Inescapable Experience

Siapa sangka, siapa menduga…ketika hal yang diluar kuasa manusia, Kehendak-Mu,

Rezeki dari-Mu, akhirnya saya bisa menginjakkan kaki kembali di bumi di luar Ibu Pertiwi pada

tahun 2010.

Hanya kata Subhanallah…Alhamdulillah Ya Allah, ketika semua itu menjadi

suatu impian terwujud.

Mungkin sesuatu, terkadang saya maknai dengan mensyukuri dan menjadi pengalaman luar biasa serta

“Innescapable Experience” setelah sekian waktu terjadi. Maknanya  Retrospektif (kata Alfred Schutz:

makna yang kita rasakan.. terasa setelah kejadiannya berlalu).

Sekitarnya.. semakin menunjukkan betapa apa yang saya alami adalah Anugerah, bahan untuk renungan tentang betapa apa yang saya saksikan,Indah adanya…ingin rasanya kemajuan itu teralami ada di bumi pertiwi.

Keindahan alam jauh dimiliki oleh bumi pertiwiku…tetapi kemampuan mengolah keadaan alam

adalah sesuatu yg rasanya masih harus selalu disempurnakan di bumi pertiwi ini.

Di Malaysia…negara serumpun, yang sudah sangat jauh maju, mungkin tatanan aturan kehidupan

mereka yang telah jauh lebih tertata, sehingga kemajuan bukan hal yang niscaya buat mereka.

Terlepas dari segala silang sengketa dengan ibu pertiwiku…bangga aku pada mereka yang

lebih maju, disiplin, mempunyai identitas dan menjunjung tinggi budaya nenek moyangnya..Melayu.

Melaju ke Hongkong….aahh, rasanya istilah kecilku yg kadang mencibir dalam candaan…

“Mahal..dari mana?? HONGKONG….”  Yaaa..setelah menginjak kesana, ternyata memang benar adanya, bagiku..

kemajuan mereka adalah resep yg ampuh ,sehingga mereka disebut serba MAHAL…serba bagus,

serba nyaman… Dengan Metropolis nya kota mereka…sungguh mengagumkan …Rasanya terasa

kurang hitungan hari kunjungan saat itu…karena tanpa ke DISNEYLAND &TAMAN VICTORIA, yang konon

tempat berkumpulnya BMI (Buruh Migran Indonesia) Sang ‘Pahlawan Devisa ‘ bersenda gurau melepas

penat bekerja selama 6 hari kerja, (sayang berbagai suka duka… gambaran BMI disana hanya terwakili

oleh pertemuan dgn seorang BMI namanya ‘Siti..asal Cilacap..yang ramah menawarakan bantuan pada

Sang Backpacker, seperti saya saat itu….Padahal sesampainya di Indonesia; gambaran mereka jauh

terekam di Novel “Dhuha di Victoria”…). Bagaimana MRT sebagai transportasi bebas macet..,

Transportasi Masal begitu lalu lalang meramaikan jalan raya yang tertata seperti ‘konstruksi

Cakar Ayam’ . Bagaimana Subway yang menghubungkan antar jalan raya tanpa penyebrangan

di jalan raya, bagaimana ramainya jalanan pertokoan yang lumayan menyamankan bagi pejalan kaki,

lalu..bagaimana taman kota untuk menghirup udara segar bagi para penghuni apartement di pagi hari,

bagaimana semua sarana yang mereka sediakan sebagai layanan publik begitu melindungi warganya.

Mungkin bagi warga disana tak sia-sia membayar pajak walaupun tinggi..karena kompensasi fasilitas bagi

warganya pun begitu terperhatikan.

TAPI…tak semua pujian untuk mereka, tetap  saja ada hal-hal yang membanggakan Ibu Pertiwi-ku

saat kita tak dalam pelukannya… Betapa tidak; ketika semua serba mahal

ternyata dengan harga relatif sama…Di negeri kita pun barang-barang yang kita

inginkan  tetap ada…tak kalah fashionable. Ketika yang disebut Ladist Market begitu dibanggakan dan menjadi  salah satu ‘Brand Merk’ Hongkong…ternyata sempit, berjubelnya…laksana Pasar Kota Kembang dulu di Bandung

dengan barang yang katanya dengan harga agak miring…sama saja, nilai uang akan berpengaruh pada

hasil barang yang dapat kita beli.

Sungguh…bila dikehendaki-Nya, ingin rasanya kembali berkunjung, hanya untuk berbanding

rasa nikmatnya fasilitas publik disana. Mungkin sangat benar, kalau menyimak apa yang dikatakan

W.S. Rendra “Kita perlu mengambil aspek-aspek Budaya dari Negeri manapun,

sepanjang itu meningkatkan martabat kita sebagai Manusia”.

Pengalaman sebagai Backpacker amatiran..tenyata masih cukup berkenangan di MACAU sebagai

salah satu negara Etnis China..yang Rupawan dengan segala fasilitas bernuansa super modern…teratur ,

tertib…(walaupun ada sedikit ketidaksetujuan dengan cara mereka melimpahkan uang mereka..

yaitu CASINO…eemmm, sayang sekali prinsip keyakinan hidup mereka berbeda dengan kita…).

Betapa tidak, suasana kota yang Wah..fasilitas yang Wah..Transportasi yang Wah juga..mewarnai nikmatnya masyarakat dan pelancong asing. Dengan keterbatasan bahasa, wawasan, sepertinya saat itu cukup

nyaman berada  disana, hanya tinggal membaca rute di peta, kemana kita ingin berkunjung telah terbaca…

Bis-Bis untuk pelancong disediakan oleh Dinas Pariwisata mereka sebagai bagian fasilitas gratis untuk

para pengunjung…Sebelumnya betapa kapal ferry yang digunakan cukup tertib dan nyaman.

Bangunan-bangunan Kuno..Legendaris , Unik dan bersejarah disana cukup terjaga apik..sehingga itulah

bagian keinginan yang ingin diketahui pelancong. Terkesan…Walau Sekejap Bertemu.., Walau Sekilas Memandang..,Cukup memberi kenangan Indah & Syahduu….

Semoga Pengalaman Indah ini.. akan selalu berkesan, dan ingin terulang

di tempat yang berbeda..yang akan selalu disyukuri sebagai nikmat dari-Nya

Amin YRA…..