Self Reflection
The 6th Bandung International Biomolecular Medicine Conference kembali diadakan dengan mengangkat tema “Translational Medicine in Academic Health System Context”.
Salah satu topik yang menarik perhatian saya pada rangkaian seminar ini adalah “One Health of Malaria”. Topik ini dipaparkan pada hari Senin, 3 Oktober 2022 di Gedung Parmitran Unpad. Terdapat 3 pembicara, yaitu Dr. Jontari Hutagalung, dr., MPH, Yovita Hartantri, dr., Sp.PD-KPTI, dan Dr. rer.nat. Fifi Fitriyah Masduki.
One Health merupakan suatu konsep terintegrasi yang menyeimbangkan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Apabila ada salah satu dari tiga faktor yang terjangkit penyakit, maka bisa menyebabkan penyakit atau kerusakan pada dua faktor lainnya. Dalam kasus Malaria, terdapat 3 faktor tersebut, yaitu manusia yang terjangkit, nyamuk sebagai vektor, dan kondisi alam yang hangat serta baik untuk nyamuk.
Terdapat salah satu fakta yang baru saya temukan di seminar ini dan cukup menarik perhatian saya, yaitu Climate Change atau peningkatan suhu bumi menaikkan risiko migrasi nyamuk Malaria sekitar 3-5%. Dari fakta ini terlihat jelas bahwa pengaruh lingkungan juga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia dan hewan.
Pembicara terakhir sedikit memaparkan mengenai vaksin Malaria yaitu RTS,S/AS01 (Mosquirix). Pengembangan vaksin ini memakan waktu yang cukup lama . Namun, berita baiknya adalah vaksin ini sudah mendapat rekomendasi WHO untuk diberikan kepada infant, dimana infant merupakan salah satu yang rentan terjangkit malaria.