Page 1
Standard

Innovative Idea: Gene Editing for Triple-Negative Breast Cancer 🔆

Satu luaran terakhir yang perlu kami buat adalah sebuah gagasan terkait dengan permasalahan kanker payudara yang dibuat dalam bentuk proposal penelitian terkait. Sebenarnya luaran ini juga termasuk salah satu luaran yang diinformasikan sejak awal. Namun, kami baru benar-benar fokus mendiskusikannya setelah pelaksanaan PKM selesai.

Setelah melalui masa-masa diskusi dan jalan buntu, dengan bimbingan dan arahan dari Bu Nayla, akhirnya kami memutuskan untuk menangkat permasalahan terkait Triple-Negative Breast Cancer (TNBC). Berdasarkan berbagai literatur yang telusuri, kami menemukan bahwa permasalahan dari jenis sel kanker ini adalah karena adanya mutasi pada gen TACSTD 2 yang menyebabkan sebuah protein pada permukaan selnya, Trop-2 protein, berekspresi secara berlebihan. Oleh karena itu, kami menggagas sebuah ide untuk menyunting gen yang bermutasi tersebut dengan CRISPRs-Cas9. Sehubungan dengan gagasan tersebut, berikut adalah proposal penelitian yang kami buat dengan tujuan untuk mencari tahu apakah terapi penyuntingan ini akan efektif menangani kasus TNBC selain menggunakan antibody drugs conjugate: Proposal Penelitian Elektif Breast Cancer.

Sekian cacatan saya kali ini, terima kasih.

Standard

Journey 12: PKM – Penyuluhan Kanker Payudara kepada Siswi SMA Al-Jawami

Kegiatan PKM di SMA Al-Jawami ini sebenarnya merupakan salah satu kegiatan yang sudah dibicarakan sejak awal. Hampir di setiap akhir rangkaian kegiatan ataupun pertemuan, Dokter Nayla selalu mem-follow up terkait hal ini. Terlebih lagi, kegiatan ini akan dilaksanakan dalam format yang sedikit berbeda dengan kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Pada kegiatan ini kami tidak hanya akan melaksanakannya bersama kelompok kami sendiri, tetapi juga bersama dengan kelompok elektif Dokter Siska. Oleh karena itu, Bu Nayla secara rutin mengingatkan kami untuk segera melakukan persiapannya karena dalam kegiatan ini kami perlu berkoordinasi dan melakukan persiapannya dengan kelompok elektif Dokter Siska juga.

Berbagai perubahan yang terjadi terkait jadwal elektif kami dan ketidakpastian jadwal membuat persiapan kami pun sempat terhambat di awal-awal. Terlebih lagi, kami juga masih fokus untuk mengerjakan beberapa tugas kami lainnya, baik yang di dalam, maupun di luar kegiatan elektif ini. Hal ini menyebabkan persiapan yang kami lakukan baru terasa pergerakkannya seminggu sebelum hari perlaksanaan.

Tantangan kembali hadir saat kami mengetahui bahwa terjadi sedikit kesalahpahaman terkait metode pelaksanaan yang kami dan para pembimbing kami bayangkan. Akibatnya, 60% persiapan acara kami lakukan sehari sebelum hari pelaksanaan, tanggal 29 Agustus 2022, setelah mendapatkan arahan lebih lanjut dari pembimbing kami, Dokter Siska dan Bu Nayla, pada kegiatan briefing bersama.

Gambar 1.0 Potret persiapan penyuluhan H-1 acara, 29 Agustus 2022, yang diambil oleh Hasna.

Hari Pelaksanaan PKM – Penyuluhan Kanker Payudara kepada Siswi SMA Al-Jawami

Mempertimbangkan saran dari Dokter Siska pada saat briefing, akhirnya saya dan beberapa teman lainnya (Amara, Enje, Hasna, dan Ayu) memutuskan untuk datang cukup pagi dan tiba di lokasi PKM, SMA Al-Jawami, pada pukul 06.00 WIB. Hal ini kami lakukan untuk bisa mempersiapkan lokasi tempat PKM diselenggarakan, seperti mengatur tata letak dan posisi ruangan kelas yang digunakan. Namun, sesampainya kami di sana, suasana sekolah pun masih sangat sepi. Selain itu, kami juga belum bisa menemukan penjaga sekolah untuk meminta tolong dibukakan pintu kelas tersebut, sehingga kami bisa segera melakukan pengaturan tersebut.

Gambar 2.0 Potret tim yang datang terlalu pagi

Merasa cukup kebingungan karena datang terlalu pagi dengan tidak bisa melakukan persiapan apapun, akhirnya kami pun sepakat untuk menunggu pembimbing dan teman-teman yang lain terlebih dahulu. Satu per satu rombongan teman-teman kami pun datang hingga akhirnya kami pun terkumpul lengkap. Selanjutnya kami pun melakukan briefing dan doa bersama setelah Bu Nayla datang beberapa saat kemudian.

Gambar 3.0 Briefing

Bel sekolah masuk pun berbunyi, seluruh siswa dan siswi di SMA Al-Jawami berkumpul di lapangan untuk melakukan kegiatan keagamaan atau doa pagi bersama. Untuk itu, hanya beberapa dari kami saja yang mempersiapkan ruangan (Geubrina, Amara, Enje, Zahra, Ayu, Kemal, dan Rio), sedangkan yang lainnya mengikuti kegiatan doa pagi bersama.

