TALAGA BODAS : DANAU KAWAH PUTIH DI SWISS VAN JAVA

Kali ini saya akan bercerita tentang perjalanan saya menghilangkan rasa jenuh mengerjakan tugas akhir hehe

Pada tangggal 10 september 2017 kemarin saya diajak oleh teman masa sma untuk ‘main’ ke salah satu objek wisata di kab garut yaitu Talaga Bodas..ini adalah kali kedua saya ke talaga bodas setelah sebelumnya pernah datang 3 tahun lalu..makanya saya cukup penasaran dengan kondisi talaga bodas sekarang dengan kondisi nya 3 tahun lalu..apakah sama atau beda..

Bagi kalian para pembaca yang belum tahu, Talaga Bodas ini terletak secara administratif di Desa Sukamenak, wanaraja, Garut. Wilayah ini berada di dalam pengelolaan BKSDA Jawa Barat.

Ajakan dadakan ini janjiannya jam 1 siang, terlalu siang memang tapi daripada engga sama sekali kenapa enggak (Saran dari saya, usahakan kalau mau pergi mendingan pagi hari karena selain udara nya yang sejuk juga pemandang selama perjalanan sangat bagus sekali)

Perjalanan saya bersama teman2 dimulai dari perempatan suci wanaraja (search google maps aja). Awalnya saya merasa kesal menunggu karna ada teman sedikit ngaret, tp saya merasa cukup terobati karna selama perjalanan disuguhi pemandangan yang indah.

Saya dan teman2 menggunakan kendaraan beroda dua (motor) dan sampai ke lokasi sekitar 1-1,5 jam perjalanan dalam keadaan sedikit macet di awal perjalanan.

Setelah melawati pasar wanaraja, disebelah kanan kalian akan melihat papan petunjuk menuju talaga bodas..kalian belok kanan kemudian lurus terus dari sana. Mudah kok, tidak ada jalan percabangan yang akan membuat kalian bingung

Kondisi selama perjalanan terhitung cukup baik. Di awal kami melawati rumah rumah warga dgn jalan yg kurang baik namun setelah tidak ada rumah warga lagi, dilanjutkan dengan jalanan yang mulus plus disuguhi pemandangan yang indah selama perjalanan. Jika kalian berkunjung ke tempat ini, kalian bisa berhenti dulu jika kalian mau karna ada beberapa tempat yang cocok untuk berselfie-berfoto atau sekedar melihat pemandangan hamparan sawah dan bukit bukit yang enak dipandang.

Setelah sampai disana, kami melihat pos tiket dgn para penjaga yang sudah siap menghadang untuk menagih uang masuk. Tarif yang dikenakan menurut saya normal dengan rincian tiket pengunjung per org 7,5rb, tiket motor 7,5rb dan asuransi 2rb untuk weekdays (hari normal). Untuk weekend tiket bisa lebih mahal, apalagi jika kalian membawa kendaraan mobil dan termasuk wisatawan mancanegara 😀 (jadi bisa dipersiapkan saja budget yang cukup). *Mohon maaf saya tidak memfoto daftar harga tiket secara umum

Setelah membayar tiket, kami memarkirkan motor. Lokasi tempat parkir cukup luas juga disana banyak warung yang berjejeran.

Kami lalu membeli air minum botol karena menurut info penjual jajanan di lokasi talaga tidak ada yang berjualan (saran : bawa makan dan minum sendiri). Harga air minum botol 600ml seharga 5rb.

Karna dari tempat parkir ke lokasi masih jauh (sekitar 1km) dengan medan menanjak, maka ada 2 opsi perjalanan yang dipilih, pakai ojeg dgn harga 5rb per org, atau jalan kaki.. Namun karena ongkos kami pas-pasan dan ingin sekalian melihat pemandangan sekitar maka kami pun memutuskan untuk jalan kaki walaupun pada saat itu banyak tukang ojeg “sedikit memaksa” menawarkan jasa mengantarkan penumpang..

Dengan trak yang cukup menanjak itu, saya merasa tidak cape karna dgn melihat pemandangan disekitar dan udara yg sejuk itu menghilangkan rasa cape nya, apalagi setelah melihat lokasi talaga bodas nya..waah sangat indah sekaliii..

