Zona Nyaman (no-life pandemic)

“Apa yang membuat kamu kuat?”

“Gala”

Kemarin-kemarin rasanya sempat viral narasi ini.

Kalau versi saya sendiri jawaban dari “Apa yang membuat kamu kuat?” tentu saja tanpa berpikir ulang 1000x, jawaban saya pasti “Pertemanan” soalnya gaada ayang hzhz

Kisah ini berawal dari seorang teman yang mengajak saya untuk mengikuti sebuah kegiatan volunteer berbasis komunitas untuk terjun ke masyarakat.

Awalnya saya agak ragu, saya iyakan saja dulu ajakan tersebut walaupun belum daftar. “Ingetin lagi nanti malem ya” ucap saya karena waktu itu masih sibuk mengerjakan tugas KKN. Saya sengaja mengulur waktu untuk berpikir, rasanya sudah capek dengan urusan KKN dan ingin rehat sebentar mumpung masih kuliah online. Tapi setiap mengabaikan ajakan tersebut, ada perasaan yang mengusik pertimbangan ini.

Sebenarnya saya senang dengan kebijakan kuliah online (pembelajaran jarak jauh).

Saya bisa kuliah sambil rebahan, sambil duduk depan tv, sambil mengantar mama ke pasar, sambil jajan, sambil ngegojek, sambil part time, sambil rapat, sambil trading, sambil sedekah, sambil thawaf, sambil umroh, naik haji, sambil namatin s3 juga bisa.

(Katanya memang zaman sekarang “multitasking” merupakan hal yang sangat diperlukan.)

Kendati begitu,  saya merasa kegiatan kuliah online yang rutinitasnya itu-itu saja, membuat saya bosan.

Setiap hari kegiatan hanya bangun, sarapan, kuliah sampai sore, mandi, kemudian tidur lagi.

Rasanya seperti tidak hidup,

Rasanya seperti ada yang kurang.

Rasanya hanya itu-itu saja, tidak ada umami.

 

Apakah ini saatnya keluar dari zona nyaman?

 

Akhirnya setelah diingatkan beberapa kali oleh teman saya yang sabar itu, akhirnya pada tengah malam, saya mendaftar kegiatan yang Bernama “PERIUK NASI” Batch 1 tersebut.

Saya tak tahu, bahwa keputusan saya waktu itu (yang asalnya masih ragu), akan mengubah hidup saya.

Keputusan yang tak pernah saya sesali, sambil selalu saya syukuri tiap harinya.