Seminar Pakar III

Breast Cancer: Current Model for Research

Senin, 29 Agustus 2022

Pembukaan seminar pakar III oleh Ibu Nayla

Seminar Pakar ketiga dalam ESHAP Breast Cancer diadakan secara daring dengan mengangkat judul “Breast Cancer: Current Model for Research”. Model penelitian yang dimaksud adalah kelompok model penelitian biologi molekuler seperti kultur. Pada seminar pakar II ini didatangkan langsung ahli biologi molekuler yaitu Nayla Majeda Alfarafisa, PhD. sebagai narasumber.

Seminar pakar III diawali dengan informasi umum terkait kanker, yaitu epidemiologi dan definisi kanker. Lalu, dilanjutkan dengan penjelasan informasi kanker payudara yang meliputi epidemiologi, definisi, dan patogenesis. Tumor microenvironment dibahas lagi pada seminar pakar III. Yang menjadi perbedaan dari seminar pakar sebelumnya adalah pada kali ini dijelaskan lebih dalam karakteristik tumor microenvironment. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Hipoksia, menyebabkan level HIF-1 tinggi dan dapat mendukung ekspansi dan vaskularisasi tumor.
  2. Warburg effect, yaitu kecenderungan sel kanker melakukan metabolisme anaerob daripada metabolisme aerob [1]. Hal itu menyebabkan lingkungan menjadi asam sehingga e-cadherin terdegradasi, lalu terjadilah migrasi tumor.
  3. Aliran Interstitial Fluid (IF) lebih tinggi dapat menyebabkan invasi tumor lebih mudah.
  4. Invasi jaringan adiposa. Adiposa dapat menjadi sumber ATP bagi pertumbuhan tumor.

Macam-macam model penelitian kanker payudara

Metode penelitian biologi molekuler dapat berfungsi sebagai drug discovery, drug development, biomarker discovery, molecular pathway, dan toxicology. Masing-masing metode memiliki tujuannya masing-masing. Beberapa metode penelitian kanker payudara tersebut di antaranya sebagai berikut:

  1. In Vitro. Teknik ini menggunakan kultur cell line (sel pabrikan yang sudah dimodifikasi menjadi immortal). Terdapat dua jenis model penelitian in vivo, yaitu:
    • Kultur 2D. Kultur 2D lebih mudah dan murah untuk dilakukan tetapi tidak ada komunikasi seperti pada tumor microenvironment.
    • Kultur 3D.  Kultur 3D terdapat interaksi sel dan Extracellular Matrix (ECM), tetapi lebih sulit dan mahal. Untuk membuat sel kultur tumbuh secara 3D diperlukan teknik tertentu. Beberapa macam teknik tersebut adalah hydrogels dan scaffold.
  2. In Vivo. Teknik ini menggunakan hewan uji (misalnya mencit) untuk keperluan penelitian. Terdapat dua klasifikasi cara “mengkankerkan” hewan uji yaitu:
    • Transplantasi. Transplantasi dapat dilakukan secara allograft (antar spesies sama) atau xenograft (antar spesies berbeda).
    • Spontaneous tumorigenesis yaitu suatu rekayasa untuk memunculkan kanker pada hewan uji dengan sendirinya. Hal itu dapat dilakukan dengan memodifikasi gen hewan uji atau dengan memberikan zat karsinogenik.
  3. Ex Vivo atau explant model. Teknik ini menggunakan jaringan tumor yang diambil dari pasien untuk dilakukan penelitian di luar tubuh pasien.
  4. Tumor on chip. Semacam suatu alat kulur canggih yang dapat melakukan kultur sel. Pada tumor on chip dapat meniru sistem pembuluh darah yang tidak ada pada kultus 2D dan kultur 3D,

Metode penelitian dapat ditentukan berdasarkan research question yang ada. Apa yang ingin diketahui melalui penelitian tersebut. Sebagai contoh, apabila tujuan penelitiannya untuk mengetahui toksisitas ekstrak buah manggis terhadap sel kanker payudara maka metode penelitian yang dapat dipilih adalah kultur 2D. Contoh lainnya, ketika tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui metastasis kanker payudara maka metode tumor in chip dapat dipilih untuk penelitian tersebut karena dapat menggambarkan pembuluh darah.

 

Refleksi

Seminar pakar III dibawakan secara menarik dan interaktif sehingga mudah dipahami. Dengan mengambil topik utama “metode penelitian”,  saya rasa topik ini merupakan hal mendasar yang perlu diketahui untuk menjalani program ESHAP Breast Cancer. Selain itu, seminar pakar III memberikan pola pikir baru mengenai metode apa yang perlu dipilih ketika ingin melakukan suatu penelitian. Seminar pakar III dapat menambah rasa keingintahuan mengenai kultur terutama mencoba melakukan kultur sederhana.