Page 1
Standard

Journey 03: Immunology Laboratory🔬

Kunjungan pada laboratorium imunologi di Rumah Sakit Pendidikan FK Unpad, Gedung Pamitran, pada tanggal 12 Agustus 2022 menjadi kegiatan selanjutnya yang kami lakukan setelah diskusi online terkait dengan alat-alat lab. Untuk itu, saya merasa bahwa selain untuk membantu kami agar bisa mempelajari materi terkait alat-alat lab dengan mudah, kegiatan diskusi online yang kami lakukan sebelumnya juga adalah bentuk persiapan sebelum kami melaksanakan kegiatan ini.

Gambar 1.0 Potret saya dan teman-teman saya sebagai tim yang tiba lebih dahulu di depan laboratorium imunologi. Dari kiri: Zahra, Fatiya, Geubrina, Enje, dan Amara.

Kembali ke kunjungan laboratorium imunologi, kegiatan ini berfokus pada beberapa prosedur kerja yang biasanya dilakukan di laboratorium imunologi. Dalam prosesnya, kami diberikan penjelasan mengenai beberapa prosedur kerja dan prinsip kerja alat-alat terkaitnya. Penjelasannya terfokus pada empat alat biomedis, meliputi: ELISA beserta ELISA kitnya, Pima Analyzer, GeneXpert, dan Flow Cytometry (FACS).

Saat kegiatan berlangsung kami dibagi menjadi dua kelompok kecil untuk kemudian bergantian (rolling) dalam mendapatkan penjelasannya. Saya sendiri tergabung ke dalam kelompok yang mendapatkan penjelasan mengenai ELISA terlebih dahulu bersama dengan Amara, Fatiya, dan Zahra. ELISA sendiri adalah alat yang biasanya digunakan untuk mendeteksi dan menghitung berbagai protein (antibodi, antigen, dan hormon) dengan memasangkan protein komplementernya pada plate yang tersedia. Contohnya, untuk pemeriksaan antigen akan dipasangkan antibodi yang sesuai.

Penjelasan terkait ELISA ini pun dimulai dari proses pengambilan sampel (pre-analitik) yang biasanya berasal dari manusia ataupun hewan. Pada tahapan ini, sampel yang biasanya didapatkan dari manusia sendiri biasanya adalah darah. Sampel ini kemudian akan dimasukan ke dalam tabung dengan warna khusus sesuai dengan keperluan dan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Adapun beberapa jenis tabung tersebut dan fungsinya adalah sebagai berikut:

  1. Tabung Ungu –> berisi EDTA untuk mencegah pembekuan darah, biasanya digunakan jika sampel yang dibutuhkan adalah whole blood. Setelah sampel darah tertampung, tabung harus langsung dikocok secara perlahan untuk menghindari lisis dan pembekuan darah.
  2. Tabung Merah –> biasanya digunakan untuk memisahkan serum darah dan membekukan sel darah. Tabung ini tidak boleh dikocok dan hanya boleh dibolak-balikan 1-2 kali secara perlahan, hingga titik-titik di dalam tabung terlihat sudah larut. Kemudian tabung ini akan langsung dibekukan sebelum disentrifugasi seakan diperiksa nantinya.
  3. Tabung Kuning –> biasanya digunakan untuk memisahkan serum dan sel darah. Perlakuan pada sampel dalam tabung ini setelah ditampung sama dengan sampel pada tabung merah.b
  4. Tabung Hijau –> berisi lithium heparin atau sodium heparin untuk mencegah pembekuan darah dan biasnya digunakan untuk melakukan pemeriksaan kimia darah.

 

Gambar 2.0 Beberapa jenis vacuntainer, tabung untuk menampung sampel darah dengan fungsi yang berbeda-beda.

Selain perbedaan warna pada tabungnya, tabung-tabung ini juga akan diberikan label yang memuat informasi mengenai ID sampel, nama pasien, dan tanggal lahir pasien, untuk menghindari tertukarnya hasil pemeriksaan. Selain itu, terdapat beberapa informasi mengenai sampel yang perlu diperhatikan sebelum memasuki fase berikutnya, seperti suhu pengiriman, waktu pengambilan, waktu pengirimaan, dan waktu penerimaan sampel.

