Program wirausaha ini didanai oleh Ditjen Dikti, melalui proposal yang kami ajukan melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unpad. Skema program ini merupakan salah satu kegiatan dari rangkaian kegiatan Program Budaya Kewirausahaan di Universitas (BKU) yang dirancang Dikti. Jadi secara jangka panjang Program BKU ini terdiri dari beberapa tahap, tahap pertama Kuliah Kewirusahaan, kedua Magang Wirausaha, ketiga Mitra Wirausaha, dan Keempat Inkubator Wirausaha, dan Proposal yang kami ajukan adalah untuk menyelenggarakan program tahap pertama yakni Program Kuliah Kewirausahaan (KWU).
Program KWU ini diselenggarakan selama bulan April s/d Oktober 2008, dengan Ketua Program ini adalah Bapak Bambang Hermanto, M.Si., dan saya sendiri bertindak sebagai koordinator lapangan dari Program ini. Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dari program KWU ini adalah :
1. membangun motivasi, kerangka berpikir, sikap mental, serta kepribadian wirausaha pada kalangan mahasiswa.
2. meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menjalankan wirausaha pada kalangan mahasiswa.
Mengenai sekilas tahapan pelaksanaannya, adalah sebagai berikut :
I. Sosialisasi dan Seleksi Mahasiswa Peserta Kegiatan KWU
Kegiatan kuliah kewirausahaan ini diikuti oleh 40 orang mahasiswa, yang berasal dari 10 fakultas di lingkungan Universitas Padjadjaran (Unpad), yakni fakultas FISIP, FTIP, MIPA, Psikologi, Farmasi, Pertanian, Hukum, FPIK, Keperawatan, dan Peternakan. Peserta tersebut merupakan hasil seleksi dari 83 orang mahasiswa yang mendaftarkan diri pada program ini, yang informasinya melalui undangan pada 16 fakultas yang ada di lingkungan Unpad. Mengenai nama peserta terpilih ada dilampiran.
Proses seleksi yang memakan waktu kurang lebih 2 minggu ini, dimulai dari penyebaran undangan dan pengumuman oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat Unpad kepada 16 fakultas yang ada di lingkungan Unpad. Sebagai bahan seleksi, calon peserta mengisi formulir pendaftaran yang berisi biodata dan kuesioner motivasi dan harapan peserta dalam mengikuti program ini. Setelah itu dilakukan tes tertulis, yang bertujuan melihat motivasi serta kepribadian calon peserta dari sudut pandang psikologi. Alat psikologi yang digunakan adalah kuesioner kepribadian dari Jim Barret (Jim Barrett, 1995). Setelah itu, untuk meningkatkan tingkat obyektivitas proses seleksi ini, dilakukan wawancara terbuka pada calon peserta oleh tim panitia.
II. Penentuan Dosen dan Pemmateri Wirausaha
Pengajar pada program ini adalah para dosen dari lingkungan Unpad dan praktisi bisnis tingkat lokal dan nasional, yang berkompeten pada bidangnya. Pemilihan dosen dan praktisi ini, selain melihat dari kompetensinya, juga dipertimbangkan pada aspek kesesuaian dengan kebutuhan dari alur silabus perkuliahan kewirausahaan. Dalam hal ini untuk Dosen dari Jurusan Ilmu Administrasi Niaga (Sekarang Bisnis) adalah: Bambang Hermanto,M.Si.(Kewirausahaan), Rivani,MM.(pengembangan diri dan kreativitas), Margo Purnomo,MM.(Kewirausahaan dan Business Plan), Zaenal Muttaqin,M.Si.(Kepemimpinan), Dr.Muhammad Rizal (Etika dan Hukum Bisnis), Dr.Herwan AM (Organisasi dan MSDM), Tetty H, M.Si. (Manajemen Pemasaran), Dr.Anang Muftiadi (Manajemen Operasi), dan M Benny Alexandri,MBA (Manajemen Keuangan). Sedangkan pemateri dari praktisi bisnis adalah : Dr.Dodi Permana (Ide dan Peluang Usaha), Viktor Asih, MBA (Presentasi dan Negosiasi), dan Supriatin (Kewirausahaan dan Lapangan).