Kesan pertama yang saya rasa kan adalah takjub dengan hamparan danau yang luas bekas kawah dengan air belerang yang berwarna putih dan masih aktifnya aktivitas vulkanisme maka air nya pun air panas. Ditambah lagi dengan pemandangan bukit disekitarnya membuat tempat ini menjadi destinasi yang patut dikunjungi..

Ada beberapa tempat yang bisa dikunjungi di tempat wisata talaga bodas. Yang utama tentunya area kawah. Berbeda ketika saya berkunjung 3 tahun yang lalu, kondisi nya masih sepi namun sekarang, di area kawah terdapat beberapa bangunan dinding pembatas juga tempat duduk bagi yang ingin istirahat.

Kondisi Pinggiran Danau Talaga Bodas (hati hati karna tanah cukup labil)

Tempat lain yang bisa dikunjungi adalah kolam rendam air panas. Lokasinya berada di area kanan kawah. Kolamnya terbuka, langsung ada di pinggir kawah. Untuk menuju lokasi ini, kita cukup berjalan menyusuri rute ke arah kanan kawah yang jaraknya hanya sekitar 200 meteran saja. Medan jalannya datar sehingga tidak akan merasakan cape. Namun kondisi yang sudah sore dan tidak mempersiapkan pakaian pengganti, maka kami tidak pergi ke kolam rendam tersebut. Pada akhirnya kami banyak mengisi waktu dengan mengobrol karna lama sudah tidak jumpa dan juga foto-foto, sampai akhirnya kami pulang dari tempat tersebut pukul 4 sore..

Sejarah Talaga Bodas

Tidak lengkap rasaya apabila saya hanya menjelaskan perjalanan liburan tanpa menyelipkan tentang ilmu kegeologiannya hehe Bagi para pembaca yang penasaran, berikut saya lampirkan cerita atau sejarah dari objek wisata Talaga Bodas dan Pasir Sadahurip (Bukit fenomenal karna bentuk nya mirip Piramida di Mesir).

Pasir Sadahurip yang berada sekitar 4 km barat laut Talaga Bodas, adalah salah satu kerucut gunung api tua dalam kompleks Gunung Talagabodas yang pembentukannya satu periode dengan gunung api tua lainnya, seperti Gunung Karacak dan Gunung Candramerta. Di selatan Pasir Sadahurip, sesar sepanjang 15 km membentang tenggara – barat laut, mulai dari selatan Gunung Bungbulang sampai Kampung Pasanggrahan, membentuk lembah yang memanjang dengan bagian selatannya yang turun, sehingga Pasir Sadahurip terlihat menonjol.

Menurut A.R. Mulyana dkk. (2000) yang saya baca dr web geomagz, evolusi Gunung Talagabodas terjadi dalam beberapa tahap pembentukan. Tahap pertama terjadi letusan eksplosif yang membentuk Kaldera Talagabodas Tua berdiameter + 4,5 km, dengan bukaan ke arah utara. Tahap kedua: Pembentukan Kawah Saat di bagian tengah Kaldera Talagabodas Tua. Tahap ketiga: Masa istirahat dan penghimpunan energi. Tahap Keempat: Pembentukan kerucut dari letusan samping di sekitar dinding Kaldera Talagabodas Tua, yaitu Gunung Canar, Gunung Piit, Gunung Lebakjero, dan Gunung Masigit. Tahap kelima: Pembentukan kerucut dari Talagabodas Tua, yaitu Gunung Beuticanar, Gunung Malang, dan Gunung Ciparay. Tahap keenam: Letusan samping yang bersifat freatomagmatik – stromboli, merupakan tahap akhir dari serangkaian pembentukan dan penghancuran Gunung Talagabodas. Kegiatan letusan eksplosifnya menghasilkan Kawah Talagabodas Muda dengan bukaan kawah ke arah timur laut. Kawah dengan diameter kurang dari 2 km ini kemudian diisi air, membentuk danau kawah, yang kini terkenal dengan nama Talaga Bodas (bahasa Sunda, Telaga Putih), karena warna airnya terlihat berwarna putih susu. Tahap ketujuh: Terjadi letusan freatik dari kawah Talagabodas Muda, dan tahap kedelapan: Aktivitas Gunung Talagabodas berupa hembusan solfatara dengan intensitas lemah, dan bualan lumpur.