Review Filosofi Teras by Henry Manampiring

Haiiiii this is my 3rd post and my 2nd post about book.

Before that, i want you to know that i don’t like read a book, but i believe that i read many books in much times, i can like reading book like they can hehe. So this is my 2nd review about a book. Enjoy it hehe 🙂

Explaining about the cover, buku ini sangat menarik untuk dibaca karena memiliki warna yang sangat nyentrik yaitu hijau tosca dan kuning serta coklat. Ketika melihat ke dalam isinya tentu saja pembaca akan disuguhkan oleh hal yang begitu menarik mengenai filsafat, filsuf, dan stoa. Pada setiap akhir sub bab buku ini, kita akan disajikan dengan intisari atau rangkuman dari sub bab tersebut dan serunya lagi kita akan diberi quotes dari para filsuf yang membuat kita merasa “oh iya ya”.

Pada akhir buku kita pun disajikan rangkuman dari keseluruhan isi buku dan diberika pandangan penulis terkait pandemi yang sedang terjadi kala itu (buku ini ditulis saat pandemi covid-19 sedang merebak di Indonesia) dan bagaimana cara dalam mempraktikan filosofi teras. Sungguh, buku ini adalah buku yang sangat menarik untuk dibaca. Buku ini menyajikan pandangan serta ilmu stoa dari filsuf Marcus Aurelius.

Lalu apa saja hal yang saya dapatkan setelah membaca buku ini???

Pertama-tama saya dikenalkan dengan 4 jenis emosi negatif yang menjauhkan dari kebahagiaan yaitu iri hati, takut, rasa kesal/pahit, kesenangan/kenikmatan. Lalu dibahas pula terkait depresi dimana gejala yang dapt dikenali berupa rasa mood sedih dan tidak ada harapan.

Mental contrasting = menggabungkan positive thinking dnegan memikirkan hambatan yang akan ditemui. 

Kedua saya seperti dibisikkan bahwa dalam Stoisisme (aliran stoa) ada dua hal utama yang ingin dicapai yaitu

  1. Hidup bebas dari emosi negatif, mendapatkan hidup yang tentram
  2. Hidup mengasah kebajikan yang dapat berupa keibjaksanaan, keadilan, keberanian, dan menahan diri (disiplin dan kontrol diri)

*Stoa adalah teras berpilar (dari bahasa Yunani)

Tujuan utama filosofi teras ini sendiri adalah hidup dengan emosi negatif yang terkendali, hidup dengan kebajikan, dan bagaimana kita hidup sebaiknya. Prinsip utama dari filosofi ini adalah Hidup selaras Alam. Alam yang dimaksud adalah nalar dan akal sehat. Semua hal yang ada di dunia ini yang berkaitan dengan alam mempunyai fungsi “interconnection” atau saling terkait.

Hal ketiga yang saya dapatkan terkait “dikotomi kendali” 

Somethings are up to us, somethings are not up to us.

Ada dua hal yang saya temui dalam dikotomi kendali ini yaitu hal yang berada di bawah kendali kita seperti opini kita, keinginan kita, tujuan kita, sesuatu yang merupakan pikiran & tindakan kita, dan hal yang tidak berada dibawah kendali kita yaitu tindakan orang lain, opini orang lain, reputasi/popularitas, kesehatan, kekayaan, kondisi saat lahir, cuaca, wabah penyakit, bencana alam.

Mengapa kesehatan masuk ke bagian yang bukan kendali kita?? karena arti kendali disini bukan hanya soal kemampuan untuk memperoleh melainkan juga tentang “mempertahankan”.

Dalam situasi yang menyakitkan & tidak manusiawi, hidup masih bisa memiliki makna

Lalu, ada pula terkait trkotomi kebdali yang memiliki konsep :

  1. Hal yang bisa kita kendalikan sepenuhnya :  opini, persepsi, pertimbangan kita sendiri
  2. Hal yang tidak bisa kita kendalikan : cuaca, opini, tindakan orang lain
  3. Hal yang bisa sebagian kita kendalikan : sekolah, perlombaan, relationship, pekerjaan

Tapi, kita harus ingat bahwa ada “indifferent” atau tidak ngarus yang berisi hal yang ada di luar kendali kita. Indifferent ini dibagi menjadi 2 poin:

  1. Preferred indifferent = hal yang ga ngaruh tapi kalau ada bagus. Contohnya kesehatan, kekayaan, kecantikan, popularitas
  2. Unpreferred indifferent = hal yang ga ngaruh tapi kalau gaada akan lebih baik. Contohnya sakit, penyakit, kemiskinan, reputasi buruk

Manusia tidak memiliki kuasa untuk memulai apapun yang dia mau. Tetapi memiliki kuasa untuk tidak mengingini apa yang dia belum miliki, Dan dengan gembira memaksimalkan apa yang bisa dia terima.

Hal keempat yang saya dapatkan adalah terkait STAR. Tapi sebelum itu saya dikenalkan dengan konsep

Peristiwa  (impression) –> Interpretasi otomatis –> emosi negatif

Langkah yang bisa diambil saat merasakan emosi negatif yaitu S-T-A-R

  1. Stop –> begitu merasakan emosi ngatif secara sadar harus berhenti dulu
  2. Think & Assess –> setelah berhenti, kita lalu aktif berpikir (mulai untuk berpikir secara rasional untuk mengalihkan emosional). Lalu nilai, apakah perasaan saya ini benar/tidak, apakah emosi saya ini karena sesuatu yang di dalam kendali atau diluar kendali saya.
  3. Respond –> Respond apa yang harus diberikan. Bisa ucapan/tindakan yang merupakan hasil penggunaan nalar/rasio dari sebaik”nya. Prinsipnya : bijak, adil, menahan diri, dan berani. Pengendalian respon lebay yaitu melihat betapa remehnya masalah melalui penglihatan kita dari jarak jauh.

Hal kelima yang saya pelajari yaitu terkait CBT (Cognitive Behavioral Therapy)

Gabungan terapu kognitif dan terapi behavior. Kognitif terapu percaya respon kita utamanya adalah pikiran. Kalau behavior percaya bahwa untuk mengurangi atau meningkatkan suatu perilaku harus dengan reinforcement/punishment.

Asumsi CBT :

  1. Perubahan pemikiran dapat megubah perilaku
  2. Perubahan perilaku dapat mengubah cara berpikir.

*Irrational belief = segala sesuatu dipandang harus seperti apa yang dia mau (timbal balik)

Ketika ada strees, cara kita menghadapinya adalah dengan COPING STRESS

  1. Problem focused coping –> melakukan sesuatu yang masih dalam kendali kita
  2. Emotional focused coping –> mengatasi emosi kita

CBT hanya berlaku bagi orang yang mau refleksi atas pemikiran dan responnya.

We suffer more in imagination than in reality

Filosofi teras mengatakan semua kejadian bisa menjadi kesempatan melatih virtue (keutamaan). Amor Fati yaitu cintailan nasib-apa yang telah terjadi dan sedang terjadi saat ini.

Reflect the greates blessing that you have

Kita hidup untuk satu salam lain dan keberadaan kita harus bisa membantu satu sama lain.

There is nothing either good or bad, but thinking makes it so

Hal keenam yaitu terkait kesulitan dan tantangan sebagai ujian = kesempatan untuk menjadi lebih baik

What doesn’t kill you only makes you stronger

Pola pikir 3P yang menghambat kita untuk pulih dari musibah adalah

  1. Personalization –> menjadikan musibah sebagai kesalahan pribadi
  2. Pervasiveness –> menganggap musibah di atas aspek sebagai musibah di seluruh aspek hidup
  3. Permanence –> akibat sebuah musibah akan dirasakan terus menerus

Mentalistal mengenai sukses :

  1. Fixed mindset = kecerdasan, karakter, kreativitas bersifat statis
  2. Growth mindset = kegagalan dilihat sebagai batu lonvatan

*kalau fixed mindset bisa fixed mentalitu terguncang ketika kita gagal –> akhitnya motivasi berkembang menjadi berkurang

Hal terakhir yang saya dapatkan yaitu 3 disiplin way of life

  1. Discipline of desire : disipin keinginan. Kita harus bisa mengendalikan keinginan, ambisi, dan nafsu, Harus mengingini hal yang ada di bawah kendali dan menerima hal diluar kendali –> virtue : keberanian & menahan diri
  2. Discipline of action. Bagaimana kita berhubungan dengan manusia lain. Virtue : keadilan
  3. Discipline of judgement. Kemampuan untuk mengendalikan opini, interpretasi, value judgement. Virtue : kebijaksanaan

 

Mungkin sekian dulu review buku kali ini, see you next timeee :)))

Posted in Review buku | Comments Off on Review Filosofi Teras by Henry Manampiring

Transformasi Pendidikan Kesehatan di Unpad: Menjawab Tantangan Problematik Kesehatan di Indonesia

Hai ketemu lagi dengan saya Nova. Kali ini saya akan menyampaikan ilmu yang saya dapat setelah mengikuti kuliah tamu yang disampaikan oleh Dekan Fakultas Kedokteran yaitu Prof. Dr. Yudi Mulyana Hidayat. dr. SpOG. SubspOnk. DMAS. 

Pada kesempatan kali ini saya mendapatkan kuliah tamu melalui Zoom yang disiarkan di gedung C3 lantai 2 selama kurang lebih 1 jam untuk pemaparan materi. Tema kuliah tamu ini sangat menarik dimana saya mendapatkan wawasan baru terkait AHS.

  • Terdapat 3 milestone Transformasi Pendidikan kedokteran. Sebelumnya Prof Yudi menjelaskan perbedaan pendidikan kedokteran di zaman dahulu, zaman ketika Prof Yudi menempuh pendidikan beliau dengan pendidikan kedokteran yang ada di zaman sekarang dimana dahulu Prof Yudi mendapatkan pembelajaran yang berdiri masing-masing seperti anatomi sendiri, histologi sendiri, dan lainnya. Sedangkan di zaman sekarang materi-materi tersebut telah menjadi satu kesatuan dengan diubahnya kurikulum pada 2010 lalu dengan menggunakan PBL (Problem Based Learning). Prof Yudi mengatakan

Bagaimana kita bisa mencegah penyakit itu muncul berarti kita berpikir tentang sistem kesehatan. Kita harus menjadi agen perubahan dalam problematika kesehatan masyarakat.

  • Poin kedua yang saya dapatkan adala terkait tantangan umum dimana terdapat pertanyaan menarik dari Prof Yudi, diantaranya: Apakah mampu menjadi agen perubahan dalam sistem kesehatan kita? Apakah dengan IPK tinggi mampu mengubah perilaku masyarakat? Apakah mampu bersaing ditingkat global da mampu berperilaku budi pekerti yang baik? Tentu saja pertanyaan ini menggetarkan hati serta pikiran saya hehe
  • Pendidikan kedokteran di Unpad tidak hanya memikirkan knowledge saja tetapi ada keseimbangan antara ilmu scientific, skill dengan spiritual, dan etika moral.

    ” Lulusan progran FK harus disiapkan untuk menggerakkan pengetahuan melibatkan diri dengan critical reasoning sehingga dapar berpartisipasi aktif sebagai agen perubahan dan kesehatan.”

  • Tema program Tahun 2022 mengimplementasikan kurikulum yang transformatif di dalam sistem pembelajaran tetapi juga tetap memasukan norma, etika, moral, dsb.

Kali ini kita berbicara terkait problematika kesehatan yang ada di Indonesia yang meliputi tenaga kesehatan yang berkualitas yang kurang atau dokter spesialis hanya 1-2 orang dimana ini masih kuran dan terdapat maldistribusi dokter di wilayah Indonesia. Oleh karena itu, AHS menjawab problematika ini dimana AHS berperan sebagai kurikulum yang transformatif.

AHS a/ academic health systema yaitu peranan FK dalam penyelenggararaan pendidikan kedokteran. Berikut ini adalah tujuan dari AHS

Dalam memecahkan isu pendidikan ada beberapa hal yang dapat menjadi solusi yang bisa kita sumbangkan yaitu

  1. Mencetak SDM yang berkualitas
  2. Produk research yang bisa diimplemetasikan dalam sistem kesehatan
  3. Meningkatkan pelayanan kesehatan di RS yang berkualitas dengan output meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Unpad mempunyai 5 fakultas kesehatan serumpun ada FK, FKG, Farmasi, Keperawatan, Psikologi ditambah dengan RS jejaring yaitu RSHS, RS Mata Cicendo, RS pendidikan gigi dan mulut, dan klinik-klinik akademik yang diharapkan dapat bersatu untuk mencari suatu hasil atau riset berkualitas yang disumbangkan pada sistem kesehatan akademik sehingga terjadi kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan Indonesia dan outputnya hal ini dan benefit AHS dirangkum dalam 3 poin berikut yang disampaikan oleh Prof Yudi:

  1. Meningkatkan kepuasan masyarakat
  2. Terpuaskannya peserta didik
  3. Memunculkan pelayanan kesehatan yang excellent

Unpad juga harus mengampu wilayah Sumatra Selatan dan Jawa Barat karena distribusi pelayanan kesehatan berkualitas yang kurang. Oleh karena itu, Unpad menjawab hal tersebut dengan 3 metode pembelajaran untuk peserta didik yaitu melalui luring, daring, dan hybrid. 

Secara garis besar hal yang sudah disampaikan tadi adalah pilar fakultas tahun 2022.

Sekian ilmu yang bisa saya sampaikan kembali, terima kasih

Posted in Catatan Kuliah 2022 | Comments Off on Transformasi Pendidikan Kesehatan di Unpad: Menjawab Tantangan Problematik Kesehatan di Indonesia

My Own Review about Quantum Reading by Hernowo

Haiii. This is my first post. I wanna tell you about my honest review of Quantum Reading’s book by Hernowo.