Gambar 4.0 Pengaturan Ruangan

Setelah kegiatan doa pagi selesai, peserta penyuluhan dari siswi SMA Al-Jawami  satu per satu melakukan registrasi dan memasuki ruangan. Kegiatan penyuluhan pun dimulai dengan pembukaan dan sambutan. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi mengenai kanker payudara dan metode SADARI (Periksa Payudara Sendiri) serta sesi fasil yang menjadi acara inti dari kegiatan ini. Terdapat dua tes pengetahuan peserta, pre-test dan post-test, yang dilaksanakan dengan tujuan mengukur performa kami dalam melaksanakan kegiatan ini. Setelah selesai, kegiatan pun ditutup dengan sesi dokumentasi dan penutupan.

         

Gambar 5.0 Dokumentasi kegiatan

Dalam kegiatan ini, saya bertugas untuk mendokumentasikan kegiatan bersama Fatiya dan menjadi salah satu kakak fasil untuk kelompok delapan bersama Tami. Dalam sesi fasil, kami berdiskusi mengenai kanker payudara dan metode SADARI dengan me-review materi yang sudah disampaikan sebelumnya, menampung tanggapan-tanggapan, dan membuka sesi tanya-jawab mengenai permaalahan kanker payudara. Dalam sesi diskusi ini, terdapat satu siswi yang bercerita bahwa saudaranya juga yang pernah mengidap kanker payudara dan menjalani pembedahan karenanya. Hal ini menunjukkan bahwa gangguan ini sebenarnya sangat dekat dengan kita dan bisa saja hadir di tengah kita kapan pun itu. Oleh karena itu, usaha pencegahan dan deteksi dini seperti SADARI sangatlah penting untuk dilakukan.

Beberapa hasil kerja kami bisa diakses melalui tautan berikut:

  1. ROP Acara
  2. PPT Materi
  3. PPT Games
  4. PPT Acara
  5. TOR
  6. Daftar Peserta dan Pembagian Fasil
  7. Dokumentasi 
  8. Laporan Acara

Demikian catatan saya kali ini, terima kasih.

Standard

Journey 11: Seminar Pakar – Breast Cancer: Current Model for Research

Tidak terasa, setelah hampir satu bulan mengikuti wahana elektif ini, sampai juga kami pada kegiatan seminar pakar ketiga dan terakhir. Seminar pakar kali ini dibawakan oleh pembimbing kami, Bu Nayla Majeeda, PhD. dengan mengusung tema Breast Cancer: Current Model for Research. Seminar pakar yang dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2022 ini membahas beberapa materi terkait breast cancer sebagai pembukaan dan dilanjutkan dengan dengan pembahasan mengenai metode penelitian sebagai fokus utamanya.

Gambar 1.0 Dokumentasi kegiatan yang didapatkan dari record video.

Bu Nayla membuka pembahasan mengenai kanker payudara dengan fakta bahwa kanker payudara menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia dengan 70% di antaranya berasal dari negara berkembang. Kemudian, pembahasan pun terfokus pada pembahasan mengenai tumor environment atau lingkungan yang berada di sekitar jaringan kanker. Tumor environment ini memiliki beberapa kriteria khusus yang bisa menguntungkan jaringan kanker karena memiliki peranan dalam malignansi, metastasis, dan resistensi sel kanker. Adapun kriteria/ciri-ciri yang dimaksud, meliputi:

  1. Hipoksia –> mendorong ekspansi tumor dan angiogenesis.
  2. Warbug effect (lingkungan bersifat asam) –> memicu migrasi tumor.
  3. Aliran interstitial fluid lebih tinggi –> memicu invasi tumor.
  4. Invasi jaringan adiposa –> membuat tumor mengalami resistensi.

Beralih pada pembahasan mengenai metode penelitian, dibahas mengenai beberapa jenis metode penelitian yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian kanker payudara, meliputi:

  1. In Vitro –> menggunakan kultur cell line.
    1. Kultur 2D
      • Kelebihan: lebih mudah, murah, dan reproducible.
      • Kekurangan: oversimplified dan homogen.
    2. Kultur 3D
      • Kelebihan: adanya interaksi sel dan ECM, memungkinkan pemodelan bermetastasis.
      • Kekurangan: lebih sulit, mahal, dan masih belum bisa menggambarkan karakteristik tumor environment.
    3. Tumor on Chip –> penggunaan unit fungsional organ manusia atau jaringan di dalam microfluidic chip. Walaupun lebih mahal, metode ini memiliki beberapa kelebihan, meliputi:
      • Mampu menampilkan fenomena gradien biokimia.
      • Mampu menampilkan dinamika fluida pada tumor microenvironment.
      • Mampu meniru sifat-sifat biokimia dan metabolisme pada tumor microenvironment.
      • Mampu meniru fenomena vasculature.
      • Mampu menampilkan interaksi sel tumor dan sel stroma.
  2. In Vivo –> menggunakan hewan uji (biasanya mencit) untuk keperluan penelitiannya.
    • Kelebihan: menjadi salah satu solusi keterbatasan penelitian in vitro.
    • Kekurangan: lebih mahal, lama, masih perlu tahapan validasi pada manusia, dan kurang reproducible.
    • Klasifikasi model:
      • Transplantasi –> Allograft, CDX, PDX
      • Spontaneous tumorigenesis –> GEMMs, Carcinogen-induced murine tumorigenesis models
  3. Ex Vivo –> dilakukan untuk mengidentifikasi marker terapeutik dan/atau diagnostik, seringkali disebut explant models. Biasanya menggunakan tumor dari hasil operasi tanpa proses destruksi.
    • Kelebihan: relevan, kapasitas proliferasi dan interaksi heterogen tumor terjaga, arsitektur alami jaringan terjaga, dan baik untuk studi farmakodinamik.
    • Kekurangan: hanya untuk tumor yang dapat dibedah, bergantung pada integritas tumor, disintegrasi arsitektur jaringan yang cepat, tidak menggambarkan invasi dan metastasis, dan tidak dapat digunakan untuk studi resistensi.

