http://jabar.tribunnews.com/2016/03/21/teras-air?page=all
Cecep Burdansyah:
Saya sependapat dengan Teddi Muhtadin bahwa gerakan kultural memang berbingkai keindonesiaan, konsepnya tidak emosional, bahkan ingin menunjukkan karakter Indonesia dengan keanekaragamannya.
Dalam menuju kebhinnekaan, sastra sebagai salah satu produk budaya perlu tetap pada karakternya, seperti air yang mengalir menemukan jalan, tapi bukan air bah yang mengamuk menerjang tanpa arah seperti yang diperlihatkan nonoman Sunda dalam gerakan politik.
Diterbitkan oleh Teddi Muhtadin
Teddi Muhtadin adalah dosen Program Studi Sastra Sunda, Fakultas Ilmu Budaya, Unpad, sejak 1999. Mata kuliah yang pernah dan tengah diampu a.l. Telaah Sastra, Sastra Sunda, Kritik Sastra Sunda, Kajian Budaya, Penulisan Karya Sastra, Seni Teater, dan Penulisan Karya Ilmiah Populer. Aktif melakukan Penelitian dalam bidang bahasa, sastra, dan budaya Sunda serta Pengabdian kepada Masyarakat. Di luar kampus, ikut serta dalam pemberdayaan masyarakat sastra dan budaya Sunda.
Lihat semua pos oleh Teddi Muhtadin