Percepatan Pencapaian Herd Immunity COVID-19 dengan Upaya Konseling dan Vaksinasi (PERIUK NASI) -Sebuah Kisah

Pandemi Covid-19 memang masih berlangsung sejak kasus positif pertama resmi diumumkan pada bulan Maret tahun 2020 lalu. Banyak sekali kegiatan yang terpaksa dilakukan secara online demi meminimalisir penyebaran virus, salah satunya adalah perkuliahan yang dilaksanakan secara online hingga saat ini.

Namun, pada saat semua orang mengeluh akan kuliah yang membosankan karena tidak tatap muka bersama rekan dan juga tidak ada materi praktek yang biasanya dilakukan setiap minggu sekali munculan sebuah notifikasi pada handphone saya yang berisikan mengenai program PERIUK NASI. Program PERIUK NASI sendiri adalah program yang digagas oleh dosen FK sebagai upaya mengatasi pandemi saat ini, disini saya tidak membuang kesempatan yang mungkin hanya muncul sekali selama saya di FK, tidak lupa saya pun mengabari kepada rekan-rekan terdekat saya untuk ikut serta mendaftar sebagai bagian dari program tersebut.

Singkat cerita, pada tanggal 2 September 2021 kegiatan PERIUK NASI pun dimulai dimana sebelumnya saya bersama 10 orang rekan dengan diantaranya 7 orang pria dan 4 orang wanita telah melaksanakan karantina terlebih dahulu di Bale Wilasa 1 yang terletak di Unpad. Kami berangkat dengan menggunakan mini bus Hiace dari yayasan yang kita akan tuju yaitu BUWANA, perjalanan kurang lebih ditempuh dengan waktu 2 jam kurang namun itu tidak terasa karena kami asyik berbincang dan bercanda didalam kendaraan tersebut.

Hingga pada saat kami sampai di BUWANA kami di sambut oleh orang yang berada disana dan dijamu dengan makan siang yang nikmat dan juga melaksanakan sholat dzuhur karena ketika kami sampai pun waktu sudah siang. Setelah beristirahat sejenak pak supir pun menjelaskan bahwa asrama untuk pria nantinya bukan terletak di yayasan BUWANA tersebut melainkan perlu melanjutkan perjalanan kembali sekitar 15 menit dari BUWANA, dari sini kami pun berpisah untuk melanjutkan perjalanan menuju ke asrama pria yang terletak di desa Bumiwangi.

Asrama atau mess yang kammi tempati sangat nyaman sekali seperti berada di rumah nenek, disana kami langsung disambut oleh emak dan abah yang mengurus rumah tersebut kami langsung dijelaskan semua mengenai rumah tersebut seperti jika ingin mencuci baju, jika ingin minum kopi, kamar mandi, hingga dijelaskan jika ingin memancing juga karena dibelakang mess itu sendiri terdapat kolam ikan yang cukup besar.

Keesokan harinya kami langsung berkumpul di BUWANA dan menuju puskesmas Pakutandang bersama dokter Yayan untuk berkenalan dengan dokter Heni sebagai kepala puskesmas Pakutandang dan menjelaskan mengenai program dan peran kami sebagai mahasiswa yang ikut serta dalam program ini nantinya. Selain itu juga kami mengunjungi kantor Kepada desa Sagaracipta untuk bertemu dengan kepada desa Pak Mamat untuk menjelaskan mengenai program yang akan dilaksanakan. Setelah semua itu dilaksanakan kami langsung merancang program yang akan digagas oleh kami di desa tersebut diantaranya yaitu vaksinasi rutin yang dilaksanakan di puskesmas Pakutandang, gebyar vaksinasi desa, dan assesment masalah penyakit yang terdapat di desa Sagaracipta, dan sosialisasi penyakit sebagai output dari hasil assesment yang sudah dilakukan sebelumnya kepada warga Desa Sagaracipta tersebut.

Selain dari kegiatan kemasyarakatan yang kami lakukan setiap harinya kami pun tidak lupa selalu menyempatkan untuk menyegarkan pikiran sebentar seperti melakukan olahraga badminton,  bermain game bersama, berkumpul bermain mengeksplorasi daerah Ciparay. Tidak lupa juga kami sebagai tamu selalu membantu emak dan abah meringankan pekerjaannya seperti membedah kolam ikan dibelakang mess meskipun begitu bagi saya sendiri kegiatan tersebut seperti berlibur dirumah nenek sendiri hahaha…

Tidak terasa selama 30 hari lebih kegiatan yang cukup padat berbarengan dengan kegiatan kuliah yang tidak kami tinggalkan tentunya harus berakhir, disana saya merasa sangat senang dan antusias selain dengan kegiatan yang kami laksanakan saya juga sangat senang dengan warga disana yang begitu ramah ketika mengetahui kedatangan kami dan itu membuat kami merasa 30 hari ini kurang dan jika ditanya apakah ingin lagi maka dengan tegas kami pun menjawab ingin 😊.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dari kegiatan PERIUK NASI ini saya dan rekan-rekan seperjuangan merasa mendapat banyak sekali ilmu yang mungkin sulit didapatkan ketika kondisi seperti ini, selain ilmu kedokteran yang didapat juga ilmu mengenai komunikasi kepada pasien atau masyarakat yang justru seharusnya itu adalah modal besar untuk menjalankan kehidupan koass nantinya, pada intinya saya sangat ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini saya beserta teman yang lain bersyukur bisa mendapatkan banyak pelajaran dari sini yang mungkin tidak bisa didapatkan oleh rekan seangkatan yang lainnya pada kondisi seperti ini.

Harapan saya kegiatan seperti ini memang harus selalu dibuat guna mengasah skill mahasiswa FK Unpad kedepannya, saya yakin bahwa ketika kita langsung berhadapan dengan pasien ilmu yang kita pelajari selama kuliah secara teoritis akan lebih bisa ditangkap oleh kita dan sikap untuk menghargai atau menghormati pasien itu tidak bisa didapatkan hanya dengan membaca buku atau mendengarkan lecture.

Mungkin hanya itu saja yang bisa saya ceritakan kepada teman-teman pembaca, semoga cerita ini bisa jadi motivasi teman-teman pembaca nantinya. Terimakasih Dokter Yayan beserta tim BUWANA, TUTOR 11, emak dan abah, Desa Sagaracipta dan semuanyaaaa… 😊