“Type Pemimpin : Dampak, Peluang dan Tantangan bagi Pegawai”

Dalam sebuah lembaga, organisasi atau bahkan kepengurusan dalam  event tertentu..tentu tidak akan terlepas dari adanya ‘pemimpin’ dan ‘yang dipimpin’. Kedua belah pihak akan bersinergi dalam mencapai tujuan organisasi.  Dan sebagai pribadi manusia, secara personal tentu mempunyai sifat dan karakter masing-masing yang sedikit banyak akan berpengaruh dalam kegiatan berorganisasi atau berinteraksi dalam sebuah lembaga. Apakah pada suatu masa seseorang memjadi pemimpin atau yang dipimpin..sifat dan karakter pribadi masing-masing akan ikut berpengaruh dalam interaksi sosial yang bersangkutan/seseorang.

Kita mencoba mengutip terlebih dahulu definisi dan beberapa hal yang berkaitan dengan istilah  pemimpin itu sendiri. Pimpinan berasal dari kata pimpin; yang berati membawahkan, mengepalai ,mengatur, mengendalikan, mengkoordinasikan. Sementara pemimpin; atasan, bos, kepala, koordinator. (Tesaurus Bahasa Indonesia: Gramedia : 2008: 477).

Dalam kehidupan sehari -hari, pernah muncul dan cukup diingat oleh masyarakat  tentang perumpamaan ‘pemimpin’; ” Bila orang-orang(sekumpulan orang) bekerja bersama-sama tanpa ada yang memimpin, maka ibarat Gerombolan. Lalu…bila orang bekerja sendiri tanpa ada yang dipimpin , ibarat Tuyul (makhluk ghaib yang selalu beraksi sendiri)” ,istilah ‘beraksi atau bekerja sendiri’ juga dikenal dengan istilah ‘One Man Show’. Perumpamaan ini menunjukkan betapa pentingnya peran dan keberadaan ‘pemimpin’dan ‘yang dipimpin’.  Kesuksesan managerial dalam sebuah organisasi/lembaga tidak akan terlepas dari peran kedua belah pihak ini. Pemimpin dikatakan berhasil , bila indikasi orang yang dipimpinnya juga baik. Lalu suksesnya para SDM (yang dipimpin) bila indikasinya menunjukkan kualitas kinerja/pelayanan yang baik bagi lembaga tempat mereka bekerja, dibawah kepemimpinan pemimpinnya. 

 Buku “Pemimpin & Kepemimpinan,apakah pemimpin abnormal itu?” karya Dra. Kartini Kartono: Rajawali Pers :1983 :IX…menyebutkan bahwa Kepemimpinan itu bersifat universal, “Kepemimpinan itu adalah masalah relasi antara pemimpin dan yang dipimpin. Kepemimpinan ini bisa berfungsi atas dasar; kekuasaan pemimpin untuk mengajak dan menggerakan orang-orang lain guna melakukan sesuatu, demi pencapaian satu tujuan tertentu. Dengan begitu, pemimpin itu ada bila terdapat kelompok atau satu organisasi. Jadi keberadaan pemimpin itu selalu di tengah-tengah kelompoknya (anak buah,bawahan, rakyat)”. Istilah lain mengatakan Kepemimpinan adalah” suatu  proses yang memberi arti( penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkannya dengan kemauan untuk mempimpin dalam mencapai tujuan” (Jacobs & Jacques, 1990. 281).

Buku ini-pun membahas tentang teori munculnya pemimpin, disebutkan adanya Teori Genetis, Teori Sosial dan Teori Ekologis. Menurut Teori Genetis dinyatakan bahwa ‘pemimpin itu lahir dari seseorang yang sejak lahir memiliki bakat-bakat kepemimpian yang luar biasa’. Teori sosial, justru menyangkal teori genetis..dimana dinyatakan bahwa ‘setiap orang mempunyai potensi menjadi pemimpin melalui penyiapan dan pendidikan yang akan membentuk seseorang tumbuh menjadi pimpinan’ , Sementara Teori Ekologi menengahi 2 teori tersebut tadi yang bertentangan; dimana dalam teori ekologis ini dinyatakan bahwa  ‘Seseorang menjadi pemimpin bila ada perpaduan antara bakat-bakat kepemimpinan seseorang sejak lahir lalu dikembangkan melalui pendidikan bahkan pengalaman yang sesuai dengan tuntutan lingkungan/ekologinya’.(Kartini  Kartono:1983:29).

