Archive for August, 2022

EHASP “Analisis IN VITRO dan EX VIVO Sekretom Lingkungan Kecil Tumor Sel Kanker Payudara pada Sel Imun serta Pengembangan Marka Biologis dan Pengaruh Nutrisi dalam Diagnosis dan Terapi Spesifik Kanker Payudara Metastasis”

Aug 22 2022 Published by under Elective (August 2022)

Pada kesempatan kali ini, izinkan saya untuk menceritakan pengalaman selama kegiatan Elektif Kanker Payudara yang dibimbing oleh Dr. Mohammad Ghozali, dr., Msc. pada bulan Agustus-September 2022.

Pada kegiatan elektif ini kami menjalani beberapa pertemuan, baik secara offline maupun online.

Pertemuan pertama elektif ini dilakukan secara luring pada tanggal 5 Agustus 2022, yang bertempat di Rumah Sakit Pendidikan Unpad (Gedung Pamitran)

Agenda hari tersebut dimulai dengan perkenalan mengenai elektif yang akan kita laksanakan beserta tujuan dan output dari program elektif “Kanker Payudara” ini.

Setelah perkenalan tersebut dilakukan, agenda kami selanjutnya melakukan touring ke empat laboratorium yang ada di Gedung Pamitran, yaitu laboratorium farmakokinetik, imunologi, genetik, dan laboratorium kultur & sitogenetika. Di dalam lab tersebut, kami dikenalkan dengan alat yang ada di laboratorium beserta cara kerjanya. Alat-alat tersebut ialah:

  • UPLC & HPLC, merupakan alat kromatografi, berfungsi untuk mengidentifikasi, mengukur, dan memisahkan molekul (berbagai komponen dalam suatu cairan). (contoh: Obat atau herbal)
    • Alat kromatografi ini digunakan dalam proses pengembangan obat.
    • HPLC memisahkan molekul berdasarkan perbedaan afinitasnya terhadap zat padat tertentu.
    • UPLC (Ultra-pressure liquid chromatography) dan HPLC (High-pressure) merupakan alat yang memiliki fungsi yang sama, namun tentunya memiliki beberapa perbedaan.
      • UPLC sendiri memiliki keunggulan dibandingkan dengan HPLC, yaitu:
        1. Menghasilkan resolusi yang lebih baik (pemisahan molekul yang lebih efektif)
        2. Performa kromatografi yang lebih cepat dan penggunaan sampel yang lebih sedikit.
        3. Meningkatkan sensitivitas (Mengukur analit dan produk secara akurat).

        HPLC

        UPLC

         

  • ELISA (Enzyme-linked Immunosorbent Assay)
    • Berfungsi untuk menganalisis interaksi antigen dengan antibodi dalam suatu sampel menggunakan enzim.
    • Seringkali digunakan untuk mendeteksi infeksi virus, terutama yang penularannya melalui darah.

      ELISA Reader

      ELISA Kit

       

  • Hb Analizer, memeriksa konsentrasi Hb di dalam darah atau sampel urin
  • Elektroforesis,
    • mengetahui ukuran & bentuk partikel baik DNA, RNA, dan Protein.
    • Elektroforesis Hb, untuk mendiagnosis penyakit kelainan Hb.
  • PCR (Polymerase Chain Reaction)
    • Untuk membuat banyak salinan dari suatu segmen material genetik.
    • Digunakan untuk mendeteksi material genetik sel, bakteri, dan virus.
  • Pyrosequencing
    • metode untuk menentukan urutan nukleotida DNA
    • digunakan dalam skrining resistensi mikroba, pengembangan obat, epigenetik, dan lainnya.

Pertemuan selanjutnya, pada tanggal 9 Agustus 2022.

Agenda kami, dimulai dengan kegiatan tatap maya yang berlokasi di Laboratorium Imunologi, Gedung Pamitran.

Di dalam lab, kami diberi penjelasan lebih lengkap mengenai alat-alat yang ada di Lab imunologi, karena pada hari pertama kami hanya mendapat penjelasan singkat karena waktu yang terbatas.

Terdapat dua alat, yaitu Flow Cytometry dan GeneXpert:

  • Flow Cytometry,
    • digunakan untuk melakukan analisis berbagai komponen sel beserta fungsi dari komponen tersebut.
    • mampu mendeteksi sel secara spesifik dibanding menggunakan cara terdahulu yaitu menggunakan mikroskop.
    • dapat digunakan untuk melihat respon imun sel, DNA, menentukan follow-up treatment, dan mengetahui seberapa besar kerusakan sel dan apakah sel tersebut sudah mati atau masih hidup.
    • Langkah:
      1. Menambahkan antibodi dengan fluoresence ke sel (marker spesifik)
      2. Sel dimasukkan ke dalam tabung, kemudian alirannya dibantu oleh cairan.
      3. Sel ditembak oleh sinar X dari segala arah, sehingga sel akan berpencar dan kemudian dibaca oleh alat tersebut.