III. Pelaksanaan Kuliah
Pelaksanaan kuliah kewirausahaan pada program KWU yang kemudian diberinama “Wirausaha Muda Indonesia (WMI)” ini, menggunakan metodologi pembelajaran Andragogi & Problem Based Learning. Metode pembelajaran yang digunakan ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, brainstorming, game, simulasi, studi kasus, penugasan, kunjungan bisnis. Media pembelajaran ini berupa media cetak, audio-visual, dan game agar proses pembelajaran dengan efek multysense learning dapat berjalan optimal. Pemilihan metode tersebut karena metodologi andragogi menempatkan peserta sebagai subyek pembelajaran, sehingga metode-metode yang digunakan menuntut peran aktif, spotan, dan kebersamaan dari peserta. selain itu metode tersebut mencoba meningkatkan kompetensi peserta tidak hanya pada aspek kognitif (pengetahuan) saja, tapi juga aspek motorik (ketrampilan) dan afektif (sikap) juga. Mengenai problem based learning digunakan untuk lebih mudah memahami bisnis secara konprehensif, karena mencoba untuk menyelesaikan kasus bisnis yang nyata dengan pendekatan diskusi pada kelompok kecil.
Secara garis besar metode pembelajaran dilaksanakan dengan 3 jenis metode instruksional, yaitu :
1. Kuliah di dalam kelas
2. Studi lapangan (kunjungan bisnis)
3. Penugasan
Berikut ini penjelasan dari masing-masing metode pembelajaran.
1. Kuliah di dalam kelas merupakan kegiatan utama pada kuliah kewirausahaan ini. Perkuliahan dilakukan dengan 16 kali pertemuan, dan setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 45 menit (2 sks). Hal ini didasarkan kepada bahwa tingkat konsentrasi peserta didik yang maksimal untuk memperhatikan suatu materi kuliah itu hanyalah 45 menit. Untuk mengusir kejenuhan, proses perkuliahan ini juga mencoba menerapkan beberapa metode belajar, seperti ceramah, tanya jawab, simulasi game, studi kasus, diskusi kelompok, serta curah pendapat. Selain itu proses perkuliahan juga didukung oleh penggunaan media audio-maupun visual, seperti misalnya nonton video seminar pebisnis sukses secara bersama-sama. Pemilihan metode maupun media guna pendukung efektivitas pembelajaran ini dilakukan atas dasar pertimbangan tujuan kompetensi yang ingin dicapai materi serta waktu yang tersedia. Dengan metode belajar seperti ini, keaktifkan mahasiswa dapat dibangun, hal ini terlihat dari mahasiswa yang menciptakan yel-yel WMI, logo WMI, membuat blog sendiri, mengatur uang kas kelas secara mandiri, serta membentuk organisasi dengan ketua terpilih sodara Rony dari Fakultas Pertanian Unpad.
2. Studi Lapangan atau biasa disebut juga dengan kunjungan bisnis ini dilakukan dalam upaya memberi pengetahuan praktik nyata suatu model bisnis yang sukses kepada peserta didik. Hal ini setidaknya dapat menstimulus mahasiswa, agar mereka dapat melengkapi dan membandingkan dengan pengetahuan dari proses perkuliahan. Kunjungan bisnis ini dilakukan pada “Vin’s Berry Park”, suatu usaha yang bergerak pada bidang budidaya tanaman strawberry di kawasan Bandung Barat. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas beberapa pertimbangan, diantaranya :
– Kesuksesan bisnis ini sudah pernah diliput di Harian Umum Sekala Nasional (Kompas, tanggal 14 Mei 2008).
– Keunikan bisnis ini yang membangun usaha selain dari perkebunan didukung penciptaan pasar sendiri dalam wujud unit bisnis seperti cafe, arena outbound, serta
berbagai macam olahan produk berbahan strawberry. Artinya mahasiswa berpeluang guna belajar bisnis dari segi hulu sampai ke hilir.
– Lokasi usaha yang relatif terjangkau dengan segi waktu dan anggaran biaya yang tersedia.
– Pemilik bisnis, yakni Bapak Supriatin, menerima dengan terbuka untuk kerja sama dan bersedia guna menjadi mentor pembimbing peserta didik, bila para mahasiswa
ingin mencoba memulai bisnis.