Secara umum, buku ini menyajikan langkah dan tips-tips luar biasa dalam membaca, dengan gaya penulisan yang mudah dimengerti serta kutipan-kutipan dalam buku yang membuat pembaca semakin termotivasi. Selain itu, pada setiap akhir dari sub yang dibaca terdapat lembaran “mengikat makna” yang tentu saja secara tidak langsung dapat meradiasikan makna yang kita peroleh setelah membaca tiap sub bab buku ini.

Buku ini berisikan 215 halaman dengan sampul yang berwarna dan sangat menarik minat para pembaca. Dicetak oleh penerbit MLC pada tahun 2005. Kendati demikian, buku ini tetap saja laris untuk dibaca di tahun 2022 ini. Lalu apa saja yang saya dapatkan setelah membaca ini???

Pertama, saya mendapatkan arti apa itu quantum. Yang saya tahu selama ini quantum adalah merek kompor *hehe. Let says quantum adalah interaksi yang terjadi dalam proses belajar yang mampu mengubah berbagai potensi yang ada dalam diri manusia menjadi ledakan gairah/pancaran yang dapat ditujukan pada orang lain.

Kedua, ternyata sebelum membaca, kita haru terlebih dahulu mengetahui apa itu “AMBAK” yang artinya Apa Manfaat Bagiku.

Ilmu ketiga yang saya dapatkan ini ditulis sang penulis dengan mengutip dari Tony Buzen tentang 7 tahapan proses kegiatan membaca. Lalu apa saja?

  1. Pengenalan
  2. Peleburan
  3. Intra-integrasi : yaitu memadukan hal yang disampaikan dengan pengalaman
  4. Ekstra-integrasi : hal ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Apakah kita setuju dengan pendapat penulis dan menerimanya ataukah kita memiliki insight lain dan menolak pemahaman penulis.
  5. Penyimpanan
  6. Pengingatan
  7. Pengomunikasian

Hal keempat yang saya dapatkan terkait aspek yang umumnya terjadi ketika membaca buku yaitu :

To think. To feel. And To act

To think yang berarti dalam membaca buku umumnya kita ikut berpikir sesuai dengan bacaan yang sedang dibaca, to feel yang berarti kita ikut merasakan cerita yang sedang digambarkan oleh penulis dengan daya empati dan imajinasi kita, dan terakhir adalah to act yang berarti output kita setelah membaca buku tersebut.

Dalam membaca pun ternyata terdapat indrawi atau yang biasa disebut multi indriawi :

  1. Membaca dan memvisualkan bahannya
  2. Membaca fakta kunci keras-keras, mengajukan pertanyaan, dan menjawab
  3. Menulis pokok masalah dan menyusun urutannya secara logis

Multi indriawi ini juga dapat ditafsirkan dengan kemampuan visual + auditori + fisik 

Tak lupa di dalam buku ini juga penulis menyampaikan hal yang berkaitan dengan motivasi diri. Seperti 4 kekuatan dahsyat dalam diri kita yaitu Self awareness (kesadaran diri), Conscience (hati nurani), Independet will (kemampuan untuk memiliki), dan Imagination (daya imajinasi).

Hal kelima yang saya dapatkan bahwa terselip pula ilmu biologi dalam buku ini yang berkaitan dengan memori untuk mengingat dan mengulang dimana terdapat bagian-bagian otak seperti :

  1. Talamus = untuk kewaspadaan dan indra motorik
  2. Amigdala = ingatan emosional
  3. Hipokampus = ingatan semi semantik & episodik
  4. Lobus yang terbagi menjadi 4 yaitu depan (untuk bicara, pengendalian gerak), parietal (spasial dan belajar sentuhan), temporal (pemanggilan, ingatan indriawi), dan oksipital.

Hal keenam yaitu dalam mengingat hal, manusia dapat berlatih dengan peta pikiran dan daya imajinasinya. Manfaat peta pikiran itu sendiri adalah

  1. Menulis secara kreatif
  2. Mengelola “jaringan” pekerjaan
  3. Menuangkan ide secara bebas
  4. Menyusun tugas secara detail

Hal ketujuh yaitu gaya belajar yang disingkat SAVI

Somatis = Belajar dengan bergerak dan berbuat

Auditori = Belajar dengan berbicara dan mendengar

Visual = Belajar dengan mengamati & menggambarkan

Intelektual = Belajar

Mungkin sekian review buku ini dari saya, terima kasih

Posted in Review buku | Comments Off on My Own Review about Quantum Reading by Hernowo