      Flow Cytometry

      Tube untuk sampel

      Tampilan hasil Flow Cytometry

  • GeneXpert,
    • Sistem Real-time PCR yang dapat digunakan untuk memeriksa viral load (membaca RNA)
    • Dapat mendeteksi biomarker pada sel-sel kanker.
    • Langkah:
      1. Pengambilan sampel, kemudian dimasukkan ke dalam disposable cartridge
      2. Melakukan pendataan sampel ke komputer (seperti scan barcode pada cartridge, dan isi data sampel)
      3. Cartridge dimasukkan ke modul GeneXpert
    • Lama Pemeriksaan: HIV (1,5 jam), HCP / HPV (40 menit), dan CT-NG (20 menit).
    • Indikator jumlah virus:
      1. <16 = no detected
      2. 16 – 40 = <40 detected
      3. >40 = n detected

      GeneXpert

      Disposable Cartridge

      Tampilan aplikasi GeneXpert

      Hasil GeneXpert

Selain mempelajari alat tersebut, kami juga diajarkan bahwa bekerja di laboratorium harus bersikap teliti di setiap langkahnya:

    1. Pre-analitik: memeriksa kesesuaian kode sampel, dan lainnya.
    2. Analitik: proses pengerjaan sampel
    3. Post-analitik: validasi kesesuaian hasil dari lab, apakah layak dikeluarkan hasilnya

Nantinya ada logbook, yang berisikan setiap kegiatan yang dilakukan, dan jikalau ada kesalahan, hanya boleh dicoret sekali agar riwayat penelitian dapat terbaca mengapa kalimat tersebut dicoret.

Setelah melakukan pembelajaran di laboratorium imunologi, kami berpindah lokasi menuju Klinik Santi tempat dr. Siska melakukan praktik, dr. Siska merupakan seorang dokter spesialis gizi klinik, disana kami berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan pasien dan membagi tugas masing-masing seperti melakukan Dietary recall, antropometri, analisis data dari hasil dietary recall, dan sebagainya.

Saya sendiri mendapatkan tugas untuk melakukan Dietary Recall 24-H kepada salah satu pasien yang sedang melakukan kontrol. Tentunya diawali dengan perkenalan diri saya kepada pasien, lalu melakukan tanya jawab dengan pasien, seperti identitas pasien, juga berat dan tinggi badan pasien. Setelah itu, saya menanyakan kebiasaan makan pasien seperti ‘apakah ada jadwal makan snack atau makan buah-buahan setiap harinya?’, kemudian juga menanyakan riwayat menu makan pasien dalam satu hari kebelakang. Setelah proses dietary recall tersebut, hasil wawancara dietary recall tersebut saya berikan kepada teman saya yang bertugas untuk menganalisis hasil tersebut.

Sedikit cerita, pada hari itu sebenarnya dibagi menjadi dua kelompok kecil, namun pada saat giliran kelompok yang kedua, dikarenakan memang sudah tidak ada pasien yang datang lagi, akhirnya saya yang menjadi ‘pasien’ untuk melakukan antropometri hingga Dietary Recall.

Pada 13 Agustus 2022, berlokasi di Kampus Unpad, Jatinangor.

Pertemuan kali ini, diawali dengan jalan pagi mengelilingi kampus bersama dr. Ghozali, yang kemudian dilanjutkan dengan Seminar Pakar bertema “Riset Ilmu Kedokteran Dasar Menjawab dan Menyelesaikan Masalah Kanker Payudara Metastasis” yang dilakukan secara hybrid (berlokasi di gedung C2). SEKAR tersebut membahas mengenai data persebaran kanker payudara terutama di wilayah Jawa Barat, serta alur sel yang tidak terkontrol pertumbuhannya (dimana memicu proses inflamasi/sistem imun). Serta dibahas juga mengenai treatment yang sudah dilakukan untuk pasien kanker payudara di masa ini dan perlunya diagnosis dini untuk pasien kanker payudara.

Pada 15 Agustus 2022, berlokasi di Laboratorium Biomedik Unpad, Jatinangor.

Agenda hari tersebut, kami belajar tentang bagaimana cara menggunakan micropipette.

