Kumamoto (6/11/2016). Besok adalah laporan bulanan rutin, seperti biasanya dalam mempersiapkan laporan ini harus mampu menjelaskan alasan mengapa hasilnya seperti tercantum di laporan. Oleh karenanya, sambil membaca jurnal yang telah dipublikasikan, sekalian juga menulis untuk berbagi di website ini.
Jurnal yang akan dibahas di halaman ini berjudul “Anti-inflammatory Effects of Novel Polysaccharide Sacran Extracted from Cyanobacterium Aphanothece sacrumin Various Inflammatory Animal Models”
Untuk mengetahui apa itu sacran dan latar belakang tulisan ini, bisa membaca artikel berikut ini : Polisakarida Baru Sacran Potensial Mempercepat Penyembuhan Luka.
Dihalaman ini akan lebih rinci dijelaskan secara ilmiah tepatnya di bagian hasil dan diskusi dari jurnalnya.
Uji pra klinis sacran menggunakan berbagai model hewan inflamasi
Sacran menunjukkan efek anti-inflamasi kuat dengan konsentrasi yang optimum efektif pada 0,01 dan 0,05% (w / v). Sacran secara nyata menghambat pembekakan kaki dan infiltrasi neutrofil dalam kaki edema tikus yang diinduksi karagenan
Efek ini mirip dengan (4-biphenyl acetic acid) BPAA sebagai obat referensi pada konsentrasi yang sama. Obat non-steroid anti-inflamasi seperti BPAA, metabolit aktif dari fenbufen, bertindak sebagai inhibitor poten dari sintesis prostaglandin yang merupakan mediator penting dari inflamasi akut).
Berdasarkan temuan ini, kemampuan sacran untuk mengurangi pembentukan edema di tikus karagenan diinduksi mungkin dikaitkan dengan efek penghambatan pada sintesis prostaglandin. Sebuah penelitian serupa dilaporkan untuk aktivitas anti-inflamasi fucan, polisakarida sulfat, terhadap edema kaki tikus yang diinduksi karagenan.
6,7-dimetoksi-1-metil-2 (1H) -quinoxalinone-3-propionil-asam karboksilat (DMEQ) sacran -labeled memiliki kemampuan untuk menembus kulit kaki tikus yang diinduksi karagenan dibanding kulit normal.
Senyawa flueresensi DMEQ untuk deteksi sacran menembus kulit tikus diamati pada epidermis dan dermis lapisan dalam kak edema tikus yang diinduksi karagenan. Hasilnya terlihat senyawa fluoresensi itu mampu memperlihatkan sacran dapat menembus ke dalam epidermis kulit edema.
Sacran secara signifikan menekan edema kaki tikus yang diinduksi kaolin dan dekstran
Model kedua peradangan akut digunakan dalam penelitian ini diinduksi dengan kaolin. Larutan Sacran pada konsentrasi 0,01 dan 0,05% (w / v) secara signifikan memperlihatkan penghambatan yang menonjol dari tikus kaki edema diinduksi kaolin.
Telah dilaporkan bahwa respon inflamasi terhadap induksi kaolin dimediasi oleh kinins dan terutama oleh prostaglandins. Oleh karena itu, hal ini menunjukkan aktivitas anti-inflamasi sacran yang bisa setidaknya sebagian melalui penghambatan biosintesis prostaglandin.
Dekstran adalah agen phlogistis terkenal yang menginduksi kaki edema sebagai akibat dari pembebasan histamin dan serotonin dari mast cells. Larutan Sacran (0,05% (w / v)) efisien menekan kaki edema yang diinduksi dextran.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa larutan sacran menurunkan rilis β-hexosaminidase dalam sel RBL-2H3, yang sekarang dikenal menjadi analog dari sel mast tikus mukosa, menunjukkan penghambatan degranulation pad sel mast.
Hasil ini menunjukkan bahwa efek anti nflamasi sacran dapat berkontribusi untuk inhibisi tidak hanya prostaglandin tetapi juga mediator inflamasi lainnya.
Sacran secara signifikan menekan 12-O-tetradecanoylphorbol-13-asetat (TPA) edema telinga mencit dan ekspresi mRNA tingkat siklooksigenase (COX) -2 serta sitokin pro-inflamasi seperti tumor necrosis factor (TNF) -α , interleukin (IL) -1β, dan IL-6.