Gambar 2.0 Beberapa model penelitian.

Walaupun materi yang dijelaskan cukup rumit untuk dimengerti, tetapi cara Bu Nayla yang selalu sabar menjelaskan dengan perlahan dan lugas juga kegiatan diskusi berjalan selama kegiatan bisa benar-benar membantu saya untuk mengerti berbagai materi ini. Sekian catatan saya kali ini, terima kasih.

Standard

Journey 10: Online Discussion – Breast Cancer

Menindaklanjuti salah satu kegiatan yang masuk kedalam rencana yang kami susun saat terjadi perubahan jadwal minggu lalu, akhirnya kami pun melaksanakan diskusi secara daring untuk melakukan presentasi dan berdiskusi terkait dengan kanker payudara. Kegiatan ini dilakukan dalam dua pertemuan pada tanggal 27 dan 28 Agustus 2022 melalui Zoom Meeting. Sama seperti saat melakukan presentasi terkait dengan alat-alat laboratorium, pada kegiatan presentasi kali ini juga kami lakukan dengan mempresentasikan materi yang berada di slides yang kami buat.

Gambar 1.0 Dokumentasi kegiatan.

Dalam presentasi kali ini, terdapat empat topik utama, meliputi:

  1. Hallmark of cancer
  2. Biology of breast cancer
  3. Therapy of breast cancer
  4. Breast Cancer Detection

Pada pembahasan mengenai hallmark of cancer dibahas mengenai delapan ciri-ciri sel kanker beserta dengan proses juga alasan kedelapan ciri-ciri tersebut terbentuk dan dua faktor pemicu perkembangan sel kanker. Adapun kesepuluh poin tersebut, meliputi:

  1. Self-sufficiency in growth signals –> mampu memproduksi faktor pertumbuhan dan memiliki reseptor faktor pertumbuhan sendiri.
  2. Insensitivity to growth-inhibitory signals –> tidak mengenal dan tidak merespon sinyal penghambatan pertumbuhan.
  3. Evasion of apoptosis –>  tidak peka atau gagal merespon sinyal apoptosis.
  4. Limitless replicative potential (immortality) –> tidak mengalami aging dan memungkinkan untuk tetap membelah diri.
  5. Altered cellular metabolism –> metabolisme selnya abnormal, cenderung membutuhkan energi dan nutrisi yang lebih tinggi.
  6. Sustained angiogenesis –> dapat menginduksi pembentukan pembuluh darah baru disekitar jaringannya.
  7. Invasion and metastasis –> bisa berpindah dari lokasi primernya.
  8. Evasion of immune surveillance –> bisa menghindari sistem kekebalan tubuh.
  9. Genomic instability –> ketidakstabilan genetik dapat menjadi faktor pemicu berkembangnya sel kanker.
  10. Tumor-promoting inflammation –> inflamasi lokal yang kronik juga dapat menjadi faktor pemicu berkembangnya sel kanker.

 

Gambar 2.0 Hallmarks of cancer.

Beralih ke pembahasan mengenai biology of breast cancer dibahas mengenai pengetahuan dasar terkait struktur atau anatomi payudara, perbandingan penampilan payudara yang normal dan yang mengalami kanker, bagaimana kanker payudara bisa berkembang atau patofisiologi kanker payudara, dan tipe-tipe kanker payudara. Di antara topik-topik penjelasan tersebut, tipe kanker payudara dan patofisiologi payudara merupakan topik yang lebih banyak dan fokus dibahas.

Terdapat beberapa fokus diskusi terkait patofisiologi kanker payudara yang paling menarik perhatian saya. Salah satunya adalah pembahasan tentang alasan wanita yang baru melahirkan pertama kali di usia > 30 tahun lebih berisiko mengembangkan kanker payudara adalah karena lebih banyak terekspos hormon estrogen. Selain itu, pembahasan mengenai fakta bahwa seseorang bisa mengembangkan kanker dengan jenis yang berbeda dengan yang diderita oleh anggota keluarga lainnya juga membuat saya tertarik. Untungnya, topik ini tuntas terbahas dengan penjelasan dari Bu Nayla yang menyampaikan bahwa yang diwariskan adalah ketidakstabilan genetiknya (kerawanan untuk bermutasi) bukan jenis mutasi ataupun letak gennya.

Gambar 3.0 Patofisiologi kanker payudara.

Pembahasan terkait tipe-tipe kanker payudara sendiri lebih fokus terhadap invasifitas dan reseptor yang dimiliki selnya. Adapun pembagiannya adalah sebagai berikut:

  1. Berdasarkan invasifitas
    1. Non-invasif –> tidak menyebar (ductal/lobular carcinoma in situ)
    2. Invasif –> menyebar (invasive ductal/lobular carcinoma, inflammatory BC, triple-negative BC, angiosarcoma of the breast, dan paget disease of the breast)
  2. Berdasarkan reseptor yang dimiliki

Gambar 4.0 Subtibe kanker berdasarkan reseptornya.

Beralih pada pembahasan mengenai terapi untuk kanker

payudara, dibahas berbagai jenis terapi yang bisa dipilih  untuk menangani kanker sesuai dengan keadaan pasiennya. Berdasarkan metodenya, terapi untuk kanker dibagi menjadi dua, yaitu melalui pembedahan dan terapi lainnya yang bisa bersifat adjuvant (dilakukan setelah pembedahan) atau neo-adjuvant (dilakukan setelah pembedahan). Sedangkan berdasarkan area kerja terapinya dibedakan menjadi terapi lokal (pembedahan dan radiasi) dan sistemik (kemoterapi, terapi hormon, imunoterapi, dan terapi dengan target tertentu).

