“Our Resistence” = “Work Up Call”

“Resistensi” adakalanya menjadi sikap kita  dalam menghadapi setiap perubahan yang dihadapi. Rasa bertahan kadang membuat kita sulit menerima kenyataan yang dihadapi hari ini atau hari esok….rasa nyaman masa lalu atau saat ini, seringkali membelenggu kita untuk siap berfikir & bersikap positif tentang resisten.

Sementara, “Work Up Call” ; Sikap sejenak kaget, marah karena terkagetkan .., tetapi kemudian kita akan tersadarkan dan perlahan-lahan akan mencari kesegaran.

( Renald Kasali : dalam buku ” Change “)

Kedua sikap ini adalah kondisi yang kita jalani selama kita menjalankan aktivitas pekerjaan. Ada kalanya kita bersikap resisten terhadap masuknya hal baru, yang mungkin sebenarnya adalah hal-hal positif yang bisa kita kembangkan. Rasa nyaman dengan kebiasaan lama, yang belum tentu positif  juga ..membuat kita semakin resisten akan masuknya pola/cara baru yang kadang ‘Suka Tidak Suka’ menjadi kewajiban kita untuk dilaksanakan.

Jiwa untuk kreatif…kadang sulit tumbuh karena beberapa faktor yang membelenggu diri seseorang. Rasa takut berinovasi atau bahkan hanya memperbaiki kebiasaan yg sudah tidak Up Date (“..”/tanda petik, karena tuntutan aturan baru dari pemerintah..misalnya) seringkali menjadi ketakutan tersendiri yang kadang menghantui. Sesuatu yang belum dicoba& dirasakan manfaat positifnya… kadang menjadi Paranoid.

Selain itu, suasana/gaya perubahan yang terjadi, juga seringkali menjadi pemicu kondisi Resisten. Semakin suasana perubahan itu kurang toleran atau kurang ramah terhadap lingkungan yang ada, maka kekuatan untuk Resisten semakin Kuat pula, sedangkan apabila suasana yang akan terjadi diantisipasi secara preventif dengan sosialisasi yang tepat, maka kekuatan Resisten akan semakin lemah.

Lingkungan Kerja, Motivasi seseorang , sangat berpengaruh terhadap Daya Resisten seseorang. Lingkungan kerja yang membiasakan dengan situasi perubahan, akan menumbuhkan kesiapan pegawai terhadap perubahan yang akan terjadi. Sebaliknya , bila suasana  dibiasakan dengan lingkungan kerja monoton, kurang dinamis, kurang keterbukaan, atau bahkan cenderung statis..akan menumbuhkan suasana sulit dan kuatnya resisten terhadap perubahan.

Lalu, bagaimana sepatutnya.. Suatu kondisi Resisten kita akan menjadi positif ? Salah satu langkah yang mungkin bisa kita kembangkan adalah dengan mengartikan “..’Resistensi Kita’ sebagai sebuah ‘Work Up Call’..” dimana kita menyadari daya resistensi kita terhadap perubahan yang menghadang..tetapi tidak kemudian terlena dan menjadi paranoid, kita seyogyanya segera bangkit menyadarkan diri ..bahwa inilah realita yang harus kita hadapi, suasana perubahan yang harus kita yakini .. bahwa perubahan semoga menjadi kesegaran untuk langkah kita.

Ketika kita membangun kondisi perubahan sebagai sebuah’Work Up Call’ , tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena masih ada lingkungan kita yang mempengaruhi ‘mind set’ kita dalam bersikap.  Ketika lingkungan yang kaku/statis, membentuk ‘mind set’ kita ..kadang sulit  juga  menerima suatu suasana yg berbeda/berubah. Rasa toleransi kita terhadap teman, lingkungan kerja membuat  sulit pula rasa kesadaran kita bahwa  resistensi kita tersebut seharusnya dijadikan                ‘Work Up Call’.

Perlu kita sadari pula,  tidak mudah untuk menciptakan suasana ini, diperlukan keluwesan kita dalam menciptakannya. Dengan membuka wawasan berfikir kita, membuka diri untuk mengembangkan potensi diri atau bahkan perbaikan sikap kita, diharapkan akan menjadi media positif  untuk menjadikan kita adaftif terhadap perubahan .