Mikropipet, seperti namanya ‘mikro’ digunakan untuk mengambil dan memindahkan larutan yang volumenya kurang dari 1 mL. Terdapat beberapa jenis ukuran mikropipet, yaitu:

  • P1000 : 1000 µl – 100 µl ; tip yang digunakan berwarna biru.
  • P200 : 200 µl – 20 µl ; tip yang digunakan berwarna kuning.
  • P20 : 20 µl – 2 µl ; tip yang digunakan berwarna putih atau kuning.

Langkah penggunaan mikropipet:

  1. Tentukan jumlah cairan yang akan diambil.
  2. Pasangkan pipet ke tip.
  3. Pengambilan sampel, posisi mikropipet harus tegak lurus.
  4. Ditekan sampai tekanan pertama (ada dua tekanan) untuk mengambil cairan sampel.
  5. Ambil wadah (eppendorf)
  6. Ditekan sampai tekanan kedua untuk mengeluarkan sampel.
  7. Tip dibuang setelah satu kali pemakaian.

Mikropipet disimpan dalam keadaan tegak.

Mikropipet ; Tip (Kotak biru dan putih) ; eppendorf

Eppendorf ; tip

Pada 22 Agustus 2022, via Zoom Meeting

Kami juga mengikuti Seminar Pakar dengan dr. Siska sebagai narasumber dengan judul “Urgensi Nutrisi pada Penyelesaian Kanker Payudara.”

Pada 29 Agustus 2022, via Zoom Meeting

Pada pekan depannya, kami mengikuti kegiatan SEKAR kembali dengan narasumber Ibu Nayla dengan judul “Pendekatan Metode In Vitro dalam Penyelesaian Kanker Payudara.”

Materi SEKAR tersebut dimulai dengan materi tentang faktor risiko dari kanker payudara itu sendiri, kemudian mengenai riset kanker payudara yang terus berkembang disertai dengan terapi kanker yang juga terus berkembang. Tentu pada riset terapi tersebut, perlu pemilihan model/objek penelitian yang tepat karena tidak bisa menggunakan manusia sebagai model, sejauh ini masih menggunakan mencit sebagai objek penelitian.

Disebutkan juga bahwa sel kanker lebih memilih menggunakan lingkungan yang anaerob dibandingkan aerob, karena menciptakan lingkungan asam yang mempermudah migrasi tumor atau disebut juga sebagai Warburg effect.

Untuk model penelitian kanker payudara sendiri, terbagi menjadi tiga macam, yaitu:

  • in vitro → kultur sel (2D, sel kanker ditumbuhkan 1 layer, homogen, 1 jenis sel ; 3D, memiliki volume)
    • memiliki kekurangan, yaitu masih belum bisa menggambarkan beberapa karakteristik tumor microenvironment seperti tidak bisa menggambarkan adanya aliran pembuluh darah.
  • in vivo → hewan uji (umumnya mencit), in vivo lebih relevan (sistemik) dibanding ex vivo
    • transplantasi → cangkok sel kanker ke mencit
      – allograft, dari tikus yg ada kanker ke mencit
      – CDX
      – PDX, dari pasien ke mencit
    • spontaneus: memaksa mencit memiliki sel kanker
  • ex vivo → menggunakan jaringan yg akan diuji secara langsung (cth, jaringan kanker payudara), biasanya berasal dari tumor hasil operasi.

Sebenarnya terdapat satu lagi metode penelitian yang dapat dilakukan, yaitu Tumor on Chip. Metode tersebut dapat menggambarkan Tumor Microenvironment (persis seperti yang terjadi langsung di tubuh manusia), namun tidak digunakan di indonesia karena biaya yang mahal.

Ibu Nayla juga menyebutkan, untuk menentukan metode dalam suatu riset, diperlukan langkah awal yaitu menyusun research question, kemudian memilih subjek penelitian yang paling relevan dengan pertanyaan itu sendiri, sehingga dapat menggunakan metode penelitian yang tepat dan efektif.

Output EHASP

Sebagai bentuk keluaran dari kegiatan elektif ini, kelompok kami membuat konten edukasi mengenai pentingnya beraktivitas fisik (olahraga) dan juga menjaga pola makan (menghindari obesitas), sebagai upaya pencegahan terjadinya kanker payudara. Konten tersebut akan diunggah pada akun instagram dengan username @pinkribbonunpad, yang berisikan banyak hal mengenai kanker payudara.


 

Sekian rangkuman kegiatan yang kami lakukan selama program elektif “Kanker Payudara” ini berlangsung, kurang lebihnya mohon maaf, terimakasih!

Comments Off on EHASP “Analisis IN VITRO dan EX VIVO Sekretom Lingkungan Kecil Tumor Sel Kanker Payudara pada Sel Imun serta Pengembangan Marka Biologis dan Pengaruh Nutrisi dalam Diagnosis dan Terapi Spesifik Kanker Payudara Metastasis”