Kunjungan bisnis ini dilakukan selama satu hari, terbagi menjadi 2 tahap, yakni jam 09.00 – 11.00 acara share experience serta tanya jawab oleh Bapak Supriatin dan Bapak Bambang Hermanto dengan tema membangun kompetensi bisnis, lalu dilanjutkan dengan acara mengunjungi areal perkebunan dan outbound dengan masih didampingi oleh Bapak Supriatin dan tim dosen, dari jam 11.30 s/d jam 13.30. Acara lalu ditutup dengan diskusi bebas membicarakan hal-hal seperti kemungkinan kerja sama di masa yang akan datang, ketua program WMI, tugas-tugas, dsb.
3. Penugasan yang dilakukan memiliki 2 fungsi, yakni selain untuk membekali peserta didik dengan ketrampilan tertentu, juga sebagai salah satu komponen penilaian mereka, sehingga dapat diketahui sejauhmana peserta didik dalam menyerap materi kuliah. Tugas yang diberikan ada 2, yakni studi kasus dan menyusun business plan. Tugas Studi kasus diberikan pada pertengahan perkuliahan guna melatih kemampuan analisa bisnis dari mahasiswa, sedangkan tugas business plan dilakukan menjelang akhir kuliah yang fungsinya untuk melatih keterampilan mahasiswa dalam mewujudkan ide nya kedalam suatu rencana bisnis yang feasible.
IV. Pola Evaluasi Proses Pembelajaran dan Ujian
Evaluasi yang dilakukan pada kegiatan perkuliahan ini secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 jenis :
1. Evaluasi materi, dilakukan untuk mengukur sejauh mana mahasiswa dalam menyerap materi. Ada beberapa ujian dan tugas dimasukkan sebagai komponen penilaian dari mahasiswa, yakni tugas studi kasus dan tugas penyusunan bisnis plan. Tugas studi kasus dijadikan sebagai komponen ujian tengah semester dan tugas penyusunan bisnis plan dijadikan komponen tugas, serta ujian akhir tertulis dijadikan komponen nilai ujian akhir semester.
2. Evaluasi proses, dilakukan dalam bentuk penyebaran kuesioner kepada mahasiswa, untuk mengukur tingkat keberhasilan proses kegiatan perkuliahan ini dari sudut pandang mahasiswa. Sehingga evaluasi ini diharapkan berguna untuk perbaikan kegiatan sejenis di masa yang akan datang.
V. Kesimpulan dan Rencana Tindak Lanjut
Mengenai pencapaian tujuan luaran dari pelaksanaan kegiatan ini, secara umum ada 3 hal yang dapat disampaikan, yakni :
1. Sudah berhasil tersusun silabus serta modul kuliah.
2. Mengenai terciptanya alumni yang siap menjadi wirausaha, selain terlihat dari hasil nilai ujian akhir yang cukup baik, juga beberapa mahasiswa yang langsung melakukan kegiatan bisnis pada beberapa sektor perdagangan, seperti jualan pulsa, jualan olahan strawberry, usaha percetakan, jualan sabun, dsb.
3. Mengenai terpeliharanya jejaring alumni ini, selain diwujudkan dengan pembentukan pengurus angkatan, data base alumni, jaringan komunikasi, serta pertemuan-pertemuan informal, seperti buka puasa bersama, serta menjalankan kerja sama bisnis dengan pihak “vin’s berry park” dengan sistem mahasiswa boleh mengambil produk olahan strawberry terlebih dahulu, dan membayarnya setelah produk laku terjual.
Meskipun demikian, dalam pelaksanaan kegiatan ini, panitia menemukan kendala-kendala yang dapat mengurangi optimalnya proses pembelajaran ini. Dengan membahas kendala-kendala ini diharapkan menjadi masukan untuk penyelenggaraan kegiatan sejenis dengan lebih baik lagi. Adapun beberapa kendala tersebut adalah :
1. karena asal peserta didik adalah dari beragam fakultas dan beragam tahun angkatan, sangat sulit untuk mengatur jadwal kegiatan ini agar dapat mengakomodir semua pihak. Untuk itu diperlukan konsistensi jadwal serta didukung dengan perangkat perinjinan kepada fakultas masing-masing, agar peserta didik memperoleh dispensasi untuk mengikuti kegiatan ini.