Tersisa satu topik yang belum sempat dibahas bersama, yaitu terkait dengan pendeteksian kanker payudara. Walaupun begitu, berdasarkan dengan apa yang saya baca dari hasil kerja teman sekelompok saya, dapat disimpulkan bahwa terdapat enam cara mendeteksi kehadiran kanker payudara, yaitu:

  1. Breast self-exam –> pendeteksian yang dapat dilakukan oleh pasien secara mandiri (SADARI).
  2. Breast clinical exam –> pendeteksian oleh petugas kesehatan yang berkompeten dengan pengobservasian payudara pasien. Dalam hal ini, petugas kesehatan akan mencari adakah perbedaan ukuran/bentuk antara payudara pasien dan benjolan/ kelainan di seluruh area payudara, ketiak, dan tulang selangka.
  3. Mammogram –> pendeteksian dengan melalui gambar diagnostik menggunakan radiasi sinar-X
  4. Ultrasound –> pendeteksian untuk mengidentifikasi benjolan yang ada berupa massa padat atau kista yang berisi cairan menggunakan USG.
  5. Biopsy –> pendeteksian dengan mengambil sedikit jaringan yang diduga kanker untuk memeriksanya di laboratorium. Mellalui metode ini, dapat diketahui jenis sel yang terlibat, sifat sel kanker, agresivitas, dan reseptor hormon yang dimilikinya.
  6. MRI –> pendeteksian dengan pembuatan gambar bagian dalam payudara melalui gelombang radio menggunakan magnet dan gelombang radio.

Banyak sekali pengetahuan dan fakta-fakta terbaru mengenai kanker payudara yang saya dapatkan melalui kegiatan ini, saya harap saya dan teman-teman yang lainbisa memberikan kontribusi kami terhadap penyelesaian masalah kanker payudara ini kelak.

Berikut ini adalah tautan slides presentasi yang kami buat Slides Presentasi Breast Cancer.

Sekian catatan saya kali ini, terima kasih.

Standard

Journey 09: Pipetting Simulation🧪

Setelah melalui rangkaian kegiatan elektif secara daring selama satu minggu lebih karena kasus COVID-19 kemarin, akhirnya kegiatan elektif kami pun dilaksanakan secara luring kembali. Tepat pada tanggal 25 Agustus 2022, kegiatan dengan judul “Simulasi Pipetting : Protokol Pembuatan Desain Panel Antibodi atas Immune Cell Interest dan Protein of Interest yang akan Diukur Berbasis Antibodi” pun dilaksanakan secara luring di Laboratorium Biomedik Dasar, Gedung C2, lantai 2, Kampus FK Jatinangor.

Kegiatan yang berlangsung selama 2 jam sejak pukul 09.00 WIB ini terdiri dari diskusi terkait prinsip kerja alat flow cytometry secara interaktif yang dipimpin langsung oleh Dokter Ghozali (Dr. Mohammad Ghozali, dr., MSc.). Pada kegiatan ini Dokter Ghozali menuntun kami untuk bisa menganalogikan prinsip kerja alat dan bagaimana cara sel di dalam tubuh kita bekerja dengan bagaimana kita beraktivitas di kehidupan sehari-hari. metode ini cukup membantu saya untuk menjadi lebih paham dengan materi-materi terkait, bahkan termasuk dengan hal-hal yang melatarbelakanginya. Kegiatan ini bertambah seru saat Dokter Ghozali juga meminta kami untuk bersama-sama melakukan simulasi prinsip kerja alat flow cytometry tersebut dengan cara memilih salah satu dari kami, Fatiya, untuk menyortir dan memisahkan masing-masing diantara kami (berperan sebagai sel) berdasarkan kriteria tertentu.

Gambar 1.0 Potret Dokter Ghozali sednag memimpin diskusi.

Setelah diskusi bersama Dokter Ghozali kegiatan pun dilanjutkan dengan simulasi penggunaan micropipette yang diarahkkan oleh Ibu Helmi, salah satu staff di laboratorium biomedik dasar FK Unpad. Kegiatan ini diawali dengan penjelasan mengenai mikropipette, penggunaan, dan bagaimana cara penggunaannya oleh Ibu Helmi, dilanjutkan dengan masing-masing dari kami bebas untuk mencoba menggunakan micropipette tersebut.

Gambar 2.0 Potret Ibu Helmi sedang menjelaskan tentang micropipette.

Micropipette sendiri merupakan alat yang digunakan untuk mengambil dan memindahkan cairan dalam jumlah kecil dengan kuantitas yang akurat. Terdapat dua jenis micropipette berdasarkan jenis cairan yang dapat diambilnya, meliputi:

  1. Micropipette biasa: digunakan untuk mengambil cairan yang tidak bersifat korosif, cairan radioaktif, atau cairan yang mudah menguap.
  2. Micropipette khusus: memiliki sariangan atau pelapis khusus untuk mengambil cairan yang bersifat korosif, cairan radioaktif, atau cairan yang mudah menguap.

Gambar 3.0 Pipetting kit.

Sedangkan, berdasarkan kapasitas cairan yang dapat diambil, meliputi:

  1. 2-20 μl
  2. 20-200 μl
  3. 100-1000 μl

Gambar 4.0 Jenis micropipette berdasarkan kapasitas dan tip yang sesuainya.

Jenis-jenis micropipette ini membuat kita perlu menyesuaikan pemakaiannya tergantung dengan kebutuhan kita. Hal kecil lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa semakin kecil kapasitas sebuah micropipette, dinilai akan memberikan hasil yang lebih akurat. Contohnya untuk memindahkan cairan dengan ukuran 150 μl akan lebih maik menggunakan micropipette ukuran 20-200 μl dibandingkan yang berukuran 100-1000 μl.

