Seminar Pakar

Seminar Pakar Pertama

Pada 2 hari sebelum seminar pakar, kami mendapat sebuah informasi bahwa Seminar Pakar (Sekar) akan dilaksanakan secara bauran hybrid. Kami pun saling bertanya apakah betul demikian, dan dari kelompok kami hanya Teh Mara dan saya yang mengikuti secara hybrid. Seminar pakar pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 Agustus 2022 secara hybrid dengan agenda kegiatan olahraga bersama mengelilingi kampus Universitas Padjadjaran dilanjutkan dengan seminar diskusi yang dilaksanakan secara online yang mengambil judul “Ngobrol Asyik Penyakit Infeksi”.

Pada hari kegiatan, saya bangun pukul 05.00 WIB untuk melaksanakan solat subuh dilanjut mempersiapkan diri karena olahraga keliling kampus Unpad dilaksanakan tepat pukul 06.30 WIB. Pagi itu, saya dijemput oleh Tami pukul 06.10 WIB dimana Tami ini adalah anggota kelompok lain yang ikut dalam kegiatan ini juga. Sebelum menuju Gedung C1 Unpad, kami menjemput beberapa teman lain yaitu Fay dan Destha yang ikut serta juga. Tepat pukul 06.20 kami segera berangkat menuju kampus karena kegiatan olahraga akan segera dimulai.

Sesampainya kami disana, kami memarkirkan mobil di area gedung C6 lalu lanjut berjalan kaki menuju gedung C1 sesuai dengan titik lokasi awal berkumpul untuk berolahraga. Disana telah ada Dokter Ghozali yang sudah siap dengan celana dan baju trainingnya. Selanjutnya, kami ditanya berkaitan dengan alamat kami dan segala hal tentang hobi kami sewaktu di rumah. Setelah pukul 06.35 WIB, kami memulai titik start jogging kami yaitu dari gedung C1 melewati rektorat menuju ke arah rumpul Ilmu Pengetahuan Sosial berjalan lurus. Track yang kami lewati sedikit menanjak dan berkelok.

Sejujurnya, saya tidak terbiasa dengan sarapan pagi, maka dari itu saya belum terlalu berkeringat mengingat juga udara Jatinangor yang lembab dan sejuk. Semenjak jogging dengan track yang lumayan terjal, Dokter Ghozali memberi kami beberapa pertanyaan berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan dunia kedokteran. Beliau memberi pertanyaan mengapa setelah makan, tubuh lebih cepat mengeluarkan keringat berbanding terbalik dengan yang belum makan. Beliau juga bertanya mengenai mengapa metabolisme setiap orang berbeda-beda. Saya dan beberapa teman menjawab beberapa dari pertanyaan beliau. Tidak hanya bertanya untuk memancing kami agar berpikir kritis, beliau juga memberi insight tentang beberapa hal terkait kehidupan.

Setelah melewati rumpul Ilmu Pengetahuan Sosial, kami menuju depan Gedung Rektorat untuk beristirahat sejenak dan mengambil beberapa foto bersama Dokter Ghozali. Kegiatan foto-foto tersebut diambil menggunakan ponsel Tami. Tidak hanya menggunakan ponsel Tami, Dokter Ghozali melakukan kegiatan selfie dengan ponsel beliau dan belakangan saya ketahui hasil fotonya dikirim ke Dokter Siska untuk diteruskan kepada kami semua.

Beranjak melewati gedung-gedung di rumpun Ilmu Pengetahuan Sosial, kami berbelok menuju ke arah rumpun Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan gedung pertama yang kami lewati adalah Fakultas Farmasi. Kami terus jalan lurus, tetapi kali ini track kami menurun dengan kondisi yang tidak seterjal tadi. Sepanjang perjalanan kembali menuju gedung Fakultas Kedokteran, kami menjawab pertanyaan-pertanyaan Dokter Ghozali. Kali ini seputar kegiatan perkuliahan akan dilaksanakan secara online ataupun offline. Setelah itu, kami terus melanjutkan perjalanan menuju Gedung C1 lagi, tetapi kali ini menuju Gedung C6 sebagai titik point terakhir kami.