Selanjutnya, memasuki fase analitik atau pemeriksaan menggunakan ELISA, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti jenis sampel, jenis pemeriksaan, dan metode apa yang akan digunakan. Ketiga hal tersebut harus disesuaikan satu sama lain dengan tujuan dari pemeriksaan dan jenis ELISA yang akan digunakan (jenis ELISA: direct, indirect, sandwich, dan competitive). Selain itu, dalam prosesnya terdapat beberapa alat dan bahan yang akan kita gunakan juga yang terangkum dalam ELISA kit, mencakup: insert kit, panduan, wash buffer untuk mencuci, plate ELISA yang sudah dilapisi senyawa/protein komplementer target, substrate buffer, enzyme, dilution buffer, standar, dan conjugate HRP.

 

Gambar 3.0 Sebagian dari ELISA kit.

Adapun untuk prosedur kerja jika kita ingin memeriksa menggunakan ELISA sendiri adalah sebagai berikut:

  1. Membuat standar yang dengan pengenceran yang sesuai panduan dan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.
  2. Memasukan sampel dengan ukuran 50-100 mikron.
  3. Memberikan sampel dilution buffer dan menginkubasinya selam 1-2 jam untuk mereaksikan target substansi pada sampel dengan substansi komplementernya di plate.
  4. Membersikan atau mengeliminasi substansi sampel yang tidak mengikat substansi komplementer dengan melakukan pencucian.
  5. Memberikan substrat agar komplek substansi target dan komplementernya dapat mengemisikan warna dan terbaca.
  6.  Menginput sampel pada ELISA reader untuk pembacaan. Hasil dari proses ini akan berbentuk angka yang menggambarkan optical density. Hasil ini kemudian akan dihitung dengan membandingkan hasil optical density pada standar dan sampel.

 

Gambar 4.0 Centrifuge (kiri) dan ELISA reader (kanan).

Terakhir, setelah fase analitik, kita akan sampai pada fase pasca-analitik untuk melakukan pengolahan data dengan tepat dan baik. Untuk bisa mengolah data dengan baik, menghindari kesalahan atau error selama proses penelitian berlangsung, dan/atau mengoreksi kesalahan dalam proses atau hasil pemeriksaan (jika ada), dokumentasi secara mendetail perlu dilakukan. Pembuatan dan pencatatan setiap langkah yang kita lakukan di logbook mulai dari awal proses pemeriksaan adalah salah satu caranya. Adapun isi dari logbook itu sendiri, meliputi:

  1. Judul pemeriksaan,
  2. Hari dan tanggal pemeriksaan dilakukan,
  3. Nama pemeriksa,
  4. Metode pemeriksaan,
  5. Landasan teori secara singkat,
  6. Alat dan bahan yang digunakan,
  7. Cara kerja,
  8. Jenis sampel yang diperiksa, dan
  9. Peta plate (memastikan letak sampel dan standar).

Selesai dengan penjelansan terkait ELISA kami pun beralih untuk mendapatkan penjelasan mengenai penggunaan Pima Analyzer dan GenXpert. Pada kesempatan kali ini, penjelasannya berfokus pada penggunaan kedua alat tersebut untuk melakukan tes HIV, lebih tepatnya adalah pemeriksaan viral load dan CD4. Dalam praktiknya pemeriksaan tersebut bisa sebagai screening atau untuk menentukan jenis obat ARV yang akan digunakan selanjutnya oleh pasien HIV berdasarkan viral load dan kadar CD4 di dalam tubuhnya.

Dalam prosesnya Pima Analyzer akan digunakan untuk menghitung kadar CD4 dengan menganalisis 25-30 mikron darah pada kontainer khusus yang diinsertkan ke dalamnya. Hal yang perlu diperhatikan saat sedang melakukan pemeriksaan ini adalah memastikan barcode yang ada pada container tetap bersih dan tidak ada sedikit udara pun yang ikut masuk saat memasukan sampel ke dalam kontainer menggunakan micropipette untuk menghindari adanya error dalam pembacaan.

Gambar 5.0 Pima Analyer (kanan) dan kit-nya berupa micropipette dan kontainer khusus (kiri).