Beralih pada cara penggunaannya, pengambilan dan pemindahan cairan dengan micropipette dapat dilakukan dengan beberapa tahao berikut:

  1. Atur volume yang diinginkan.
  2. Pasangkan tip dengan ukuran yang benar (100-1000 μl – warna biru, 20-200 μl -warna kuning, dan 2-20 μl – warna putih).
  3. Masukkan ujung micropipette ke dalam tip, putar dan tekan perlahan.
  4. Pegang micropipette dengan posisi yang benar , lalu tekan lunger button (tombol bundar di ujung atas micropipette) dengan ibu jari hingga tekanan yang pertama.
  5. Masukan ujung tip ke dalam cairan.
  6. Lepas tekanan ibu jari pada lunger button.
  7. Keluarkan cairan ke dalam tabung target dengan cara menekan lunger button hingga tekanan yang kedua.
  8. Lepaskan tip dari micropipette dan buang pada tempat sampah tanpa menyentunya dengan menekan tombol micropipette yang berada di pojok atas badannya.

Gambar 5.0 Dokumentasi saat mengerjakan simulasi.

Kegiatan ini pun selesai setelah saya dan teman-teman yang lain merasa sudah cukup mencobanya secara bergiliran.

Gambar 6.0 Dokumentasi akhir kegiatan.

Walaupun sedikit kecewa karena saya kira pada simulasi ini kami akan praktik untuk menggunakan alat flow cytometry dengan sampel dan alat yang sesungguhnya, saya tetap merasa senang bisa mengikuti kegiatan ini bersama dengan teman-teman yang lain. Selain itu, setelahnya juga saya menyadari bahwa walau terlihat kecil dan terkesan sepele, micropipette ini juga merupakan alat penyerta yang memiliki peran ppenting dalam berbagai penelitian-penelitian besar, terlihat pada saat kunjunga di laboratorium imunologi sekalipun terdapat berbagai prosedur yang memerlukan penggunaan alat ini secara tepat.

Sekian catatan saya kali ini, terima kasih.

Standard

Journey 08: Seminar Pakar – Urgensi Nutrisi Pada Kanker Payudara

Setelah diundur karena satu dan lain hal, akhirnya kegiatan seminar pakar yang kedua pun dilangsungkan pada tanggal 22 Agustus 2022. Berbede dengan seminar sebelumnya yang dilaksanakan secara hybrid, Sekar kali ini dilaksanakan dengan format full online, sehingga untuk pertemuan seminar kali ini kami hanya bertatap maya melalui Zoom Meeting. Urgensi Nutrisi Pada Kanker Payudara menjadi tema pada seminar yang dibawakan oleh Siska Wiramihardja, dr., SpGK., M.Kes. atau yang lebih akrab disapa Dokter Siska ini.

Gambar 1.0 Tangkapan layar saat kegiatan seminar pakar berlangsung.

Seperti yang bisa kita prediksikan dari temanya, seminar kali ini akan lebih berfokus membahas nutrisi, kanker payudara, dan hubungan keduanya. Dibuka dengan penjelasan mengenai epidemiologi kanker payudara di Indonesia, Dokter Siska menyampaikan bahwa kanker payudara sendiri merupakan salah satu jenis kanker yang paling sering diderita dan insidensinya sangat tinggi di Indonesia. Tingginya insidensi ini mengindikasikan bahwa kanker payudara ini merupakan salah satu maslah kesehatan serius.

Di sisi lain, asupan nutrisi sebagai salah satu hal yang sangat dekat dengan kita tetapi jarang terlalu disoroti ini juga ternyata merupakan salah satu faktor yang memiliki peran penting pada perkembangan kanker payudara dalam tubuh seseorang. Terdapat beberapa pathway yang bisa menuntun seseorang pada kanker payudara saat ia tidak menjaga pola asupan makannya dengan baik. Salah satu akibat dari tidak terjaganya pola asupan dengan baik yang manjadi gerbang utama dari berbagai pathway perkembangan kanker payudara adalah obesitas.

Obesitas sendiri merupakan penumpukan lemak pada tubuh yang terjadi karena adanya positive energy balance (energi output < energi input) dalam waktu yang lama. Berbagai masalah kesehatan lain dapat timbul saat seseorang mengalami obesitas, termasuk kanker payudara. Adapun hubungan antara obesitas dan kanker payudara sendiri dapat terjalin melalui 3 jalur, sebagai berikut:

Gambar 2.0 Ilustrasi berbagai pathway perkembangan sel kanker payudara karena obesitas.

  1. Hormon Estrogen: Sel-sel lemak yang tertumpuk di dalam tubuh dapat memproduksi estrogen, terutama pada wanita yang telah menopause. Hormon estrogen sendiri dapat mendorong pertumbuhan sel-sel di payudara, bahkan mengaktifkan sel kanker di payudara yang memiliki reseptor estrogen.
  2. Insulin dan Growth Factors: Lemak yang berlebih dalam tubuh bisa meningkatkan kadar insulin dan beberapa growth factors yang mendorong pertumbuhan suatu sel. Oleh karena itu, hal ini bisa menyebabkan perkembangan sel kanker payudara.
  3. Inflamasi: Tidak ada regulasi pembatasan untuk penyimpanan lemak di dalam tubuh. Sehingga, apabila energi output < energi input terjadi terus menerus dalam waktu yang lama, maka energi-energi yang terimpan dalam bentuk lemamk tersebut jumlahnya akan terus bertambah. Pertambahan ini akan menyebabkan sel-sel lemak mengalami hipertrofi dan menggangu kehidupan sel-sel disekitarnya, bahkan menyebabkan beberapa sel mengalami nekrosis dan memicu inflamasi. Beberapa faktor akan disekresikan saat terjadi inflamasi, salah satunya adalah sitokin yang bisa mendorong pembelahan sel, termasuk sel kanker.