2. Sempat diundurnya jadwal kegiatan karena bentrok dengan jadwal UAS dan KKN, menunjukkan kelemahan perencanaan teknis dari panitia, yang kurang memperhatikan jadwal kegiatan reguler yang wajib tempuh. Bagaimanapun penangguhan jadwal ini, meskipun akhirnya dapat dilaksanakan juga, telah mengganggu ritme dari proses pembelajaran.
3. Beberapa peserta didik, karena merasa tidak berkorban apapun untuk mengikuti kegiatan ini, terkadang ini bisa jadi melemahnya motivasi dari mahasiswa dalam mengikuti kegiatan ini. Untuk itu ada beberapa upaya untuk meningkatkan motivasi mahasiswa, diantaranya : dengan berkoordinasi pada fakultas yang ada mata kuliah kewirausahaannya, agar nilai kegiatan ini dapat ditransfer menjadi nilai mata kuliah kewirausahaan yang ada di fakultasnya. Selain itu ada juga ide untuk menarik sejumlah dana dari mahasiswa, yang dana tersebut pada akhirnya dikembalikan utuh pada mahasiswa sebagai modal kerja guna merintis bisnisnya. Jadi fungsi dana tersebut hanyalah sebagai penambah motivasi peserta dalam mengikuti program.
4. Karena kegiatan ini berlangsung cukup banyak dan lama, maka perlu dukungan penuh universitas/fakultas dalam menyediakan sarana dan fasilitas yang diperlukan. Hal ini terjadi karena beberapa kali kegiatan ini pindah ruangan kelas, karena kebetulan jadwal pemakaiannya bentrok dengan kuliah reguler. Meskipun tidak sering, tetapi proses perpindahan kelas ini juga cukup memakan waktu, sehingga mengurangi optimalnya kegiatan ajar-mengajar.
5. Metode pembelajaran yang baik, akan tidak optimal penerapannya, bila pematerinya belum terampil dalam menggunakannya. Dalam hal ini, sepertinya perlu sebelumnya ada pelatihan khusus metode pembelajaran (misal : pelatihan training of trainers) untuk calon dosen pengajar kegiatan ini. Dengan begitu diharapkan penerapan metode pembelajaran yang baik dapat merata pada setiap pertemuan.
Rencana Kelanjutan Kegiatan
Terkait dengan kelanjutan kegiatan, ada beberapa hal yang dapat diusulkan sebagai berikut :
1. Kuliah kewirausahaan ini perlu dimasukkan kedalam kurikulum semua fakultas di lingkungan perguruan tinggi. Hal ini karena materi kewirausahaan ini tidak hanya berguna untuk membentuk wirausaha mandiri, tetapi pola pikir dan sikap mental wirausaha juga dibutuhkan guna untuk pengembangan karir seseorang dalam profesi apapun juga (intrapreneurship).
2. Pelibatan dosen dari berbagai fakultas (sesuai kompetensinya) dan praktisi bisnis sebagai pematerinya akan mendukung dinamika dan optimalnya proses pelajar mengajar.
3. Diperlukannya kegiatan lanjutan setelah proses perkuliahan kewirausahaan ini selesai, seperti misalnya magang di perusahaan, mitra kerja usaha, dsb.
4. Guna memelihara keberlanjutan dari program ini, perlu sinergi dengan program-program lain yang telah berjalan yang mempunyai tema berkaitan mengembangkan jiwa wirausaha, misalnya program pendampingan UKM, atau bantuan PKBL (Program Kemitraan Bina Lingkungan) yang merupakan CSR-nya BUMN, atau bisa juga bermitra dengan himpunan pengusaha muda indonesia, dsb.
Oya perlu ditambahkan, bahwa laporan rangkaian kegiatan Program WMI ini kemudian dipresentasikan oleh Ketua Program ini yakni Bapak Bambang Hermanto,M.Si. disuatu acara nasional Dikti Jakarta, dan Alhamdulillah berkat presentasinya, beliau BERHASIL DIANUGERAHI PRESENTASI PROGRAM KULIAH KEWIRAUSAHAAN TERBAIK NASIONAL oleh Ditjen Dikti.
Idealnya program dan komunitas bagus yang sudah terbentuk ini dilanjutkan pada program tahap selanjutnya yaitu : Magang Wirausaha, hanya saja dikarenakan program BKU Dikti sudah tidak ada, dan kesibukan dosen/panitia terhadap kegiatan kampus yang lain, akhirnya program bagus ini kelanjutannya ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan.