Pada pertengahan tahun 2008, saya tertarik untuk mencoba bisnis penyewaan properti di kawasan pendidikan jatinangor, dimana saat itu terbilang jatinangor terdapat 4 kampus besar yang jumlah mahasiswanya besar dan selalu tumbuh. Meski belum ada cash untuk membeli properti, tapi berkat doa dan dukungan istri, akhirnya saya beranikan diri untuk survey properti di kawasan jatinangor yang berpotensi untuk di sewakan. Setelah melalui survey yang cukup, akhirnya saya memilih suatu komplek elit di jatinangor, yaitu komplek puri indah jatinangor. Setelah menyisir komplek tsb, akhirnya pilihan kami mengkrucut pada sebuah rumah tipe 45 dengan luas tanah 105 dan oleh pemiliknya sudah renovasi dan dibeton, jadi siap untuk ditambah lantai. Setelah proses nego yg cukup alot, karena pemiliknya membuka harga yg cukup tinggi, akhirnya rumah tersebut pindah kepemilikannya. Dari mana dananya ? untuk DP saya bayar mencicil selama 2 bulan ke pemiliknya, bahkan itupun sudah hasil gadai mas kawin istri sy plus sisanya dari bagi hasil kontrakan rumah tersebut yg sy & pemilik lamanya sudah sepakati nilainya. Beres DP rumah, selanjutnya cicilan diurus bank, yg tiap bulan dipotong dari gaji sy ngajar. Nah selanjutnya rumah tersebut statusnya sudah dikontrakkan dimana hasilnya bisa untuk membayar cicilannya. Tidak terasa selama 6 tahun, nilai rumah tersebut sudah naik hampir 100% nya, dan hingga kini rumah tersebut tetap lancar memberi pemasukan.