Sesampainya kami di Gedung C6, saya dan teman-teman yang mengikuti kegiatan jogging bersama segera menuju ruangan yang berada di lantai 2 untuk selanjutnya mengikuti Seminar Pakar (Sekar) yang dilaksanakan secara offline. Untuk saya sendiri, ini adalah kali pertama kami mengikuti Sekar secara offline dengan dibimbing oleh Dokter Ghozali sebagai pemateri. Kami menuju ruangan besar ber-AC dengan meja dan tempat duduk yang sangat nyaman. Dokter Ghozali mengambil semacam layar seperti televisi secara besar untuk memulai presentasi. Beliau menghubungkan layar laptop ke layar tersebut untuk melihat kehadiran teman-teman yang datang secara online.

Beliau membuka sesi presentasi dengan memaparkan power point tentang prevalensi terjadinya kanker payudara di dunia dan wilayah Jawa Barat. Persentase seseorang dengan kanker payudara yang ada di seluruh dunia pada tahun 2020 sebanyak 24.5% atau 2.261.419 jiwa yang terkena. Data yang ada di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) sepanjang tahun 2014-2018 diketahui ada sebanyak 913 kasus baru dengan orang kanker payudara yang telah memasuki stadium 3 sebanyak 48% dan stadium 4 sebanyak 16%. Didapati juga sebanyak 254 orang atau 27.8% melakukan tindakan operasi mastektomi atau prosedur operasi untuk mengangkat seluruh jaringan payudara. Lalu Dokter Ghozali bertanya, berarti presentasi sisanya seseorang dengan terapi kanker payudara bagaimana.

Pada Sekar pertama itu juga dijelaskan tentang Hallmark of Cancer (Emerging) Therapeutic Targeting,Tumor Micro Environment, Immune Response in Cancer Progressivity. Selanjutnya di bahas juga mengenai Immune System vs Cancer dan biografi singkat 2 orang peraih Nobel Prize in Medicine of Physiology dalam kanker yang sekiranya dapat menginspirasi kami melakukan suatu perubahan atau mengeluarkan gagasan dalam kanker payudara.

Kegiatan hari itu pun berakhir dengan kami yang membawa pulang suatu ilmu baru dan menurut saya kegiatan Sekar yang dibalut dengan jogging bersama tidak hanya bermanfaat untuk otak, tetapi menyehatkan secara fisik karena hormon-hormon pembawa kebahagiaan keluar dengan sendirinya. Saya merasa banyak hal yang saya dapat hari itu, diantaranya dapat melakukan jogging atau olahraga bersama teman-teman yang sebelumnya saya temui secara online, mendapat banyak pelajaran bagaimana cara berpikir dan berimajinasi secara lebih luas, dan melihat hal sekecil apapun seperti sel kanker yang ternyata sangat berpengaruh dalam hidup banyak orang.

Sekian yang dapat saya sampaikan. See you on my another blog^^

Seminar Pakar Kedua

Seminar Pakar (Sekar) kedua dilaksanakan pada hari Senin, 22 Agustus 2022. Pembicara pada Sekar kedua merupakan seorang yang sangat ahli pada bidangnya. Mengambil judul “Urgensi Nutrisi pada Penyelesaian Kanker Payudara. Jika Sekar pertama dilaksanakan dengan bauran hybrid, lain halnya dengan Sekar kedua kali ini yang dilaksanakan secara online. Pemateri atau narasumber pada Sekar pertama ini adalah dr. Siska Wiramihardja, Sp.GK, M.kes.

Seminar Pakar kedua dibuka dengan Dokter Siska yang mulai memaparkan power point yang berkaitan dengan urgensi nutrisi. Setiap individu memiliki energy intake dan energy output atau nama lainnya energy expenditure yang berbeda-beda. Bisa saja, seseorang dengan kalori harian sebesar 2000 kalori belum dikatakan berlebih, hal ini mengingat ras, jenis kelamin, dan kondisi geografis tiap orang yang beragam satu sama lain. Jumlah kalori harian seseorang yang berada di benua Asia dapat berbeda dengan seseorang yang tinggal di benua Afrika. Kalori sendiri merupakan nilai yang menunjukkan jumlah energi yang diperoleh dari makanan dan minuman. Pengertian energy intake yang saya tangkap dari penjelasan Dokter Siska adalah energi yang dibutuhkan sehari-hari oleh tubuh dan yang dapat diserap baik oleh tubuh, sedangkan energy expenditure sendiri merupakan kelebihan energi yang disimpan oleh tubuh yang ujung-ujungnya menjadi lemak.

