Dibandingkan penulis novel atau naskah drama regenerasi penyair Sunda termasuk bagus dan berkesinambungan. Setelah era Kis Ws, Wahyu Wibisana, Sayudi, Etti RS dan Godi Suwarna, kini tongkat estafet sajak Sunda dilanjutkan oleh angkatan Teddi Muhtadin. Ketimbang para penyair lainnya, nama Teddi Muhtadin memang kurang ‘berkibar’. Bahkan, dalam antologi ‘Sajak Sunda’ yang dieditori oleh Ajip Rosidi kita tidak akan menemui satu bijipun sajak karya Teddi.
Diterbitkan oleh Teddi Muhtadin
Teddi Muhtadin adalah dosen Program Studi Sastra Sunda, Fakultas Ilmu Budaya, Unpad, sejak 1999. Mata kuliah yang pernah dan tengah diampu a.l. Telaah Sastra, Sastra Sunda, Kritik Sastra Sunda, Kajian Budaya, Penulisan Karya Sastra, Seni Teater, dan Penulisan Karya Ilmiah Populer. Aktif melakukan Penelitian dalam bidang bahasa, sastra, dan budaya Sunda serta Pengabdian kepada Masyarakat. Di luar kampus, ikut serta dalam pemberdayaan masyarakat sastra dan budaya Sunda.
Lihat semua pos oleh Teddi Muhtadin