Di sisi lain, GenXpert akan digunakan untuk menghitung viral load pada pasien dengan menganalisis 1050-1100 mikron plasma darahnya dalam kontainer khusus yang dimasukakn kedalam salah satu “ruang pemeriksaannya”. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan ini adalah memastikan bahwa bagian belakang dari kontainer ini atau bagian yang akan terbuhung pada alatnya tidak kotor dan/atau rusak. Selain itu juga perlu dipastikan bahwa tidak ada gelembung udara ataupun kemungkunan kontaminan ikut masuk ke dalam kontainer bersama sampel.

Gambar 6.0 GenXpert (kiri) dan kontainer khususnya (kanan)

Terakhir, penjelasan akan berfokus pada Flow Cytometry/FACS (Fluorescence-activated Cell Sorting). Berbeda dengan pembahasan mengenai alat ini pada dua kegiatan di wahana elektif ini yang lebih berfokus pada prinsip kerjanya, kali ini kami lebih fokus membahas bagaimana cara untuk memmbaca grafik hasil kerja alat ini dan menjalankan software pendukung alat ini berjalan. Flow cytometry sendiri merupakan alat yang bisa menyortir sel dan mengidentifikasi berbagai sel berdasarkan jenisnya melalui surface cell marker-nya dengan memanfaatkan fenomena flouresensi. Hasil dari proses kerja alat ini biasanya didapatkan dalam bentuk grafik yang menunjukan persebaran dari setiap sel berdasarkan ukuran, granularitas, dan surface cell marker-nya, tergantung pengaturan sumbu x dan y pada grafiknya mewakili apa.

Gambar 7.0 Penjelasan mengenai pembacaan hasil FACS

Gambar 8.0 Berbagai jenis flourochrome, substansi pewarna sampel Flow Cytometry

Sekian setiap rangkaian aktivitas yang saya lalui selama kegiatan ini. Saya sangat menikmati setiap proses belajar saya di hari ini. Saya bersyukur bisa mendapatka kesempatan untuk bisa mengetahui proses dibalik layar dari beberapa pemeriksaan ini. Walaupun belum bisa berkesempatan untuk benar-benar memeriksa sampel sesungguhnya karena saat itu sedang tidak ada sampel terkait, tetapi saya cukup senang karena bisa melihat dan mendapatkan penjelasan hingga beberapa demontrasi terkait prosedur pemeriksaan hingga pembacaan hasilnya.

Gambar 9.0 Dokumentasi akhir acara

Akhir kata, terima kasih sudah mau membaca catatan saya kali ini, semoga bermanfaat dan sampai jumpa di catatan berikutnya.

Standard

Journey 02: Online Discussion-Medical Labs Tools 💻

Dalam rangka menindaklanjuti kegiatan kunjungan laboratorium kemarin, diskusi online terkait alat-alat laboratorium pun menjadi kegiatan kedua yang kami lakukan di wahana elektif ini. Hal ini dilakukan untuk menambah pemahaman dan wawasan kami terkait hal yang sudah kami dapatkan melalui kegiatan kunjungan kemarin, sehingga proses mempelajari alat-alat tersebut bisa lebih mudah kamu jalani.

Wacana kegiatan diskusi online ini sudah mulai dibicarakan semenjak pertemuan pertama kami saat kunjungan laboratorium kemarin dalam bentuk pemberian tugas presentasi. Banyaknya alat-alat dan materi terkait yang perlu kami pelajari untuk kemudian dipresentasikan membuat kami akhirnya memutuskan untuk membagi beban tugas tersebut, sehingga satu anggota kelompok bertugas untuk mempelajari dan mempresentasikan 1-2 alat. Adapun alat-alat yang perlu kami pelajari adalah sebagai berikut:

