Senin, 29 Agutus 2022 ( seminar pakar “Breast Cancer: Current Model for Research”)

Masih senang baca blog ini??? 🙂 Yuk, lanjut baca lagi. Kira-kira pelajaran dan keseruan apa ya yang saya dapat di hari ini????

Pada hari ini saya bersama denganteman-teman kelompopk TW2202 A melakukan meeting kembali bersama kelompok bu nayla dan dokter ghozali dengan pertemuan membahas metode penelitian (metpen) “Breast Cancer: Current Model for Research”dimana metpen ini bertujuan untuk mengetahui cara meneliti sel kanker payudara ataupun  objek apapun itu yang akan  diteliti karena disini juga bu nayla membahas beberapa metode penelitian yang dipakai untuk peneliti-peneliti pakai saat penelitian mereka sedang berjalan.

Pertama bu nayla menjelaskan sedikit latar belakang kanker payudara mulai dari pengertian kanker secara umum kemudian spesifikasi dari kanker payudara, epidemiology (seberapa banyak kasus kanker payudara di indonesia maupun didunia) hingga ke faktor risiko dari kanker payudara tersendiri. Secara singkat kanker merupakan penyebab salah satu kematian diindonesia (1 dari 6) itu negara berkembang. Sekitar 14,5% dari 20% kanker payudara sendiri banyak dihidap oleh wanita, kanker payudara ini merupakan penyakit yang tidak menular dengan ditandai adanya sel atau jarimgan yang abnormal juga bersifat ganas, tumbuh cepat tidak terkendali dan menyebar ke bagian tubuh lain. Jenis jaringan pada kanker payudara ini adalah jaringan epitel yang bila mana bermetastasis (menyebar dan merusak bagian lain) itu akan menjadi karsinoma (kanker ganas).

Bagaimana dengan model penelitian kanker payudara? yang dimana penelitian ini bisa dipakai untuk meneliti objek selai kanker payudara.

Seperti yang telah  diketahui, secara singkat penelitian ini di bagi menjadi 3 tetapi, ada 1 tambahan penelitian yang masih asing kita ketahui. Berikut model-model penelitian kanker payudara:

over view 3 model penelitian

PENELITIAN IN VITRO 

model penelitian in vitro . untuk lebih mudah lihat gambar E dan F .
E = menggunakan scaffoids
F = menunjukkan biokomia
  • Model penelitian in vitro ini menggunakan kultur sel, dimana kultur sel yang dipakai biasanya ada kultur cell line, kultur 2D dan kultur 3D
    • Primary cel = kultur sel yang langsung diambil dari tumor asli langsung di tubuhkan , punya umur
    • Line cell = beli di pabrikan sel nya — sel normal yang diimortalkan, tidak mengalami penuaan  ( sudah di transformasi di pabriknya dan bersifat homogen)
  • 2D culture = sel yang digambarkan / di tumbuhkan 1 sel /  homogen (sama)  seperti judul penelitan yang akan di ambil (apakah jahe mampu membunuh sel kanker) — tidak ada hipoksia (kekurangan oksigen)
    • Biasa digunakan untuk primary/awal/penelitian yang mudah tanpa membutuhkan sampel yang jauh hasilnya dari penelitian
    • Untuk menggunkan metode ini lebih murah, mudah dan bersifat reproducible dibanding dengan 3D
    • Dalam memakai metode ini pun perlu di ingat kembali bahwa tidak adanya sampel yang jauh lebih dalam penelitian nya di banding 3D karena bersifat oversimple.
  • 3D culture = 1 jenis sel tapi di buat 3d atau memiliki volume. seperti contoh penelitian  (ini ada metastasis soalnya ada beberapa sel yang berkomunikasi ?)
    • Untuk menggunakan metode ini dapat lebih kompleks mengetahui bagaimana si sel ber metastasis untuk sel kanker payudara. Jika memakai untuk objek lain ini lebih dapat mengetahui hasil lebih dalam seperti adanya interaksi sel 1 dengan sel lain didalamnya
    • Metode 3D ini agak sulit untuk dipaki karena harga yang cukup mahal dan juga belum bisa menggambarkan beberapa karakteristik dari sel yang diuji nya lebih baik.

untuk kekurangan keduanya yaitu metode 2D dan 3D mereka tidak bisa menggambarkan aliran pembuluh darah karena ketika di 3d kan nanti akan ada penekanan disana jadi berubahlah metastasis yang membuat aliran berkurang (o2 nya kurang masuk )

Bagaimana membedakan metode penelitian 2D dan 3D secara singkat? 