Fitur inflamasi edema telinga tikus dengan 12-O-Tetradecanoylphorbol-13-acetate (TPA) ditandai dengan edema, hiperplasia epidermal dan infiltrasi sel inflamasi serta pembebasan mediator inflamasi seperti COX-2, IL-6, TNF-α, dan IL-1β di kulit tikus.
Penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi topikal 0,05% (w / v) larutan sacran secara signifikan menekan edema telinga yang diinduksi TPA dan tingkat ekspresi mRNA COX-2 serta sitokin pro-inflamasi seperti TNF-α, IL- 1β, dan IL-6. Hasil ini menunjukkan bahwa efek anti-inflamasi dari larutan sacran mungkin akibat dari ekspresi down-regulation TPA diinduksi COX-2, IL-1β, IL-6, dan TNF-α.
Mengapa sacran memiliki efek anti inflamasi
Sacran adalah glycosaminoglycanoid cyanobacteria yang unik. Efek anti-inflamasi yang ditampilkan oleh sacran bisa berhubungan dengan kemiripan struktur kimia dari glikosaminoglikan, yakni polisakarida sulfat, yang memiliki banyak efek bioaktivitas.
Kandungan sulfat dan karboksil yang tinggi pada glikosaminoglikan memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan berbagai protein, enzim, sitokin, kemokin, lipoprotein, dan adhesi molecules.
Ngatu et al. melaporkan bahwa aplikasi epicutaneous dari sacran untuk 2,4,6-trinitrochlorobenzene-diinduksi tikus NC / Nga secara signifikan menghambat perkembangan lesi kulit dermatitis alergi, dan penurunan jumlah episode perilaku menggaruk dengan meningkatkan stabilitas, elastisitas, dan hidrasi penghalang kulit serta menghambat produksi T-helper 2 (Th2) sitokin (IL-4, IL-5), Th1 sitokin (TNF-α, interferon-γ (IFN-γ)) dan kemokin inflamasi seperti monosit kemotaktik proteinuria 1 (MCP-1) dan eotaksin; dengan demikian, menghambat imunoglobulin E (IgE) dan infiltrasi eosinofilik di mencit. Sifat unik ini dipamerkan oleh sacran yang tidak umum terdapat di polisakarida yang memiliki banyak gugus sulfat.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan aktivitas anti-inflamasi larutan sacran bergantung pada konsentrasi, dengan konsentrasi yang efektif optimum pada 0,01 dan 0,05% (w / v).
Efek ini berkaitan dengan sifat rantai sakarida seperti muatan listrik atau rantai konformasi. Baru-baru ini, Mitsumata et al. menunjukkan bahwa, dalam rezim encer kurang dari 0,09% (w / w), rantai tunggal sacran menempati volume bebas globul dengan diameter panjang yang fluktuasi. Sementara itu, di rezim terkonsentrasi rantai sacran kehilangan muatan listrik dan membentuk helixes ganda di 0,1% (b / b) karena penurunan gaya tolak listrik pada rantai sakarida.
Selain itu, terbentuk gel yang lemah di 0,2% (w / w). Sebuah domain makroskopik kristal cair diamati pada konsentrasi lebih dari 0,2% (w / w) mungkin karena sifat hidrofobik silang antara helixes ganda, menunjukkan rantai panjang. Sebagai akibatnya, dari sudut pandang biologis, mekanisme pembentukan gel dari rantai sacran sangat penting yang dapat mempengaruhi struktur molekul, ukuran dan panjang serta penetrasi kulit melalui jaringan yang meradang.
Keselamatan dan keamanan sacran diverifikasi oleh tidak adanya sitotoksisitas dalam sel HaCaT. Hasil ini menunjukkan bahwa sacran mungkin berguna sebagai agen terapi terhadap penyakit kulit inflamasi tanpa efek samping yang mengancam jiwa.
Sumber :
K. Motoyama, Y. Tanida, K. Hata, T. Hayashi, I.I.A. Hashim, T. Higashi, Y. Ishitsuka, Y. Kondo, T. Irie, S. Kaneko, H. Arima, Biological and Pharmaceutical Bulletin, 39 (2016) 1172-1178. http://doi.org/10.1248/bpb.b16-00208