanfaatkan media sosial untuk menunjnukan bahwa anda sebenarnya sedang belajar menulis. Media sosial apa saja? Pastinya sudah tau dengan Facebook, Twitter, Instagram, atau media sosial untuk berkomunikasi seperti Whatsapp, BBM, telegram.

Tidak mungkin untuk dipungkiri facebook merupakan sosial media nomor 1 yang paling banyak digunakan di dunia. Khusus di indonesia penggunaan media sosial facebook semakin meluas. Sebaran usia yang terus melebar di mulai dari anak SD hingga orang tua. Saya melihat keponakan- keponakan saya yang masih duduk di SD sudah sangat familiar dengan facebook. Atau orang tua, ibu saya memang sudah gagap teknologi tapi ternyata teman- teman ibu saya meminta saya untuk ikut gabung di whatsapp agar aktif membaca grup khusus kegiatan komunitas yang dapat di informasikan ke ibu saya. Memang pengguna yang paling aktif adalah pengguna di usia produktif. Menulis status itu sangatlah mudah. Apa yang baru saja dipikirkan, dirasakan, dilihat, didengar, pastinya tidak akan menunda kesempatan untuk langsung ditulis. Teknologi perangkat mobile telah membantu kita lebih cepat menjadi perangkat menulis: di mana saja dan kapan saja.Bayangkan jika apa yang dilakukan tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu cara agar kita lebih mudah belajar menulis sesuatu yang jauh lebih bermanfaat. Atau bisa jadi awalnya hanya untuk menunjukan eksistensi diri, tapi secara tidak sadar itu adalah referensi, pustaka yang penting untuk waktu ke depan. Misalkan seorang anak SD membagikan foto pengalamannya saat liburan, atau seorang anak remaja yang membagikan foto tempat wisata yang baru dia kunjungi tentunya beserta tulisan yang menjelaskan foto itu, atau seorang ibu yang membagikan foto masakan disebuah restoran atau hasil masakannya sendiri. Sadar tidak sadar apa yang kita bagi di media sosial adalah sesuatu yang kita sukai (terkadang yang kita benci ikut dibagikan, lewat saja untuk hal ini).
Penulis selalu memanfaatkan media sosial ini sebagai bagian dari strategi penulis agar ide, gagasan atau bahkan pendapat yang ada dan baru saja ada di lamunan atau di pikiran tidak menguap dan dilupakan. Misal ketika sedang surfing di internet membaca informasi muncul berita yang menarik tentang apa yang disukai penulis. Penulis tidak pernah menyia-nyiakan tulisan tersebut untuk dibagikan di media sosial facebook. Selanjutnya like dan comment dapat dijadikan alat ukur seberapa menarik informasi tersebut dikhalayak umum setidaknya bagi teman-teman facebook kita sendiri. Komentar akan memperkuat dan memberi masukan tentang informasi yang kita bagikan.

Belajar untuk memulai
Saya suka menulis! di media sosial!. Perlu diingat disini tujuan kita bukan hanya sekedar menulis. Menulis yang diharapkan adalah menulis ilmiah. Kepercayaan diri anda untuk menegaskan bahwa anda suka menulis status di media sosial adalah langkah awal untuk menyukai menulis. Cara yang paling penting agar anda mulai membiasakan diri dengan apa yang akan ditulis di media sosial mulai diperlebar dan diperluas. Tidak hanya keseharian yang tidak formil, namun mulai masuk ke hal-hal formil, pekerjaan misalnya. Tapi harus hati-hati pastikan yang ditulis bukan tentang keluhan terhadap sifat atau sikap teman, atasan atau bawahan di tempat anda bekerja. Bukan berarti apa yang ditulis tidak akan bermanfaat, namun tulisan tersebut memiliki resiko yang jauh lebih besar. Mulailah dengan permasalahan- peramasalahan yang oleh anda sendiri sedang dihadapi, tulislah juga solusi atau apa saja yang sudah anda lakukan. Hanya menulis masalah saja sebenarnya sudah cukup baik namun pastikan bukan untuk menjelekan pihak tertentu. Komentar akan membuat tulisan status anda lebih kuat atau bahkan menjatuhkan.Mulailah mengurangi menulis status yang memancing emosi pihak lain apa lagi rekan kerja atau atasan anda. Buatlah status yang membangun agar statusnya akan lebih memperkuat. Status yang terlalu tajam dan memancing bukan berarti tidak boleh ada, namun perhitungkan resikonya.
Pastikan setiap gagasan atau ide atau permasalahan rumit tentang pekerjaan khususnya secara teknis tulis saat itu juga!. Suatu saat anda tidak menyadari bahwa anda sedang memulai menulis sesuatu dan jika dikumpulkan menjadi setengah hingga dua bab sebuah makalah ilmiah.

