Journey 07: 24 Hours Dietary Recall

Praktik untuk melakukan 24 hours dietary recall merupakan salah satu kegiatan yang kami jadwalkan untuk dapat dilaksanakan secara daring malam hari pada tanggal 19 Agustus 2022. Kegiatan ini sendiri dilakukan untuk menggantikan kegiatan Observasi Klinik Gizi di Klinik Santi Bandung yang direncanakan sebelumnya. Namun, karena adanya kendala dalam perjalanan yang dialami oleh Bu Nayla, pembimbing kami, akhirnya kegiatan ini pun akhirnya diundur dan baru dilaksanakan keesokan harinya, 20 Agustus 2022.

Dalam pelaksanaannya, kami akan melakukan anamnesis 24 hours dietary recall dalam bentuk role play secara berpasang-pasangan. Melalui pengundian pasangan, akhirnya saya pun berkesempatan untuk bisa melakukan role play ini dengan Amara. Sedikit funfact, hasil undian ini keluar saat saya sedang bersama Amara untuk mempelajari materi terkait 24 hours dietary recall bersama pada tanggal 19 Agustus 2022. Akhirnya, kegiatan kami pun bergeser dan lebih terarah pada persiapan role play setelah mengetahui bahwa kami berada di satu tim yang sama. Adapun bentuk persiapan yang kami lakukan meliputi pembagian peran yang akan dimainkan dan penentuan asupan nnutrisi yang akan digunakan. Setelah berdiskusi, akhirnya kami pun memutuskan bahwa dalam role play kali ini, saya akan memainkan peran sebagai dokter dan Amara sebagai pasiennya. Untuk itu, kami juga memutuskan untuk menggunakan asupan nutrisi Amara yang akan di-recall.

Gambar 1.0 Potret saya dan Amara saat sedang mempersiapkan diri bersama, 19 Agustus 2022.

Pada praktiknya, kami menjadi pasangan yang mendapatkan urutan pertama untuk tampil.  Dalam penampilannya, saya yang memainkan peran dokter akan melakukan anamnesis untuk mengetahui kebiasaan/pola makan Amara dan menilai apakah kebutuhan nutrisi yang didapatkannya cukup terpenuhi dengan pola makan tersebut. Metode yang digunakan adalah dengan bertanya mengenai beberapa hal terkait dengan data diri Amara, termasuk berat dan tinggi badannya untuk mengetahui kebutuhan kalori harian, dan BMI-nya. Selanjutnya bertanya juga terkait dengan makanan dan minuman apa saja beserta dengan ukuran yang dikonsumsinya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah asupan nutrisi yang diterima memenuhi kebutuhannya.

Gambar 2.0 Rumus BMI dan TEE yang bisa digunakan untuk menentukan kondisi pasien dan kebutuhan nutrisi hariannya.

Gambar 3.0 Daftar Bahan Makanan Penukar, bisa dijadikan panduan untuk menentukan besar kalori makanan dan minuman yang dikonsumsi pasien.

Satu hal yang saya senangi dari kegiatan ini adalah bahwa masing-masing dari kami berhasil menampilkan peragaan dietary recall ini dengan baik. Selain itu, saya rasa setiap penampilan kami bisa saling melengkapi kekurang dari penampilan lainnya. Hal ini membuat kami tetap bisa belajar mengenai 24 hours dietary recall ini dengan lengkap dan menyeluruh walaupun masing-masing penampilan yang kami bawakan ini belumlah sempurna. Diskusi yang Bu Nayla inisiasi di setiap jeda dari penampilan dan akhir kegiatan pun semakin membuka wawasan terkait kegiatan dietary recall ini sembari mengasah kemampuan kami dalam berpikir kritis.

Gambar 4.0 Dokumentasi kegiatan

Secara keseluruhan kegiatan dan diskusi yang kami jalani hari ini menurut saya berjalan dengan lancar dan menyenangkan. banyak sekali pengetahuan dan wawasan baru yang bisa saya dapatkan melalui diskusi dan penampilan teman-teman. Salah satunya yang saya tertanam di benak saya adalah bahwa pola makan seseorang yang diketahui melalui kegiatan dietary recall ini bisa dinilai apakah hal ini cukup menggambarkan kebiasaan makannya atau tidak melalui pertanyaan “sudah berapa lama pola makan ini diterapkan?” yang biasanya ditanyakan juga oleh dokter terkait saat melakukan kegiatan ini.

Berikut adalah tautan catatan persiapan saya dan Amara Catatan Geubrina-Amara

Demikian catatan saya kali ini, terima kasih.