Berbagai fakta tersebut menunjukkan bahwa promosi kesehatan, terutama untuk menjaga pola asupan nutrisi dengan baik, perlu dilakukan dalam rangka mengentaskan permasalahan kanker payudara ini sebagai langkah preventifnya. Sampai saat ini, intervensi diet sendiri tetap mendapatkan perhatian yang cukup besar untuk menanggulangi permasalahan ini. Walaupun begitu, peningkatan insidensi obesitas yang bahkan angkanya sudah tinggi sekalipun semakin meningkatkan urgensi pengembangan intervensi-intervensi lain yang aman dan efektif.

Banyak sekali insight yang saya dapatkan dari kegiatan seminar ini. Saya semakin sadar bahwa hal kecil yang kita lakukan secara rutin bahkan bisa memberikan dampak yang besar untuk hasil akhir yang akan kita dapatkan kelak. Contohnya, dengan menjaga pola hidup yang sehat, termasuk menjaga asupan nutrisi harian, bisa menghindarkan kita dengan berbagai penyakit serius yang mungkin saja bisa kita derita, begitu juga sebaliknya.

Sekian catatan saya kali ini, terima kasih.

Standard

Journey 07: 24 Hours Dietary Recall

Praktik untuk melakukan 24 hours dietary recall merupakan salah satu kegiatan yang kami jadwalkan untuk dapat dilaksanakan secara daring malam hari pada tanggal 19 Agustus 2022. Kegiatan ini sendiri dilakukan untuk menggantikan kegiatan Observasi Klinik Gizi di Klinik Santi Bandung yang direncanakan sebelumnya. Namun, karena adanya kendala dalam perjalanan yang dialami oleh Bu Nayla, pembimbing kami, akhirnya kegiatan ini pun akhirnya diundur dan baru dilaksanakan keesokan harinya, 20 Agustus 2022.

Dalam pelaksanaannya, kami akan melakukan anamnesis 24 hours dietary recall dalam bentuk role play secara berpasang-pasangan. Melalui pengundian pasangan, akhirnya saya pun berkesempatan untuk bisa melakukan role play ini dengan Amara. Sedikit funfact, hasil undian ini keluar saat saya sedang bersama Amara untuk mempelajari materi terkait 24 hours dietary recall bersama pada tanggal 19 Agustus 2022. Akhirnya, kegiatan kami pun bergeser dan lebih terarah pada persiapan role play setelah mengetahui bahwa kami berada di satu tim yang sama. Adapun bentuk persiapan yang kami lakukan meliputi pembagian peran yang akan dimainkan dan penentuan asupan nnutrisi yang akan digunakan. Setelah berdiskusi, akhirnya kami pun memutuskan bahwa dalam role play kali ini, saya akan memainkan peran sebagai dokter dan Amara sebagai pasiennya. Untuk itu, kami juga memutuskan untuk menggunakan asupan nutrisi Amara yang akan di-recall.

Gambar 1.0 Potret saya dan Amara saat sedang mempersiapkan diri bersama, 19 Agustus 2022.

Pada praktiknya, kami menjadi pasangan yang mendapatkan urutan pertama untuk tampil.  Dalam penampilannya, saya yang memainkan peran dokter akan melakukan anamnesis untuk mengetahui kebiasaan/pola makan Amara dan menilai apakah kebutuhan nutrisi yang didapatkannya cukup terpenuhi dengan pola makan tersebut. Metode yang digunakan adalah dengan bertanya mengenai beberapa hal terkait dengan data diri Amara, termasuk berat dan tinggi badannya untuk mengetahui kebutuhan kalori harian, dan BMI-nya. Selanjutnya bertanya juga terkait dengan makanan dan minuman apa saja beserta dengan ukuran yang dikonsumsinya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah asupan nutrisi yang diterima memenuhi kebutuhannya.

Gambar 2.0 Rumus BMI dan TEE yang bisa digunakan untuk menentukan kondisi pasien dan kebutuhan nutrisi hariannya.

Gambar 3.0 Daftar Bahan Makanan Penukar, bisa dijadikan panduan untuk menentukan besar kalori makanan dan minuman yang dikonsumsi pasien.

Satu hal yang saya senangi dari kegiatan ini adalah bahwa masing-masing dari kami berhasil menampilkan peragaan dietary recall ini dengan baik. Selain itu, saya rasa setiap penampilan kami bisa saling melengkapi kekurang dari penampilan lainnya. Hal ini membuat kami tetap bisa belajar mengenai 24 hours dietary recall ini dengan lengkap dan menyeluruh walaupun masing-masing penampilan yang kami bawakan ini belumlah sempurna. Diskusi yang Bu Nayla inisiasi di setiap jeda dari penampilan dan akhir kegiatan pun semakin membuka wawasan terkait kegiatan dietary recall ini sembari mengasah kemampuan kami dalam berpikir kritis.

Gambar 4.0 Dokumentasi kegiatan

Secara keseluruhan kegiatan dan diskusi yang kami jalani hari ini menurut saya berjalan dengan lancar dan menyenangkan. banyak sekali pengetahuan dan wawasan baru yang bisa saya dapatkan melalui diskusi dan penampilan teman-teman. Salah satunya yang saya tertanam di benak saya adalah bahwa pola makan seseorang yang diketahui melalui kegiatan dietary recall ini bisa dinilai apakah hal ini cukup menggambarkan kebiasaan makannya atau tidak melalui pertanyaan “sudah berapa lama pola makan ini diterapkan?” yang biasanya ditanyakan juga oleh dokter terkait saat melakukan kegiatan ini.