Memulai untuk menyukai membaca
Tidak suka membaca buku? apa lagi buku yang tebal. Tidak masalah, masih seputar media sosial kita sudah memulai untuk menyukai membaca. Beberapa tokoh-tokoh terkenal bahkan mungkin seorang ahli beberapa diantaranya sudah rajin membagikan status melalui twitter secara bertahap. Jika dikumpulkan 1-5 tahun itu bisa jadi satu buku. Anda tidak menyadari sudah membaca ratusan bahkan ribuan kalimat- kalimat pendek menjadi bagian dari referensi. Sesekali belilah buku sesuai hobi atau minat yang paling anda sukai. Bacalah sedikit demi sedikit. Jangan terlalu terjebak dengan tulisan yang memancing emosi anda, apa lagi ikut membalas dengan komentar yang lebih memancing emosi pihak lain. Lebih baik bacalah status atau tautan yang bermanfaat. Baca tuntas referensi yang ada dan tidak langsung mempercayai apapun tulisannya. Mulai belajar untuk mencari referensi pembanding. Kondisi saat ini sangat mudah pihak tertentu membuat tulisan yang membuat penasaraan pembaca bahkan terprovokasi oleh tulisan tersebut (HOAX).
Membaca menjadi sangat penting agar apa yang anda tulis menjadi jauh lebih berwawasan memiliki referensi pendukung, bukanlah klaim hanya berdasarkan pendapat sendiri.

Baca, simpulkan dan ceritakan kembali
Setelah anda mulai membaca banyak referensi baik online ataupun buku, mulailah belajar untuk membuat kesimpulannya. Hasil yang anda baca ditulis ulang dalam sebuah status di media sosial pastilah akan menjadi status yang menarik. Tunggulah beberapa saat like dan komentar akan menjadi indikator seberapa menarik tulisan anda. Bahasa yang memancing tidak disalahkan tapi pastikan jika ada yang memiliki cara pandang berbeda dan memberikan koreksi, balaslah dengan sudut pandang anda. Komentar positif dan negatif yang masuk akan menjadi kekuatan atas kesimpulan yang sudah anda tulis dalam bentuk status di media sosial yang anda miliki.

Beberapa langkah di atas mungkin bukanlah cara-cara terbaik yang dapat dilakukan agar seseorang dapat dengan mudah belajar menyukai menulis. Ada kemungkinan tantangan yang bisa jadi menghambat proses belajar tersebut, seperti anda merasa topik yang harus anda tulis adalah sesuatu yang memang kurang begitu anda minati. Kehawatiran tanggapan teman-teman di media sosial dengan apa yang anda tulispun bisa jadi berpengaruh terhadap usaha anda dalam memanfaatkan media sosial sebagai media belajar agar anda menyukai menulis. Tidak menutup kemungkinan ada cara lain yang lebih cepat dan efektif agar kita berusaha belajar menjadi menyukai menulis.

Upaya untuk membiasakan diri menulis menggunakan kaidah akademik sepertinya masih panjang, kita lanjutkan di lain kesempatan..

bersambung…