  1. Flow Cytometry (FACS) –> digunakan untuk menyortir dan mengidetifikasi sel dengan fenomena flouresensi.
  2. GeneXpert –> digunakan untuk mendeteksi urutan genetik dalam DNA, RNA, atau asam amino, dan protein yang mereka ekspresikan dengan PCR.
  3. Mi Seq –> digunakan untuk menganalisis dan mengurutkan DNA dengan sistem binding site dan pembentukan bridge amplification.
  4. ELISA –> digunakan untuk mendeteksi dan menghitung berbagai protein, seperti antibodi, antigen, dan hormon, menggunakan protein komplementernya
  5. PCR – Elektroforesis – G-Box –> digunakan untuk mendeteksi keberadaan materi genetik dari patogen, mengetahui fungsi sebuah gen, dan memutasikan/mengubah basa tertentu pada DNA. Adapun prosesnya adalah pembuatan salinan segmen-segmen DNA oleh PCR, pemisahan segmen-segmen tersebut oleh elektroporesis, dan pemisualisasian hasilnya oleh G-Box.
  6. PyroSeq –> digunakan untuk menganalisis dan mengurutkan DNA dengan memanfaatkan gelombang cahaya yang diemisikan basa nukleotida (fenomena flouresensi).
  7. Inverted Microscope –> digunakan untuk mengobservasi objek dengan lebih jelas dan steril
  8. Fluorescence Microscope –> digunakan untuk melihat stuktur sel atau mikroorganisme dengan fenomena flouresensi.
  9. HPLC –> digunakan untuk memisahkan dan mengidentifikasi berbagai substansi yang terkandung dalam suatu larutan dengan hasil dalam bentuk kromatogram.
  10. Sanger Sequencing –> digunakan untuk menganalisis dan mengurutkan DNA yang paling tua dengan penggunaan PCR flouresen dan laser. bisa dilakukan secara manual maupun otomatis.
  11. Hb Analyzer –> digunakan untuk menganalisis he,oglobin beserta jenisnya untuk mendeteksi kelainan.

Hasil pekerjaan kami ini dapat diakses melalui Slides Medical Labs Tools untuk slides presentasinya dan Notes Medical Labs Tools untuk catatan bersamanya.

Kegiatan presentasi hasil belajar kami yang sekaligus adalah pertemuan diskusi online ini pada awalnya dijadwalkan untuk dilaksanakan pada tanggal 8 agustus 2022. Walaupun berjalan sesuai dengan jadwalnya, performa kami yang kurang baik dalam mempresentasikan materi kami membuat pertemuan kali ini berjalan kurang baik. Satu faktor yang melatarbelakangi hal ini bisa terjadi menurut saya adalah keadaan dimana kami hanya baru benar-benar memahami materi presentasi yang kami buatkan slidesnya, sedangkan mekanisme presentasi yang digunakan bersifat acak.

Gambar 1.0  Tangkapan layar yang diambil oleh teman saya, Amara, saat kami sedang melakukan diskusi online pertama.

Pada akhirnya, Bu Nayla sebagai pembimbing kami pun memberikan kami pilihan terkait dengan mekanisme presentasi kami ini. Setelah berdiskusi, akhirnya kami pun sepakat untuk menngubah mekanisme presentasi menjadi sesuai dengan materi yang dibuat oleh masing-masing anggota karena dinilai akan bisa menjelaskan dengan lebih baik. Selain itu, kegiatan presentasi kami ini pun akan diundur agar kami bisa lebih siap dan memperbaiki beberapa slides kami sesuai dengan beberapa poin feedback dan saran dari Bu Nayla.

Setelah mempersiapkan diri dengan lebih baik, akhirnya kami pun bertemu kembali secara daring pada tanggal 11 Agustus 2022 untuk kembali mempresentasikan hasil belajar kami. Dengan mekanisme presentasi yang berbeda, tambahan waktu yang diberikan, beberapa saran dari Bu Nayla, dan persiapan yang lebih matang, akhirnya presentasi kami pun berjalan dengan lancar dan jauh lebih baik dari sebelumnya. Selain itu, saya rasa proses diskusi pada pertemuan kali ini pun rasanya jauh lebih hidup. Untuk itu, rasanya saya mendapatkan banyak wawasan dan pengetahuan baru dari pertemuan ini. Seperti biasa, pertemuan pun diakhiri dengan briefing terkait kegiatan selanjutnya.

Gambar 2.0 Dokumentasi kegiatan diskusi online kedua kami. Terlihat wajah-wajah yang lebih berseri dibandingkan pada pertemuan sebelumnya.

Hal yang saya sukai selama berprogres bersama kelompok elektif saya sejauh ini adalah sistem dan suasana belajar yang Bu Nayla bangun di dalamnya. Inti dari sistem yang bisa saya tangkap sejauh ini adalah membuat kami bertanggung jawab sepenuhnya pada tugas atau amanah yang diberikan pada kami. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana Bu Nayla membebaskan kami untuk memilih kapan waktu kami untuk siap dan akan melakukan presentasi ulang. Selain itu, dalam proses diskusi dan presentasi, Bu Nayla memastikan kami untuk bisa benar-benar memahami apa yang telah dipaparkan dengan baik melalui diskusi yang diadakan setelah setiap masing-masing dari kami melakukan presentasi.