Masih berkaitan dengan urgensi nutrisi pada kanker payudara, Dokter Siska lalu menjelaskan bahwa salah satu kewajiban dan tugas yang sangat fundamental bagi seorang dokter adalah melakukan anamnesis atau kegiatan komunikasi yang dilakukan antara dokter sebagai pemeriksa dan pasien yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penyakit. Anamnesis untuk menentukan urgensi nutrisi salah satunya dilakukan dengan cara dietary recall. Prinsip dietary recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam sebelumnya. Anamnesis dilakukan dengan sedalam mungkin agar pasien dapat mengungkap apa saja yang telah dikonsumsinya selama 24 jam sebelumnya.

Selepas itu, Dokter Siska juga menjelaskan bahwa IOM (International Organization of Medicine) telah membuat Estimated Energy Requirement untuk tiap pria dan wanita dengan rincian sebagai berikut:

  1. Men 19 years and older: EER= [662-(9.53 x Age)] + PA [(15.91 x wt) + (726 x ht)]
  2. Women 19 years and older: EER= 5[354-96.91 x Age)] + PA [(9.36 x wt) + (726 x ht)]

Kalkulator EER atau Estimated Energy Requirement sendiri adalah kalkulator yang dapat menghitung berapa jumlah kalori yang perlu dikonsumsi untuk mempertahankan berat badan yang ideal. EER berkaitan juga dengan CICO (Calories In Calories Out) yang mana hal ini merupakan diet yang tidak membebankan untuk memilih makanan, melainkan memperhatikan jumlah kalori yang masuk dan keluar. Dokter Siska lalu menerangkan mengapa waktu defisit kalori turunnya dikit saja? Beliau menjawab karena dalam tubuh terdapat defence metabolism dan diet dirasa harus dikaji ulang.

Konsep yang sering kali saya dengar, yaitu “You Are What You Eat” juga dipaparkan oleh Dokter Siska, dimana tubuh manusia terbuat dari senyawa-senyawa yang mirip dengan yang terdapat dalam makanan — kebanyakan air (60%) dan sebagian lagi mengandung karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan unsur-unsur kecil lainnya. Konsep tersebut menurut saya sangat benar dikarenakan banyak orang jatuh sakit lantaran abai dengan apa yang dimakan. Nutrisi dalam tubuh dibagi menjadi 2, yaitu mikronutrien dan makronutrien. Mikronutrien adalah zat yang penting dalam kesehatan tubuh, tetapi hanya diperlukan dalam jumlah yang sedikit, seperti kalsium, vitamin, fosfor, dan besi. Makronutrien adalah zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang besar untuk memberikan tenaga bagi tubuh.

Pesan penutup yang disampaikan Dokter Siska dalam Sekar kedua menyebut “There is growing evidence that lifestyle factors, including diet, body weight, and obesity, may be associated with higher breast cancer risk. Nutritional intervention in patients may be considered an integral part of the multimodal therapeutic approach. However, the effect of dietary factors on breast cancer recurrence and mortality is not clearly understood, so further research related to nutrition and dietary in large population is required to definitively establish effective treatments in these patients, to improve long-term survival and quality of life“.

Menurut saya materi yang disampaikan oleh Dokter Siska sangat berguna bagi kami dalam mempelajari apa itu urgensi nutrisi yang terjadi pada seseorang yang menderita kanker payudara dan kami dapat mengetahui lebih dalam serta mempraktekkan lebih lanjut mengenai dietary recall yang telah kami lakukan 2 hari sebelum Sekar kedua ini.