Berikut adalah tautan catatan persiapan saya dan Amara Catatan Geubrina-Amara

Demikian catatan saya kali ini, terima kasih.

Standard

Journey 06: Online Campaign📱

Sesaat setelah pertemuan daring bersama Bu Nayla, pembimbing kami, mengenai daftar kegiatan yang akan kami lakukan selama seminggu ini, kami langsung mengadakan diskusi mandiri secara daring. Diskusi mandiri pada tanggal 16 Agustus 2022 ini kami lakukan untuk bisa mulai melakukan brain-stroming terkait salah satu kegiatan yang perlu kami lakukan, pembuatan online campaign. Hasil dari diskusi ini, kami sepakat untuk membawa topik mengenai Perubahan Normal pada Payudara Ibu Hamil untuk dijadikan unggahan feeds dan Cold Cap untuk unggahan reels. Sedangkan, untuk unggahan story kami memilih untuk membuat template repost kedua postingan tersebut agar bisa menarik lebih banyak orang untuk membacanya.

Gambar 1.0 Tangkapan layar diskusi mandiri

Alasan kami memilih kedua topik tersebut adalah karena ketertarikan dari kami sendiri mengenai topik terkait. Selain itu, melalui unggahan feeds tersebut, kami ingin membagikan informasi bahwa beberapa perubahan pada payudara juga bisa terjadi pada tubuh dalam kondisi tertentu, selain karena kanker, dan hal itu normal terjadi. Kami harap melalui ini, kita bisa lebih membedakan perubahan payudara yang normal dan tidak agar bisa menentukan tidakan apa yang selanjutnya akan kita lakukan setelah mengetahui perubahan-perubahan tersebut. Sedangkan, pemilihan Cold Cap sebagai materi unggahan reels kami didasarkan pada fakta masih banyaknya orang yang belum mengetahui tentang treatment untuk mencegah kehilangan rambut setelah kemoterapi ini.

Berbagai hasil kerja terkait online campaign ini dapat diakses melalui tautan berikut:

Pembagian Tugas, Catatan Materi, dan Hasil desain unggahan.

Sekian catatan saya kali ini, terima kasih.

Standard

Journey 05: Changes and How We Deal with It🌊

Pepatah mengatakan “Manusia hanya berencana, Tuhan yang menentukan” benarlah adanya. Memasuki minggu kedua dalam pelaksanaan wahana elektif ini, sedikit perubahan terjadi pada jadwal dan mekanisme beberapa rangkaian kegiatannya. Hal ini terjadi karena terdapat beberapa mahasiswa yang terkonfirmasi positif COVID-19, termasuk Kemal, teman sekelompok kami.

Kejadian ini akhirnya membuat Dokter Ghozali akhirnya mengundang kelompok kami dan Bu Nayla untuk bertemu dan berdiskusi mengenai Penyakit Infeksi Menular. Pertemuan ini dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting tepat di malam hari setelah seminar pakar pertama dilakukan, yaitu pada tanggal 13 Agustus 2022. Adapun isi dari diskusi ini meliputi pembahasan seputar penyebab, gejala, tahap penyembuhan, dan strategi pencegahan penyakit infeksi menular. Melalui pertemuan ini, Dokter Ghozali mengingatkan kami untuk menjaga kesehatan dan memperhatikan protokol kesehatan untuk kegiatan kami selanjutnya di wahana ini.

Gambar 1.0 Tangkapan layar Diskusi Penyakit Infeksi Menular secara daring

Pertemuan tersebut bukanlah titik perubahan pada kegiatan elektif ini terjadi. Perubahan pada kegiatan elektif kami terjadi setelah pemberitahuan yang diberikan pada tanggal 15 Agustus 2022. Adapun inti dari pemberitahuan tersebut adalah adanya 3 perubahan berikut:

  1. Kegiatan Simulasi Laboratorium Biomedik Dasar dipindahkan ke tanggal 25 Agustus 2022
  2. Kegiatan Observasi Klinik Gizi yang awalnya akan dilaksanakan secara luring diadaptasikan menjadi bentuk daring sinkronous dan asinkronous
  3. Kegiatan Kunjungan ke SMA Al-Jawami yang awalnya akan dipindahkan ke tanggal 26 Agustus 2022

Menindaklanjuti hal ini akhirnya kelompok kami pun berdiskusi dan sepakat untuk bisa melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bisa dilaksanakan secara daring terlebih dahulu untuk mengisi kekosongan jadwal di minggu kedua ini karena adanya perubahan jadwal tersebut. Adapun hasil dari pertemuan pada tanggal 16 Agustus 2022 ini adalah daftar kegiatan dan pekerjaan yang akan kami lakukan semana seminggu ini, meliputi:

  1. Pengerjaan blog pribadi masing-masing.
  2. Dietary Recall yang akan dilakukan pada tanggal 19 Agustus 2022 (masing-masing dari kami perlu mempersiapkan diri terlebih dahulu).
  3. Pembuatan slides presentasi mengenai materi terkait breast cancer.
  4. Pembuatan konten online campaign untuk akun instagram @pinkribbonunpad yang terdiri dari masing-masing satu unggahan untuk feeds, reels, dan story.
  5. Berkoordinasi dengan kelompok Dokter Siska terkait persiapan pelaksanaan PKM di SMA Al-Jawami.

Gambar 2.0 Tangkapan layar diskusi terkait langkah apa yang akan kai ambil selanjutnya secara daring

Berbagai kejadian ini membuat saya sadar bahwa perubahan adalah hal yang pasti terjadi dalam kehidupan kita. Besar ataupun kecil, perubahan-perubahan tersebut juga akan memberikan dampak pada kehidupan kita, baik secara positif, maupun negatif. Beradaptasi tentu saja merupakan satu-satunya hal yang perlu kita lakukan untuk menghadapi perubahan tersebut.