Dari aspek materi, melalui pertemuan ini, saya menjadi semakin sadar bahwa untuk menjalani prosedur dalam meneliti dan/atau memeriksa berbagai sampel terdapat beberapa tahap yang perlu dilalui dengan menggunakan alat-alat tertentu, sehingga kerja satu alat dengan alat lainnya cenderung berhubungan secara berkesinambungan. Contohnya, proses untuk mendeteksi keberadaan materi genetik, bisa dilalui dengan cara membuat berbagai salinan segmen-segmen DNA dengan PCR yang kemudian akan dipisahkan dengan elektroforesis dan dibaca hasilnya dengan G-Box. Selain itu saya juga sadar bahwa seiring berjalannya waktu, berbagai alat yang lebih canggih dan praktis akan ditemukan untuk bisa menjadi jalan alternatif untuk menjalankan prosedur-prosedur terkait. Contohnya, proses untuk mendeteksi keberadaan materi genetik yang bisa dijalankan melalui gabungan alat PCR-elektroforesis-G-box juga bisa dilakukan dengan GeneXpert.

Terakhir, saya menjadi paham juga bahwa terdapat beberapa prosedur yang bisa dilakukan melalui beberapa alat berbeda. Walaupun begitu, perbedaan prinsip kerja diantara masing-masing alat tersebut juga dapat berpengaruh terhadap hasil perlakuannya. Oleh karena itu, memahami prinsip kerja setiap alat-alat ini beserta alasan disetiap perbedaannya menjadi penting untuk kita pahami agar kita bisa menentukan alat mana yang akan kita gunakan sesuai dengan keperluan dan tujuan dari prosedur yang akan kita jalankan kelak.

Sekian catatan saya kali ini, terima kasih.

Standard

Journey 01: Introduction and Laboratories Tour🔬

Sebelum masuk ke dalam pembahasan mengenai awal dari perjalanan saya di wahana elektif ini, sepertinya lebih baik saya bahas sedikit mengenai wahana elektif yang saya ikuti terlebih dahulu. Wahana dengan judul Breast Cancer ini mengangkat topik “Analisis IN VITRO dan EX VIVO Sekretom Lingkungan Kecil Tumor Sel Kanker Payudara pada Sel Imun serta Pengembangan Marka Biologis dan Pengaruh Nutrisi dalam Diagnosis dan Terapi Spesifik Kanker Payudara Metastasis.” Dalam praktiknya, wahana ini dijalani oleh empat kelompok mahasiswa yang dibimbing oleh Dr. Mohammad Ghozali, dr., MSc., Siska Wiramihardja, dr., SpGK., M.Kes., dan Nayla Majeeda, PhD. Kelompok saya sendiri terdiri dari delapan anggota mahasiswa dan dibimbing oleh Bu Nayla (Nayla Majeeda, PhD).

Gambar 1.0 Daftar nama dosen pembimbing dan mahasiswa pada wahana elektif breast cancer. Highlight kuning: bagian dari kelompok saya. Highlight merah muda: anggota kelompok yang berpindah wahana.

Perjalanan saya pada wahana elektif Breast Cancer dimulai sejak pemberitahuan mengenai pelaksanaan kegiatan Laboratories Tour sebagai kegiatan pembuka rangkaian kegiatan tepat dua hari sebelum kegiatan berlangsung. Pemberitahuan yang mendadak ini sedikit membuat saya terkejut dan kebingungan. Terlebih lagi saat itu saya baru saja sampai di rumah setelah menghabiskan sekitar tiga minggu di Jatinangor dan Bandung untuk melaksanakan kegiatan sosial, Fun Activities with ODHA Social Action FKUF 2022. Walaupun begitu, rasa penasaran dan ketertarikan saya akan kegiatan luring pada wahana elektif ini mendorong saya untuk tetap kembali ke Jatinangor sehari setelah pemberitahuan tersebut agar bisa mengikuti kegiatan pembukaan tersebut.

