Kumamoto (1/11/2016). Manuscript ketiga akhirnya telah siap meluncur untuk proses submission yang rencananya akan di publikasikan di International Journal of Biological Macromolecules.

Banyak para peneliti yang mampu mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal memiliki IF yang sangat tinggi, semakin bereputasi suatu jurnal internasional maka semakin baru, mendalam dan kompleks penelitian yang dilakukannya.

Ada beberapa hal yang dapat saya simpulkan untuk dijadikan bahan panduan baik untuk saya maupun mahasiswa/i bimbingan saya kelak.

Berikut ini adalah hal-hal yang harus dilakukan jika penelitian di bidang farmasi, khususnya farmasetika ingin di publikasikan di jurnal internasional bereputasi.

1. Tema penelitian baru

Alasannya sederhana, mari kita telusuri dari sudut non-ilmiah. Menyelami dunia blogging ternyata publisher jurnal internasional juga mengikuti pola-pola yang dilakukan oleh para blogger.

Publisher sangat berkeinginan untuk meningkatkan reputasi jurnal-jurnal yang dikelolanya dengan output banyaknya yang mengakses dan download, banyaknya akses bisa didapat dari tema baru dan tema yang dicari para peneliti. Selain itu, mesin pencari akan menempatkan di halaman pertama untuk tema penelitian yang benar-benar belum di publikasikan.

Dari sisi ilmiah, tema penelitian baru akan menjawab permasalahan sebelumnya dan menemukan hal baru yang bisa bermanfaat baik bagi kelompok peneliti maupun masyarakat luas nantinya. Otomatis, reputasi jurnal pun akan terangkat dengan banyaknya yang mencari jurnal tersebut.

Beruntung bagi saya mengambil topik terkait polisakarida dari ganggang air tawar yang baru ditemukan di sungai daerah Kumamoto. Namanya Sacran yang memiliki berat molekul paling tinggi di dunia.

[Baca : Polisakarida Baru Ini Potensial Mempercepat Penyembuhan Luka]

2. Eksperimen yang dilakukan belum pernah dipublikasikan

Satu pertanyaan dari profesor saya yang pada akhirnya disadari bahwa itulah inti jika penelitian kita ingin dipublikasikan di jurnal internasional.

“please check, are there any journals doing this experiment?”

Maksud belum pernah dilakukan disini adalah penelitian yang kita kerjakan belum dipublikasikan walaupun menggunakan metode yang telah dipublikasikan, paling penting adalah tidak ada seorang pun yang mengerjakan penelitian dengan bahan yang kita gunakan.

Contohnya, banyak yang meneliti polisakarida yang digunakan untuk mengobati luka, tapi tidak ada yang meneliti terkait Sacran.

3. Jenis dan kedalaman eksperimen menggambarkan jurnal yang akan disubmit

Dalam bidang farmasetika terutama terkait pra formulasi dan formulasi suatu sediaan farmasi, poin-poin berikut ini yang perlu diperhatikan :

  1. Karakterisasi sediaan yang dibuat
  2. Pengujian sediaan in vitro
  3. Pengujuan sediaan in vivo
  4. Mekanisme terapi hingga tingkat DNA

Kebetulan, penelitian saya termasuk penelitian dasar yang mudah dilakukan nantinya di Indonesia. itulah sebenarnya yang menjadi salah satu alasan mengapa memilih departemen saat ini.

Untuk poin 4, merupakan tahapan advanced yang biasanya selalu ada di jurnal bereputasi tinggi seperti nature.

Penelitian saya saat ini hanya sampai poin 3, tetapi harus mampu menjawab mekanisme berdasarkan asumsi dan hasil penelitiannya.

Dapat diambil kesimpulan bahwa, satu penelitian minimal memiliki 10 gambar atau 10 pengujian yang dilakukan. Dari kesepuluh gambar ini bisa disatukan hingga nantinya total menjadi sekitar 5-6 gambar dengan beberapa poin.

4. Kesimpulan penelitian signifikan baik

Ini adalah rahasia yang perlu diketahui agar membiasakan diri setiap penelitian memiliki output publikasi.

Dari satu paper penelitian yang dikerjakan, awalnya tidak sesuai apa yang dihipotesakan. Ada beberapa eksperimen yang hasilnya mengecewakan, oleh karenanya bagian tersebut tidak dipublikasikan sehingga merubah story line atau alur cerita penelitiannya.

Ingat! bukan merubah atau memanipulasi hasil, tapi hasil tersebut tidak dipublikasikan dan mencari jalan keluar dari sudut pandang lainnya.

Contohnya, saya membuat kombinasi sacran dengan berbagai jenis siklodektrin alpa, beta, dan gama, ternyata hanya gama yang memiliki hasil yang bagus. Sehingga yang dilaporkan hanya yang gama, padahal untuk alpa dan beta saya juga mengerjakannya hingga tuntas. Itulah namanya karya seni ilmiah!

5. Membiasakan menulis

Sederhana tapi sulit, tanpa disadari memulai mengetik atau menulis artikel populer walau dalam bahasa indonesia membawa kita untuk mudah dalam menulis artikel ilmiah.

Contoh kasus, saya menulis beberapa artikel di bawah ini

  1. Alasan Kurkumin Efektif Mempercepat Penyembuhan Luka di Kulit
  2. Alasan Ilmiah Antioksidan Penting dalam Proses Penyembuhan Luka Kronis
  3. Alasan Ilmiah Lamanya Waktu Penyembuhan Luka Pada Penyakit Kronis
  4. Transplantasi Sel Punca dan Polimer Berpori Efektif Sembuhkan Luka Diabetes
  5. Pentingnya Siklodekstrin dalam Industri Makanan, Kosmetik, dan Farmasi
  6. Penggunaan Siklodekstrin Bisa Menjawab Masalah Resistensi Antibiotik
  7. Peranan Hidrogel Berbasis Polisakarida Interpenetrasi dalam Rekayasa Jaringan

Padahal semua artikel diatas adalah bahasan untuk bahan publikasi di jurnal internasional. Dengan kata lain, carilah sebuah metode yang membuat terbiasa untuk menulis, baik itu bentuk novel, buku ajar, dan lainnya.

Yang paling penting adalah rutinitas! sadar tidak sadar selain bermanfaat bagi diri sendiri, juga bermanfaat bagi orang banyak.

Posted by nasrul