Sekian yang dapat saya sampaikan, terima kasih! ^^

Seminar Pakar Ketiga

Seminar Pakar (Sekar) ketiga dilaksanakan pada Senin, 29 Agustus 2022 via Zoom Meeting. Pembicara pada Sekar kali ini adalah Bu Nayla Majeda Alfarafisa, Ph.D. Beliau merupakan lulusan doktoral di Department of Applied Life Science, Gifu University pada tahun 2020. Sekar ketiga ini dimulai tepat pukul 08.00 WIB. Materi yang dijelaskan tentu saja tidak jauh dari kanker payudara secara umum. Saya juga diamanahkan sebagai Co-Host Zoom Meeting untuk me-record jalannya Sekar.

Bu Nayla menjelaskan jika ada 2 jenis kanker payudara, yaitu DCIS (Ductal Carcinoma In Situ) dan LCIS (Lobular Carcinoma In Situ). DCIS sendiri adalah kanker payudara yang menyerang jaringan duktal, sedangkan LCIS adalah kanker yang berkembang karena adanya jaringan yang abnormal di jaringan lobulus payudara. Bu Nayla menyampaikan bahwa DCIS dan LCIS bersifat non-invasif karena masih terlokalisasi dan belum menyebar, tetapi jika sudah berkembang lebih lanjut menjadi Invasive Ductal Carcinoma, Invasive Lobular Carcinoma, Inflammatory Carcinoma, dsb bersifat invasif karena sudah menyerang jaringan di sekitarnya dan sudah bermetastasis. Selain digolongkan berdasarkan invasifitasnya, breast cancer juga bisa digolongkan berdasarkan ada tidaknya reseptor esterogen dan progesteron di permukaan sel kanker tersebut, makanya ada yang disebut dengan HRBRCA2.

Riset terkait kanker payudara juga berkembang karena sampai sekarang belum ditemukan solusi yang pasti untuk mengentaskan kanker payudara. Sejarah evolusi kanker payudara dapat dilihat di gambar berikut:

Bu Nayla menjelaskan, hormone therapy yang dapat digunakan sebagai terapi kanker payudara merupakan salah satu pencapaian riset yang terus dilakukan oleh para ahli dari tahun 3500 SM sampai dengan tahun 2016. Salah satu hal penting dalam riset adalah pemilihan model, karena tidak bisa menggunakan manusia sebagai model, bisa tetapi terbatas. Makanya, dibutuhkan model-model lain yang dapat merepresentasikan sel kanker senyata mungkin, tetapi mungkin secara in-vitro sudah mewakili penyakit kanker di real life.

Yang menjadi concern peneliti saat ini adalah tumor micro-environment, ini adalah mice atau lingkungan yang ada di sekitar jaringan kanker yang ternyata punya banyak kontribusi pada metastasis, malignansi, dan resistensi sel kanker itu sendiri. Para ilmuwan akhirnya menyadari ternyata invasifitas sel kanker banyak dipengaruhi tumor micro-environment. Maka dari itu, penelitian terkait micro-environment terus digalakkan, karena siapa sangka jika mengetahui lebih banyak faktor-faktor atau biomolekul-biomolekul penting dapat dikendalikan sehingga kankernya tidak menyebar kemana-mana. Jika tahu kuncinya, maka kita dapat mudah mengatasi penyakit kanker.

Sel-sel pada gambar diatas saling berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi antara biomolekul dengan sel ini menunjang perkembangan dari sel kanker dan metastasisnya.

Karakteristik kanker micro-environment bersifat hipoksik. Jika dibayangkan, sel kanker bergumul sehingga oksigen sangat susah masuk dalam tumor micro-environment. Kondisi hipoksia ini memicu Hif-1 –> ekspansi tumor, vaskularisasi. Untuk alurnya, dapat dilihat pada gambar berikut. Untuk penjelasan mengenai warburg effect saya belum mengetahui secara mendalam, tetapi yang saya ketahui warburg effect ini adalah perubahan lintasan metabolisme glikolisis dan sintesis asam laktat dari anaerobik menjadi aerobik.

