Membiasakan menulis berdasarkan kaidah akademis (bagian 12) : Menulis untuk orang lain

Tulisan berikut ini sebenarnya sedikit melompat keluar. Masih seputar menulis untuk pemula, hanya saja untuk yang ini lebih menceritakan pengalaman penulis yang pernah mendapatkan kerjaan sampingan membantu membuat karya tulis yang sama sekali diluar bidang keahlian penulis.

Pekerjaan menulis akan lebih semangat jika apa yang ditulis adalah sesuai dengan bidang minat. Ketika harus menulis bidang lain pastinya tantangan yang dihadapi akan lebih banyak. Menulis tentang teknologi informasi mungkin sudah biasa, bagaimana kalo harus membantu menulis tentang kepolisian, hankam, dan dunia hukum dan kriminal?.

Waktu itu penulis sempat mengalami kesulitan finansial. Kebetulan pekerjaan kantor yang tidak pernah memberikan waktu senggang, membuat penulis tidak berani mengambil proyek pengembangan program aplikasi yang kebanyakan di luar kota. Tidak diduga ada teman kantor yang mencari seorang asisten penulis untuk seorang pejabat pemerintah.

Pada awalnya penulis merasa pesimis dan terkadang takut tidak bisa memberikan hasil yang memuaskan. Namun sepertinya keterdesakan kebutuhan membuat penulis memberanikan diri mengambil kesempatan itu.

Ya targetnya setiap minggu setidaknya harus ada dua tulisan yang dibuat. Awalnya penulis mengira pejabat tersebut membutuhkan asisten karena dia tidak memiliki kemampuan. Ternyata dugaan penulis salah. Pejabat yang ini sangat-sangat pintar dan cerdas, wawasannya dibidang yang ia tempati sangat luas.

Saya langsung bekerja sejak pertama bertemu. Dia memberikan gagasan-gagasannya yang harus ditulis. Termasuk beberapa buku referensi dan tautan URL yang perlu dimasukan.

Semangat pertama

Pertama kali yang saya lakukan adalah menangkap gagasan beliau dan dimasukan ke dalam kerangka tulisan. Beliau responnya positif dengan konsep kerja yang saya tawarkan. Terbatasnya waktu yang saya miliki memaksa jam 9-11 malam saya gunakan untuk kembali bekerja.

Kebiasaan pergi kerja dengan sepeda motor berubah. Kenyamaan berkendara dengan bantuan supir membuat saya memiliki waktu luang selama perjalanan. Ya setiap pergi dan pulang saya memaksa mengeluarkan investasi transportasi dengan menggunakan travel. Waktu luang diperjalanan sangat berharga dapat digunakan untuk kerja atau tidur.  Itulah waktu yang saya gunakan untuk menulis.

Pelajaran berharga dari pekerjaan menulis dengan topik yang jauh dari bidang kerja itu mahal sekali. Dimulai dengan kasus SARA, korupsi, kebakaran hutan, penyimpangan agama, menjadi topik-topik yang harus saya kejar agar harapan tulisan yang baik dan ilmiah dapat terpenuhi.

Posisi saya sebagai asisten terkadang saya pertanyakan. Selama menulis, hasil tulisannya banyak dikoreksi. Seperti membuat laporan skripsi sementara yang punyanya memeriksa dan mengkoreksi banyak  seperti pembimbing.  Keseriusannya untuk membuat karya tulis yang bagus terlihat dari banyaknya masukan yang beliau berikan untuk saya.

Bekerja dan belajar

Catatan masukan yang penting dari beliau adalah dimulai dari bab pendahuluan. Antara latar belakang, permasalahan dan maksud tujuan selalu saja saya dinilai kurang tajam. Kemudian beliau memberikan koreksi dan hasilnya memang saya sadari koreksinya membuat tulisan yang saya susun jauh lebih baik. Batasan masalah menjadi senjata terakhir ketika terdapat beberapa hal yang ditulis di permasalahan dan tujuan memiliki kemungkinan meluas.

Disitulah mulai saya sadari ketika kita membuat karya tulis seorang pembimbing layak dianggap sebagai penulis utama. Tentunya pembimbing yang betul-betul membaca dan mengkoreksi baik penulisan, kaedah, dan isinya. Tidak hanya tata penulisannya saja yang diperhatikan.

Pengalaman tersebut sebenarnya membuat saya malu. Satu sisi saya bersukur mendapatkan penghasilan tambahan. Sisi lain saya malu selama kerja lebih banyak dibimbing dan mendapatkan ilmu yang mahal dari beliau.

Alhamdulillah cicilan mobilnya bisa lunas dan ilmu menulisnya bertambah…

Bersambung