Video 1.0 Sedikit cuplikan dari kegiatan Fun Activities with ODHA, 31 Juli 2022.

Satu kegiatan tambahan yang kelompok kami lakukan adalah perkenalan dan penjelasan umum terkait wahana ini, termasuk kegiatan apa saja yang akan kami jalani dan output apa saja yang perlu kami hasilkan di akhir rangkaian kegiatan. Pertemuan daring ini dilakukan pada tanggal 3 Agustus 2022, tepat 2 hari sebelum kegiatan pertama di wahana ini. Melalui pertemuan ini, saya merasa sangat terbantu untuk bisa mendapatkan sedikit gambaran mengenai apa yang akan saya jalani selama satu bulan kedepan dalam kegiatan elektif ini, walau belum mendapatkan rincian jadwalnya.

Kegiatan Laboratories tour pun kemudian dilangsungkan sesuai jadwal pada tanggal 5 Agustus 2022 di Rumah Sakit Pendidikan FK Unpad, Gedung Pamitran. Secara umum, kegiatan ini terdiri dari 2 agenda, yaitu diskusi ringan seputar dengan breast cancer dan latar belakang wahana elektif ini juga kunjungan pada empat laboratorium biomedik lanjut. Adapun empat laboratorium tersebut meliputi laboratorium kultur dan sitogenetik, imunologi, genetika molekuler, dan farmakokinetik. Di dalam setiap kunjungan, kami akan diberikan penjelasan mengenai laboratorium terkait dan alat-alat di dalamnya.

Laboratorium kultur dan sitogenik adalah laboratorium pertama yang kami kunjungi. Di laboratorium ini, dijelaskan bahwa laboratorium ini biasanya digunakan untuk kultur sel atau jaringan tertentu untuk berbagai keperluan penelitian dan/atau tes, termasuk yang berkaitan dengan kromosom di bagian sitogeniknya. Berbagai alat digunakan dalam menunjang kegiatan di laboratorium. Berikut adalah beberapa alat yang di-highlight di pertemuan ini:

  1. Fluorescence microscope –> bisa digunakan untuk melihat ada atau tidaknya kelainan pada kromosom.

Gambar 2.0 Flourescence Microcope

  1. Freezers –> tempat penyimpanan beberapa komponen kultur dalam suhu yang dingin, seperti sampel dan media.

Gambar 3.0 Freezer

  1. Liquid Nitrogen Tank –> menjadi tempat penyimpanan sampel untuk waktu yang lama.

Gambar 3.0 Liquid Nitrogen Tank

Selanjutnya, di laboratorium imunologi kami juga mendapatkan penjelasan mengenai alat yang biasanya digunakan dalam berbagai prosedur penelitian dan/atau tes terkait dengan sistem imun juga gangguannya. Beberapa diantaranya adalah:

  1. ELISA –> bisa digunakan untuk mendeteksi dan menghitung berbagai protein, seperti antibodi, antigen, dan hormon.

Gambar 4.0 Enzyme-Linked Immunosorbent Assay

  1. Flow Cytometry (FACS) –> bisa digunakan untuk menghitung dan mengidentifikasi berbagai sel atau mikroba dengan cepat.

Gambar 5.0 Fluorescence-activated Cell Sorting

  1. GeneXpert –> bisa digunakan untuk mendeteksi urutan genetik dalam DNA, RNA, atau asam amino, dan protein yang mereka ekspresikan, contoh penggunaannya mendeteksi kehadiran patogen dan menghitung jumlahnya.

Gambar 6.0 GeneXpert

  1. Pima Analyzer –> bisa digunakan untuk mendeteksi tingkat kekuatan imunitas seseorang melalui pemeriksaan kadar CD4.

Gambar 7.0 Pima Analyzer

  1. Centrifuge –> alat pelengkap untuk memisahkan berbagai zat berdasarkan kepadatannya.

Gambar 8.0 Centrifuge

  1. MiSeq –> bisa digunakan untuk menganalisis dan mengurutkan DNA.

Gambar 9.0 MiSeq

Beralih ke laboratorium genetika molekuler, dimana kami mendapatkan penjelasan juga mengenai berbagai alat yang biasanya digunakan di lab ini untuk melakukan berbagai prosedur kerja terkait genetik. Beberapa diantaranya, meliputi:

  1. PCR- Electrophoresis – G-box –> ketiga alat ini biasanya digunakan untuk mendeteksi keberadaan materi genetik dari patogen, mengetahui fungsi sebuah gen, dan memutasikan/mengubah basa tertentu pada DNA. Adapun prosesnya adalah pembuatan salinan segmen-segmen DNA oleh PCR, pemisahan segmen-segmen tersebut oleh elektroporesis, dan pemisualisasian hasilnya oleh G-Box.