Hal-hal yang menjadi inti pada Seminar Pakar ketiga kali ini adalah model penelitian kanker payudara yang biasa digunakan, yaitu in-vitro, in-vivo, dan ex-vivo. In-Vitro adalah main kultur cell. In-vivo main hewan uji. Ex-vivo bermain dalam jaringan yang akan diteliti secara langsung. Kalau dalam penelitian in-vitro, ada 2 jenis model yang bisa digunakan, pertama 2D cell culture, kedua adalah 3D cell culture. Perbedaannya adalah jika 2D cell culture sel culturenya ditumbuhkan satu layer seperti pada gambar yang saya share dibawah. Dia hanya 1 layer, homogen (hanya 1 jenis sel), sedangkan 3D cell culture walaupun sama homogen (satu jenis sel) dia dibuatnya 1 dimensi dan dibuat seperti volume. Sementara penelitian in-vivo memakai hewan uji yang sering digunakan seperti mencit. Penelitian ex-vivo biasanya memakai jaringan kanker itu sendiri. Penelitian in-vivo lebih relevan dibandingkan penelitian ex-vivo, karena penelitian ex-vivo tumornya hanya segitu saja, tidak sistemik. Sementara hal ini berbanding dengan penelitian in-vivo yang lebih sistemik.

Berikut ini merupakan kelebihan dan kekurangan yang ada dalam model penelitian kanker payudara secara in-vitro.

3D cell culture sebenarnya ada banyak jenisnya, diantaranya ada hydrogels dan scaffold. Hydrogels adalah cross link polymeric material, tersusun atas polimer hidrofilik dengan kadar air tinggi sedangkan scaffold adalah struktur 3D sintetik yang terbuat dari biomaterial dengan beragam porositas, permeabilitas, surface chemistry, dan karakteristik mekanis.

Selanjutnya, akan dibahas mengenai model penelitian secara in-vivo. Sebelumnya, telah dijelaskan bahwa model penelitian ini menggunakan tikus, hal ini dikarenakan relatif mudah perawatannya, gampang, dan cukup merepresentasikan sebagai mamalia. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari model penelitian ini. Yang menjadi kelebihan adalah dapat mengatasi segala keterbatasan yang ada di penelitian in-vitro, sedangkan kekurangannya adalah mahal karena banyak biaya yang dikeluarkan (harus merawat mencit tersebut), relatif lama apalagi jika kita ingin”meng-kanker-kan” mencit tersebut, dan tidak reproducable. Penelitian in-vivo ini dapat diklasifikasikan dalam 2 kelompok besar, ada transplantasi dan spontaneous tumor genesis. Untuk lebih lengkapnya, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Model penelitian yang ketiga adalah ex-vivo. Metode ini dilakukan untuk mengidentifikasi atau memvalidasi marker terapetik dan atau marker diagnostik. Seringkali metode ini disebut dengan explant models. Tumor yang dihasilkan dari operasi segera digunakan untuk keperluan penelitian tanpa proses dekonstruksi. Kelebihan yang ada pada metode ini adalah metodenya relevan dan dapat dilakukan juga pada studi pada jaringan normal secara parallel, kapasitas proliferasi dan interaksi heterogen tumor terjaga. Kekurangan dari bentuk metode ini adalah hanya untuk tumor yang dapat dibedah, tidak menggambarkan invasi dan metastasis, serta tidak dapat digunakan untuk studi resistensi.

Pada Sekar ketiga kali ini, mungkin saya hanya dapat menyerap sekitar 50% dari materi yang dipaparkan hari itu dikarenakan banyak kata-kata ilmiah yang butuh pemahaman lebih lanjut. Namun, karena sudah di record dan dapat dilihat kembali penjelasan dari Bu Nay sekarang saya jauh lebih paham mengenai apa saja bentuk metode penelitian in vitro- in-vivo, dan ex-vivo sehingga saya berharap kedepannya saya dapat melakukan salah satu dari metode pemelitian tersebut.

Saya juga sangat senang ketika dipaparkan mengenai rangkuman history dari beberapa penelitian yang ada dimulai pada tahun 3500 SM hingga 2016 mengenai kanker payudara yang terus menerus dilakukan dan dikembangkan. Kedepannya saya juga berharap dapat berkontribusi dalam dunia kesehatan utamanya bidang kanker payudara sehingga ilmu-ilmu yang saya dapatkan dapat diimplementasikan, dikembangkan lebih jauh, dan save lives more people who are suffer from breast cancer.

Sekian yang dapat saya sampaikan, terima kasih!^^