Demikian catatan saya kali ini, terima kasih.

Standard

Journey 04: Seminar Pakar – Riset Ilmu Kedokteran Dasar Menjawab dan Menyelesaikan Masalah Kanker Payudara Metastasis📑

Tepat sehari setelah kegiatan sebelumnya, kunjungan pada Laboratorium Imunologi, rangkaian kegiatan selanjutnya dijalankan, yaitu kegiatan Seminar Pakar pada tanggal 13 Agustus 2022. Kegiatan seminar pakar kali ini dilaksanakan secara hybrid yang diawali terlebih dahulu dengan olahraga bersama mengelilingi kampus Universitas Padjadajaran bagi teman-teman yang bisa hadir secara luring. Sayangnya, hari itu saya sedang berhalangan untuk hadir, sehingga hanya bisa megikuti kegiatan seminar pakar kali ini secara daring.

Dr. Mohammad Ghozali, dr., MSc. atau yang lebih akrab disapa Dokter Ghozali menjadi narasumber pada kegiatan seminar pakar yang bertema “Riset Ilmu Kedokteran Dasar Menjawab dan Menyelesaikan Masalah Kanker Payudara Metastasis” ini. Melalui pemaparannya, Dokter Ghozali menyampaikan materi pada slides presentasi yang pernah diberikan pada kami sebelumnya, yaitu Materi Perkenalan Program Ca Mammae Payudara.

Melalui penjelasannya, Dokter Ghozali menyampaikan beberapa materi terkait kanker payudara dan keadaan terkait kanker payudara dewasa ini di masyarakat. Salah satu diantaranya adalah penjelasan mengenai perkembangan sel kanker pada kanker payudara yang cenderung lebih cepat dibanding kanker lainnya sehingga masih banyak pasien yang baru didiagnosis saat sudah mencapai stadium lanjut. Selain itu, adanya beberapa jenis kanker payudara, jelas membuat setiap kasusnya tidak bisa ditangani dengan cara yang sama. Terlebih lagi banyak juga ditemukan kasus-kasus kekambuhan kanker walaupuun pasiennya sudah di mastectomy. Berbagai urgensi tersebut kemudian melatarbelakangi pembentukan wahana elektif ini sebagai salah satu cara menstimulus kami untuk bisa memikirkan penyelesaian masalah inovatif terkait hal ini. Setidaknya itulah yang saya tangkap melalui penjelasan beliau.

Setelah sedikit pemaparan terkait kanker payudara, Dokter Ghozali juga menjelaskan materi terkait dengan kanker secara umum, lebih tepatnya adalah mengenai hallmarks of cancer yang berisi delapan ciri-ciri sel kanker dan 2 faktor pemicu perkembangannya. Adapun hallmarks of cancer tersebut, meliputi:

  1. Self-sufficiency in growth signals –> mampu memproduksi faktor pertumbuhan dan memiliki reseptor faktor pertumbuhan sendiri.
  2. Insensitivity to growth-inhibitory signals –> tidak mengenal dan tidak merespon sinyal penghambatan pertumbuhan.
  3. Evasion of apoptosis –>  tidak peka atau gagal merespon sinyal apoptosis.
  4. Limitless replicative potential (immortality) –> tidak mengalami aging dan memungkinkan untuk tetap membelah diri.
  5. Altered cellular metabolism –> metabolisme selnya abnormal, cenderung membutuhkan energi dan nutrisi yang lebih tinggi.
  6. Sustained angiogenesis –> dapat menginduksi pembentukan pembuluh darah baru disekitar jaringannya.
  7. Invasion and metastasis –> bisa berpindah dari lokasi primernya.
  8. Evasion of immune surveillance –> bisa menghindari sistem kekebalan tubuh.
  9. Genomic instability –> ketidakstabilan genetik dapat menjadi faktor pemicu berkembangnya sel kanker.
  10. Tumor-promoting inflammation –> inflamasi lokal yang kronik juga dapat menjadi faktor pemicu berkembangnya sel kanker.

Secara keseluruhan kegiatan seminar pakar ini berjalan dengan lancar dan masih bisa diikuti secara daring dengan baik, hanya saja terdapat beberapa kendala yang saya temui sebagai perserta yang menghadiri kegaitan ini secara daring. Slide presentasi yang tidak berpindah-pindah dan suara Dokter Ghozali juga teman-teman yang hilang timbul menjadi kenadala utamanya. Walaupun begitu kegiatan seminar pakar ini masih bisa saya ikuti dengan cukup baik dengan memanfaatkan beberapa keadaan. Pertama, saya memanfaatkan layar putih di belakang ruangan yang memantulkan bayangan dari isi slides yang sedang ditampilkan dan file slides yang sudah kami dapatkan sebelumnya untuk bisa melihat slides yang sedang ditampilkan. Kedua menggunakan earphone dan mengatur volumenya cukup tinggi untuk bisa mendengarkan apa yang sedang disampaikan oleh peserta luring seminar ini.

Melalui kegiatan ini saya menjadi sadar bahwa masih banyak permasalahan-permasalahan kesehatan serius yang kurang banyak dilirik oleh khalayak ramai. Untuk itu, menjadi peka juga lebih sering mengobservas dan mencari tahu mengenai berbagai hal yang terjadi di sekitar kita merupakan salah satu hal yang perlu dilakukan. Saya harap, kedepannya saya bisa menjadi pribadi yang bisa mengembangkan kebiasaan tersebut.

Sekian catatan saya kali ini, terima kasih.