   

Gambar 10.0 Polymerase Chain Reaction

Gambar 11.0 Electrophoresis (kiri) dan G-Box (kanan)

  1. PyroSeq –> bisa digunakan untuk menganalisis dan mengurutkan DNA dengan memanfaatkan gelombang cahaya yang diemisikan basa nukleotida.

Gambar 12.0 PyroSeq

  1. Hemoglobin Analyzer –> bisa digunakan untuk menganalisis dan mengidentifikasi hemoglobin beserta jenisnya untuk mendeteksi adanya kelainan atau tidak.

Gambar 13.0 Hemoglobin Analyzer

  1. Genetic Analyzer –> bisa digunakan untuk mengurutkan dan menganalisis fragmen DNA.

Gambar 14.0 Genetic Analyzer

Terakhir, kami mengunjungi laboratorium farmakokinetik, dimana kami dijelaskan berbagai alat yang berkaitan untuk melakukan prosedur kerja dalam menentukan kadar suatu zat, biasanya obat, di dalam tubuh kita, untuk menentukan strategi management lainnya. Sampel yang biasanya diberikan perlakuan dalam laboratorium ini adalah cairan tubuh, seperti plasma darah, urin, ataupun cerebrospinal fluid. Berikut adalah beberapa alat diantaranya:

  1. Fortex – Centrifuge –> bisa digunakan untuk mengekstrak sampel dengan menghomogenisasi sampel yang terlarut dengan pelarut organik oleh fortex dan dilanjutkan dengan memisahkan supernatan dari analitik oleh centrifuge.

Gambar 15.0 Fortex (kiri) dan Centrifuge (kanan)

  1. Sonicator –> bisa digunakan untuk memecah molekul yang sulit larut menggunakan gelombang elektrolit.

Gambar 16.0 Sonicator

  1. HPLC/UPLC –> bisa digunakan untuk memisahkan dan mengidentifikasi berbagai substansi yang terkandung dalam suatu larutan dengan hasil dalam bentuk kromatogram.

Gambar 17.0 Ultra High-Performance Liquid Chromatography

Setelah melakukan kegiatan kunjungan laboratorium, kami pun kembali ke ruangan awal tempat kami berdiskusi ringan untuk kemudian melakukan penutupan. Selain itu, kami juga melakukan briefing untuk rangkaian kegiatan selanjutnya di wahana ini.

Melalui kegiatan ini saya menyadari bahwa dewasa ini berbagai strategi kesehatan, termasuk management dan treatment yang dilakukan terhadap penyakit sudah beralih ke arah personal treatment. Hal ini tentu saja merupakan sesuatu yang baik karena pada dasarnya walaupun mirip, terdapat perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam tubuh setiap dalam merespon berbagai proses yang terjadi di tubuhnya. Berbagai alat dan prosedur yang dilakukan di laboratorium-laboratorium tersebut merupakan salah satu bentuk usaha yang bisa dilakukan saat ini untuk bisa merealisasikan hal tersebut.

Sekian catatan saya mengenai kegiatan pertama dalam wahana ini, terima kasih.

Standard

Goals and Outcome🎯

“Great goals make great people. People cannot hit what they do not aim for.” – Roy T. Bennett

Salah satu syarat sebuah proses akan berjalan dengan baik adalah memiliki tujuan yang jelas. Tujuan membuat proses yang dijalani lebih terarah dan efisien. Selain itu, tujuan juga yang bisa membuat kita untuk terus berjalan terlepas dari rintangan atau hambatan apapun yang akan dilalui nantinya. Oleh karena itu, tulisan ini akan berisi beberapa tujuan dari EHASP, wahana yang saya ikuti, dan tujuan saya pribadi selama mengikuti kegiatan ini. Saya harap tujuan-tujuan ini tidak hanya tertulis dalam laman ini untuk menjadi pengingat saya di tengah perjalanan nanti, tetapi juga bisa menjadi satu ceklis yang bisa merefleksikan perjalanan saya.

