Mahasiswa adalah orang yang selalu ingin belajar dan terbuka kepada banyak hal untuk meningkatkan kualitas dirinya, sebagaimana yang diucapkan Pak Iwan Abdul Rachman. Mahasiswa sendiri adalah sosok yang istimewa, berbeda dengan pelajar. Kenapa Istimewa? karena dia harus meningkatkan kualitas dirinya oleh dirinya sendiri.

Pak Iwan Abdulrachman sendiri sudah berada di Unpad sejak tahun 1965. Pak Iwan Abdulrachman, yang biasa dipanggil abah, merasa bahwa Unpad sudah menjadi rumah ke-1 bagi dirinya. Beliau lebih banyak menghabiskan waktunya di kampus dibandingkan di tempat tinggalnya. Beliau menceritakan bahwa selepas kuliah, beliau dan teman-temannya lebih senang untuk bercengkerama dengan teman dan dosen di kampus dibandingkan pulang ke rumah.

Pada kesempatan tersebut abah banyak bercerita tentang pengalamannya selama masih menjadi mahasiswa. Menurut beliau pengalaman itu bisa menjadi sangat berguna. Bahkan beliau sendiri khawatir ketika mengetahui bahwa dekan tiga bidang kemahasiswaan akan dihapus. Beliau khawatir akan kegiatan mahasiswa yang akan terdampak karena penghapusan jabatan tersebut. Menurut beliau sendiri, sekarang ini masyarakat sangat mengutamakan rekam jejak seseorang yang melamar pekerjaan. Misalnya, ada beberapa perusahaan yang tidak hanya melihat dari profil akademiknya saja, tetapi juga seorang pelamar dilihat juga dari pengalamannya di bidang kemahasiswaan ketika kuliah.

Abah mengatakan bahwa tema yang pertama adalah mahasiswa mempersiapkan diri supaya mereka bisa meningkatkan kualitas dirinya oleh dirinya sendiri. Jadi beliau mengatakan organisasi mahasiswa ini apapun namanya baik BEM maupun UKM itu merupakan organisasi yang dihidupkan oleh mahasiswa ditujukkan untuk kepentingan mahasiswa, mengembangkan kualitas dirinya sehebat mungkin supaya bisa dipersembahkan kepada masyarakat bukan untuk para-para dekan.

Abah aktif sebagai mahasiswa yang hidup untuk saling tolong-menolong. Abah juga merupakan mahasiswa yang aktif berorganisasi. Abah menjelaskan bahwa ikut kegiatan kemahasiswaan itu sangat penting. Hal ini disebabkan oleh di organisasi tidak ada atasan bawahan. Contoh, kalau janji untuk datang jam 01.30 maka akan datang karena sudah ada kesepakatan sebelumnya.

Belajar berorganisasi itu ternyata belajar untuk meningkatkan kualitas diri yang akan terpakai pada waktu lulus saat menjadi sarjana. Abah juga menjelaskan bahwa kebanyakan anak Unpad yang bekerja mengundurkan diri, alasannya karena tidak ada sinyal telepon sehingga tidak terbiasa. Berbeda dengan mahasiswa dari universitas lain yang mungkin memang sudah sering prihatin sejak zaman perkuliahannya.

Abah ada di Unpad ini untuk belajar sebagai mahasiswa, untuk membina diri sebagai mahasiswa. Abah membimbing mereka sebagai mahasiswa ke dosennya, Abah menyelenggarakan dan mendampingi mereka untuk memberikan kemudahan kepada mereka, memberi nasehat, jikalau perlu dapat memberi pujian kepada mahasiswa supaya mereka menjadi Insan Abdi masyarakat.

Abah juga merupakan pembuat lagu Hymne Unpad.  “Unpad, Unpad, Unpad, Unpad kita Bersatu”. Lagu ini lahir 45 tahun yang lalu waktu saya jadi mahasiswa. Lagu ini lahirnya di Gunung, namanya Gunung Burangrang. Bisa kita lihat dari sini, kami dan beberapa teman menjalani pelatihan yang berat selama sebulan lebih. Di mana, kami di sana kedinginan, kehujanan, bahkan kelaparan. Oleh karena itu, lagu ini tercipta.

Abah juga bercerita bahwa pada waktu 2-3 hari yang lalu, Abah bertemu dengan seorang alumni Unpad, anaknya cantik sekali. Abah bertanya apakah alumni tersebut tau lagu hymne Unpad? Niatnya Abah ingin menyombongkan diri bahwa Abah-lah penciptanya. Tak disangka alumni tersebut tidak tau seperti apa lagu Hymne Unpad.  Hymne Unpad ini kan dipakai pada waktu penerimaan Nusa baru pada waktu wisuda padahal harusnya dipakai untuk bersama. Abah paham kenapa mahasiswa itu tidak terlalu senang menyanyikan Hymne. Menurut Abah mahasiswa tidak merasa memiliki karena mengira Hymne Unpad itu adalah milik dari Rektor, dosen-dosen padahal ini adalah lagu mahasiswa. Mahasiswa lah yang membuat lagu ini dan tidak diperlombakan, sayembara, atau kemudian menjadi juara. Padahal, Abah persembahkan ini yang kemudian diresmikan oleh Profesor Muchtar karena pada waktu Rektor sebelumnya meninggal dan lagu ini dinyanyikan di aula jenazah di depannya dinyanyikan. kita semua menangis karena Rektor yang merupakan contoh dari insan Abdi masyarakat sebagai Bapak dari kita.  Itulah sejarah Hymne UNPAD.

Abah berpesan, jika kita tidak memberi susana pelatihan-pelatihan untuk adik-adik Mahasiswa dalam menghadapi saingan-saingan nanti kitalah yang membunuh. Memang mereka tidak dihadapkan kepada kematian langsung tapi lebih dari kematian yaitu memalukan. Mahasiswa dengan dosen merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan yang diharuskan untuk menghadapi pertempuran di masa depan dalam mempertahankan martabat bangsa kita.

Silahkan berdebat, silahkan menyampaikan pendpat anda dalam suasana kekeluargaan karena memang itulah ekstensi kita. Kita diciptakan untuk jadi bagian dari satu rumah, untuk bersama-sama mempersembahkan diri kita untuk Indonesia. Sebagai, masa depan Indonesia masa kini jangan berasyik-asik dengan saling mengurangi energi dengan bertengkar yang dapat melelahkan kita itu kebodohan dan penghinaan kepada sang pemberi amanah. Akhir kata, Abah yang sejak 51 tahun yang lalu telah menjadi Mahasiswa UNPAD, tidak satu pun yang tahu kesedihan-kesedihan yang Abah saksikan. Jangan menambah kesedihan Abah karena UNPAD banyak perselisihan.