  1. 3D = memaksa sel menggerombol menjadi satu (dengan cara bisa difasilitasi ada 3d nya seperti make scaffolds yang alat ini di buat dengan biomaterial chemical)
  2. 2D = hanya 1 sel saja tumbuhnya
penelitian model 2D dan 3D

PENELITIAN IN VIVO 

Penelitian ini menggunakan hewan uji dan hewan yang paling umum dipakai sebagai uji coba ada tikus. tetapi, untuk sekrang ini yang sangat berpengaruh dalam uji coba adalah kucing,anjing dan kera yang memang struktur tubuhnya hampir sama dengan manusia tetapi dipikirkan kembali karena biaya yang cukup mahal dan lebih kasihan jika terus dipakai penelitian. Penelitian in vivo ini dipakai jika adanya keterbatasan dari penelitian in vitro karena masih banyak minus untuk memakai penelitian ini seperti mahal, lama pemakaian sampel uji dan pastinya perlu ada kontak langsung dengan dokter ataupun orang lain yang terlibat dengan objek penelitian  seperti contoh ingin meneliti apakah jahe mampu membunuh sel kanker? nah, penelitin in vivo ini  bisa dipakai hanya perlu ada  koneksi sama dokter onkology sebagai dokter kanker  karena sampel yang diuji  harus fresh dan juga lainnya

Penelitian in vivo juga di bagi menjadi beberapa model klasifikasi penelitian. Berikut merupakan klasifikasi dari penelitian in vivo secara singkat:

  • Transplantasi = Diambil sel yang ingin diteliti kemudian dicangkok ke hewan. Metode yang dipakai dari transplantasi ini dibagi lagi menjadi 3 secara garis besar:
    • Allograft = graft dari individu lain tapi spesies sama,  dari hewannya yg punya kanker. Berbeda dengan xenograft ( 1 spesies ke spesies lain)
    • CDX (cell-derived xenograft) = Sampel yang diambil murni dari sel  kanker yang akan di teliti
    • PDX (patient-derived xenograft) = Dapat transplantasi nya dari pasien manusia yg punya kanker
  • Spontaneous tumorigenesisBerkembang sel tumor di hewannya
    • GEMMs (genetically modified mouse models) = Modifikasi dari hewan yang diuji dengan sampel buatan
    • carcinogen-induces murine tumorigenesis models = langsung dengan sel kanker yang dituju

Perbedaan in vivo dan in vitro

PENELITIAN EX VIVO 

Penelitian ini sedikit berbeda dengan  kedua penelitian diatas karena model nya membuat aliran darah sendiri dari sel yang akan benar-benar diuji lebih dalam dengan mengidentifikasi atau memvalidasi marker terapeuti atau marker diagnostik. Penelitian ini biasa disebut dengan explant models dikarenakan dari tujuannya saja langsung memakai tumor sel kanker yang sedang bermetastasis kemudian diuji untuk melihat keabnormalan jaringannya. Untuk menggunakan penelitian ini juga terdapat plus minusnya, dari plus penelitian yang dapat dipakai adalah relevan karena dapat dilakukan pada studi jaringan yang normal kemudian juga interaksi heteregon (berbeda) itu tetap terjaga dan juga baik untuk studi farmakodinamik (bagian dari ilmu farmakologi yang mempelajari tentang bagaimana suatu obat (bahan aktif) bekerja sehingga menghasilkan efek biologis). Dari kekurangannya sendiri hanya dapat digunakan dengan tumor asli yang dapat dibeda kemudian tidak tergambar dari invasi dan metastasis yang terjadi juga tidak dapat digunakan untuk studi resistensi

MODEL PENELITIAN TUMOR ON CHIP

Ditumbuhkan dalam lingkungan hidup yang disesuakan, apakah lingkungan sekitar selnya memiliki resistensi yang dapat menyebabkan sel bermetastasis lebih lanjut atau tidak? atau ada pengaruh biochemical dari lingkungannya dan lainnya. Menggunakan metode ini lebih kompleks mengetahui faktor risiko yang dapat menjadikan sel kanker tersebut bermatastasis, mampu juga menampilkan fenomena dari gradient biokimia, mampu meniru fenomena vasculature (disposisi atau pengaturan pembuluh darah dalam organ atau bagian vasokonstriksi vasokonstriksi pembuluh darah ginjal ) dan lainnya.

simulasi singkat aliran darah gambaran model tumor on chip

Kunci penelitian

Yang penting dalam sebuah riset kita mau ngapain ? Itu pertanyaan awal, kalau kanker  lihat dari metastasisnya

 

END & NEXT PAGE