Tujuan Elective Health Alliance Science Program (EHASP)

  1. Memiliki pengalaman dan wawasan yang lebih serta gambaran yang lebih jelas tentang jenjang karir yang tersedia bagi profesi dokter​
  2. Melakukan perencanaan terhadap pengembangan karir di masa mendatang di dunia profesi kesehatan​
  3. Melakukan refleksi terhadap pengalaman belajar yang didapatkan sebagai bagian dari profesionalisme calon dokter​
  4. Melakukan penilaian terhadap diri (self-assessment)​
  5. Memberikan wahana kesempatan kepada mahasiswa mendalami minat khusus yang terdapat pada lapangan kerja terkait dunia kesehatan.​
  6. Memberikan wahana komunikasi dan interaksi mahasiswa, staf pengajar dan masyarakat (stakeholder) yang otentik di dalam atau luar program studi.​
  7. Memberikan wahana perwujudan Merdeka Belajar Kampus Merdeka. ​
  8. Memperkuat implementasi kurikulum transformatif Program Studi Kedokteran (S.Ked) FK Unpad​

Tujuan Khusus Wahana Breast Cancer

  • Kolaborasi, partisipasi, komunikasi, gagasan ide inovatif
    • Komunikasi efektif dengan pasien dan komunitas
    • Dietary recall
    • Antropometri 
    • Prinsip kerja 
    • Simulasi kegiatan laboratorium in vitro dan ex vivo
  • Refleksi diri dan pengembangan diri
    • E-portofolio (Site Unpad)

Tujuan Pribadi

  1. Mengikuti setiap rangkaian kegiatan dengan ikhlas dan sepenuh hati.
  2. Menyelesaikan seluruh tugas dan amanah dengan baik dan tepat waktu.
  3. Mendapatkan wawasan dan pengalaman baru, khususnya terkait dengan informasi terkini mengenai breast cancer, perkembangan penanganannya, dan pengaruh nutrisi terhadap perkembangan breast cancer.
  4. Mengimplementasikan ilmu-ilmu yang didapatkan selama kegiatan ini ke dalam kehidupan sehari-hari.
  5. Mengasah dan meningkatkan berbagai kemampuan, termasuk kemampuan berpikir dan menyelesaikan masalah dengan efektif.
  6. Memperbarui pola pikir berdasarkan berbagai wawasan dan pandangan baru yang saya dapatkan selama kegiatan.
  7. Memperbaiki pola hidup dan memulai berbagai kebiasaan baik.
Standard

Welcome!🙌

Halo semuanya, selamat datang di laman situs EHASP ePortfolio!

Terima kasih sudah mengunjungi situs blog pribadi saya, Geubrina Raseuki, mahasiswi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Unpad angkatan 2020. Situs ini saya buat sebagai sarana pengembangan diri juga wadah untuk membagikan kisah perjalanan saya selama menyelami salah satu wahana Elective Health Alliance Science Program (EHASP) di liburan akhir semester genap kali ini. Adapun topik wahana yang saya pilih adalah “Analisis IN VITRO dan EX VIVO Sekretom Lingkungan Kecil Tumor Sel Kanker Payudara pada Sel Imun serta Pengembangan Marka Biologis.”

Ini adalah kali pertama saya kembali membuat tulisan di blog dalam delapan tahun terakhir. Waktu yang sangat cukup untuk membuat saya merasa sedikit asing untuk memulainya kembali. Berbagai kesalahan dan kekurangan akan sangat mungkin ditemukan di dalam berbagai tulisan saya. Untuk itu, mohon maaf atas segala kekeliruan yang akan anda temui saat mengeksplorasi blog ini.

Pada akhirnya, saya ingin mengucapkan selamat mengeksplorasi situs ini. Semoga selain bisa menjadi wadah untuk saya memahami diri sendiri dan membenahi proses berpikir, terdapat juga kebermanfaatan yang bisa saya bagikan melalui tulisan-tulisan saya. Tanggapan, kritik, saran, dan/atau pertanyaan bisa disampaikan melalui email pada geubrina20001@mail.unpad.ac.id.

Terima kasih.