Refleksi Pembelajaran

Tour Laboratorium Imunolgi

Tour Laboratorium Imunologi ini dilaksanakan pada hari Rabu, 10 Agustus 2022. Pada awalnya, kelompok MG-2 datang ke Gedung Pamitran Jalan Eyckman No. 38, Bandung. Sesampainya disana, kami langsung mencari laboratorium imunologi dan disana sudah ada teh Marya yang akan membimbing kami selama lab tour. Dari 12 teman kelompok saya, hanya 8 yang hadir disitu dikarenakan 4 orang lainnya masih berada di luar kota. Kami dibagi menjadi 3 kelompok agar lab tour dapat lebih efisien.

Pada sesi pertama, kami dijelaskan mengenai alat ELISA. Kami dijelaskan apa itu ELISA, dari alat-alat yang digunakan bahkan hingga ke cara kerjanya. Saat itu banyak sekali alat yang saya lihat. Bahkan saya sempat merasa kesulitan untuk memahami penjelasan dikarenakan alat yang cukup banyak dan penamaan yang cukup rumit. Untungnya, saya memiliki teman kelompok saya yang dapat membantu saya.

Pada sesi kedua, saya diperlihat mengenai alat-alat lainnya. Diantaranya alat MiSeq, GeneXpert, dan CD4. Pada sesi ini terdapat 3 alat yang berbeda namun cukup berkaitan satu sama lain. Disini saya harus sangat berhati-hati dikarenakan alat-alat yang sangat rentan untuk rusak. Selain diperlihatkan alat-alatnya, saya juga diperlihatkan salah satu hasil dari alat tersebut dan bagaimana membacanya.

Pada sesi terakhir, sesi yang paling rumit, yaitu penjelasan mengenai flowcytometry. Prinsip kerja flowcytometry pada dasarnya menggunakan cairan dan laser. Sel-sel didalam sampel akan disorting menggunakan cairan khusus, lalu akan ada pencaran sinar laser yang menerjemahkan jumlah hingga jenis sel didalam sampel. Pada sesi ini, kami benar-benar diperlihatkan hasil dari pembacaan alatnya. Kami juga dijelaskan bagaimana membacanya hingga mengerti. Meskipun cukup sulit, saya merasa alat ini sangat menarik untuk dipelajari.

Dari ketiga sesi lab. tour imunologi ini saya mendapatkan banyak sekali pembelajaran. Selain pembelajaran mengenai alat-alatnya, timbulah suatu pertanyaan :

Apakah seorang dokter perlu mempelajarinya? Siapakah yang mengoperasikan alat ini, apakah dokter juga?

Dari pertanyaan tersebut saya merasa bahwa dokter juga perlu mempelajari alat-alat ini. Meskipun pada dasarnya dokter yang akan membaca hasilnya, dengan mempelajari alat-alat ini dan prosesnya maka penggunaan tes akan lebih maksimal. Selain itu, dokter juga tidak selalu bekerja bertemu dengan pasien. Ada prospek kerja dokter lainnya seperti dokter ahli patologis.