Selanjutnya, kita perlu tahu bahwa sebagai ‘manusia biasa’ , seseorang yang mempunyai posisi sebagai pimpinan tentu mempunyai ke-khas-an dan karakteristik yang berbeda. Dan pada perkembangannya dikenal istilah  ‘Type Pemimpin’, dan ada beberapa katagori berdasarkan pendapat sebagian orang..seperti menurut W.J. Reddin dalam buku  Wahjosumidjo , bahwa type pemimpin ada 3 : type pemimpin berorientasi tugas (Task Orientation); berorientasi hubungan kerja( Relationship Orientation) dan berorientasi hasil yang efektif (Effectiveness Orientation). Istilah ‘type kepemimpinan’ selanjutnya dikenal juga sebagai berikut : 1. Type deserter (pembelo ),dengan sifat bermoral rendah, tidak memiliki rasa keterlibatan, tanpa loyalitas dan ketaatan, sukar diramalkan.  2. Type burokrat ; bersifat korek, patuh pada peraturan dan norma-norma, manusia organisasi, tepat, cermat, keras.  3. type missionary (missionaris) dengan sifat terbuka, penolong, lembut hati, ramah tamah.  4.type developer  5. type otokrat   6. benevtolent autocrat(otokrat yang bijak)  7. type compromiser  8. type eksekutif.


Melihat tipical kepemimpinan yang tercantum dalam teori diatas, dapat kita rasakan dalam interaksi bekerja selama kurun waktu bekerja..berbagai tipical tersebut mungkin pernah menjadi pimpinan langsung bagi kita. Kepemimpinan dengan tipical tertentu akan memberi dampak , peluang serta tantangan tertentu pula bagi para pegawainya,baik secara personal maupun secara kelembagaan.

Sebagai contoh, bagaimana type kepemimpinan missionaris memberi dampak terhadap kinerja para pegawainya. Bila melihat type kepemimpinan ini yang bersifat terbuka, penolong, lembut hati dan ramah tamah, mungkin dapat tergambarkan bagaimana suasana  bekerja dibawah kepemimpinan seperti orang seperti itu, dimana setiap pegawai akan merasa nyaman dan tenang dalam bekerja ..tidak ada suasana penekanan, mungkin setiap pegawai akan menyatakan ‘Bekerja di Zona Conform’. Suasana tenang..tertata..terencana sangat terasa dan cenderung konstan dalam proses pekerjaan. Suasana seperti ini akan memberi dampak positif dan negatif bagi para stafnya.

Dampak positif terhadap kinerja pegawai , akan memberi suasana tenang bekerja bagi pegawai sehingga para pegawai pun tenang dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sementara negatifnya, memberi warna statis pada ritme bekerja..sehingga para pegawai kadang jadi tak terbiasa dengan hal-hal baru diluar rutinitas.

Lalu, dengan tipical kepemimpinan missionaris…secara positif akan memberi peluang bagi para pegawainya untuk tumbuh tertata/terstruktur dalam lembaga itu sendiri. Secara Personal para pegawai berpeluang dapat berkembang secara bertahap dan tertata sesuai kondisi lembaga itu sendiri. Namun demikian dampak negatif-pun kadang bisa terjadi, manakala stafnya yang terlena oleh kebaikan sifat pemimpin seperti ini. Kebaikan kadang tidak membuat orang bersyukur  atau lebih jauh berpikir ingin bekerja lebih baik..karena bekerja dengan suasana yang baik.

Tantangan bekerja dengan tipical ini, bagi para pegawai akan berdampak  kesulitan menghadapi hal-hal baru yang diluar rencana rutin, karena terbiasa dengan tatanan tertentu yang kadang statis. Kondisi ini sebenarnya bisa menjadi tantangan tersendiri bagi para pegawai..apakah menjadi tantangan berfikir positif untuk memperbaiki kinerja atau mungkin akan menumbuhkan frustasi manakala perubahan yang menuntut, ada dipelupuk mata.

