Profil Keagamaan Desa Cibunar

Desa Cibunar merupakan desa yang sangat religius dengan Islam sebagai agama atau kepercayaan yang dianut oleh seluruh masyarakat di desa. Desa Cibunar terbagi menjadi tiga dusun yang masing-masing dusun memiliki ulama masing-masing yang biasa disebut dengan anjengan. Di Dusun I terdapat ajengan Ayep dan anjengan H. Mustafa. Biasanya anjengan-anjengan inilah yang mengisi setiap pengajian ataupun acara keagamaan di desa.

Islam di desa ini hampir semua menganut pemahaman ahli sunnah wal jamaah, ini dipengaruhi karena sebagian besar anjengan di desa ini merupakan alumni dari Cibuyut, Desa Lewo, yang menganut pemahaman ahlu sunnah wal jamaah – yang lebih biasa dikenal dengan Nahdatul Ulama. Namun, ada beberapa masyarakat desa cibunar yang menganut pemahaman islam Muhamadiyah dan Persis.

Konon dulu, menurut Anjengan Ayep yang kini dipercaya sebagai ketua MUI, terdapat pemahaman syi’ah yang sekarang sudah tidak berkembang karena masyarakatnya yang sudah meninggal tanpa ada penerus aliran ini.

MUI merupakan salah satu organisasi Desa Cibunar bidang keagamaan, namun menurut anjengan ayep, program – program MUI ini kurang berjalan secara optimal sehingga untuk perencanaan program MUI kedepan para ulama mencoba membuat program Baitul Maal untuk mengelola program zakat khususnya zakat pertanian karena sebagian besar masyarakat desa cibunar berprofesi sebagai petani. Ini coba diterapkan didusun satu dengan membentuk panitia baitul maal.

Anjengan Ayep merupakan salah satu ulama kepercayaan masyarakat Desa Cibunar, ini diperkuat dengan kasus yang pernah terjadi didesa ini, yang ketika itu terjadi pro dan kontra terkait KB dalam pandangan Islam. Hal ini membuat Ibu Elis (kader dusun 1, Desa Cibunar) untuk berkonsultasi langsung hal ini, konon katanya masih ada satu kampung yang belum sepakat dengan KB, padahal ini merupakan salah satu program desa siaga cibunar, dengan alasan “punya anak tidak boleh dibatasi/ditentukan” desa tersebut masih enggan dengan program KB, akhirnya anjengan ayep memberikan sedikit pengarahan terkait niat memiliki momongan yang membuat sebagian masyarakat memaklumi KB dikampung tersebut.

Terkait dengan pengajian, tentunya desa Cibunar yang seluruhnya muslim dengan nuansa keagamaan yang sangat kental terdapat pengajian rutin dimasing-masing dusun, dengan kitab – kitab yang dibahas seperti khifayatul Alam, Sanusiyah, Jauhar tauhid, Fathul Majid yang semuanya membahas tentang akidah disamping kitab-kitab lainnya, pengajian rutin ini melibatkan seluruh kalangan masyarakat cibunar dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh masing-masing DKM tiap dusun. Misalnya pengajian khusus ibu-ibu, remaja, bapak-bapak maupun ibu-ibu dan bapak-bapak.

Ada yang menarik didesa cibunar terkait kebiasaan ataupun kebudayaan keagamaannya, mereka identik dengan ritual do’a yang ditetapkan oleh ulama didesa ini, misalnya doa penjaga sihir teluh werejit atau doa menolak sihir dll.