Kepemimpinan, dalam buku “Pemimpin dan Kepemimpinan” karya Kartini Kartono (hal : 51-56) menyesebutkan type pemimpin; 1. Type Kharismatik (type pemimpin,dimana otalitas kepribadian pemimpin itu memancarkan pengaruh & daya tarik yang teramat besar, cenderung dianggap ‘mempunyai kekuatan ghaib/supranatural power/superhuman’) 2.Type paternalistis/maternalistis (type ini mempunyai sifat kebapakan/keibuan, cenderung terlalu melindungi/over protektive, sehingga terkesan kurang memberi kesempatan pada pegawainya untuk berinisiatif) 3. Type Militeristis (type ini lebih banyak menggunakan sistem perintah, menghendaki kepatuhan mutlak dan komunikasi yang terjalin hanya 1 arah) 4. Type Otokratis (type ini sesuai dengan arti kata otokratis itu sendiri; kekuasaan, kekuatan sendiri..kekuasaannya harus dipatuhi) 5.Type Laisser Faire (type ini menggambarkan pemimpin yang ‘tidak memimpin’,dia pemimpin simbol, dan membiarkan pegawainya bekerja sendiri-sendiri) 6.Type Populistis  (type pimpinan , dengan gaya kepemimpinan yang dapat membangunkan solidaritas rakyat) 7. Type Administratif  (type ini adalah pemimpin yang mampu menyelenggarakan administrasi yang efektif , mampu menggerakkan dinamika modernisasi&pembangunan) dan 8.Type Demokratis (type ini mampu memimpin dengan cara memberikan bimbingan yang efektif kepada pegawainya dengan penekanan rasa tanggung jawab internal/pada diri sendiri,menghargai potensi individu, memberikan otoritas kepada bawahannya).

Melihat sumber teori diatas, kita dapat memperhatikan dan merasakan bagaimana type leadership atau kepemimpinan di sekitar kita. Sebagai perumpamaan; Bagaimana Pemimpin dengan type Paternalistis memberi warna dalam kepemimpinan sebuah organisasi, seorang pemimpin type ini selalu memberi perlindungan yang over terhadap pegawainya, hal ini berdampak pada orang-orang yang dipimpinnya…pegawai merasa selalu dilindungi sehingga berpeluang menjadi kurang kreatif dan berinisiatif, terbiasa hanya menjalankan tugas tanpa ada pengembangan diri. Suasana ini memberi dampak negatif  ‘Sifat Resisten terhadap perubahan’ bagi pegawainya..karena ‘Over Protektive’ yang diterima justru akan menumbuhkan ‘Kesilauan dengan Pujian’ yang kadang semu karena bekerja dibawah ‘Kesuksesan Pemimpin’ semata. Secara personal akan mengakibatkan sikap ‘Merasa Sudah Baik’  tanpa keinginan memperbaiki diri. Bila melihat kenyataan seperti ini…bila bawahannya mau menjadikan ini tantangan, seyogyanya justru akan memberikan motivasi yang baik untuk memanfaatkan over protektive tersebut menjadi geliat positif dalam mengembangkan diri untuk menjadi kreatif dan berinisiatif dan berusaha meningkatkan kemampuan diri.

Lalu, dengan type kemimpinan ‘Demokratis’, yang sangat memberikan pendelegasian kepada pegawainya,sehingga tercipta  ‘partisipasi aktif dari semua elemen pegawainya ‘ . Setiap orang didalamnya merasa dihargai potensi dirinya, mendengar apa yang menjadi masukan bawahannya. Dampak yang dirasakan pegawainya , mereka merasa nyaman bekerja dengan suasana diberi kepercayaan , memberi dampak bekerja secara ‘team work’, bekerja bersama-sama tanpa ada perasaan tertekan. Pemimpin seperti ini memberi peluang menumbuhkan rasa percaya diri, mengembangkan potensi diri dan melaksanakan pekerjaan yang diemban oleh setiap pegawainya, dengan kondisi ini peluang-peluang positif akan tumbuh dengan sendirinya. Dengan dampak dan peluang yang tercipta…tantangan yang terwujud pun akan semakin mengarah ke arah positif bagi para pegawainya. Dengan kepemimpinan type ini, setiap orang berpeluang menjadi lebih berfikir dan bersikap terus mengembangkan diri. 

Seiring perkembangan masa…type pimpinan atau leadership, semakin dituntut Up date seiring komunikasi manusia yang semakin kompleks juga. Tuntutan keteladanan dari pemimpin semakin mendesak dan menjadi hal yang patut diperhatikan.

Uraian diatas hanya sedikit dari sekian gambaran kondisi bekerja atau berorganisasi dibawah kepemimpina dengan tipical kepemimpinan yang ada secara teoritis. Kita sebagai pegawai pada dasarnya menginginkan ‘Kepemimpinan yang mampu memimpin secara positif, kreatif dan memberikan suasana yang kondusif.