Reproductive Health Matters 2023: Where are we?

Dari seluruh SEA Indo cukup banyak tertinggal dari berbagai aspeknya. Kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan yang diatur UU RI No.36 Tahun 2009 Pasal 71 Ayat 1. Salah satu permasalahan kesehatan reproduksi yang masih ada adalah genital mutilation terutama pada wanita. Secara global United Nation Population Fund menggerakan jaminan hak-hak reproduktif untuk semua orang. Usia reproduktif menurut WHO sama dengan menurut pemerintah Indonesia yaitu 15-49 tahun. Di Indonesia pada tahun 2023 ada 72.906.083 orang perempuan. Oleh karena itu challenge Indonesia untuk mengatur hak-hak wanita lebih berat.

Dalam ruang lingkup kesehatan reproduksi salah satu yang terpenting adalah kesehatan ibu dan anak. Berbaga masalah kesehatan akan lebih baik dilakukan pencegahannya. Indikator paling besar dari reproductive health adalah tingkat kematian bayi. Penyebab kematian ibu yang terbesar selama bertahun2 adalah pendarahan, hipertensi, dan infeksi. Pada saat PPKM Covid terjadi kenaikan angka kematian ibu dan bayinya dikarenakan sulitnya managemen dalam kelainan dan masalah kehamilan. Tempat kematian ibu dan bayi paling banyak terjadi di rumah sakit dengan kematian neonatus sebanyak 67% di rumah sakit. Yang menyumbang jumlah kematian ibu terbesar di Indonesia salah satunya Jawa Barat. Di Indonesia sudah ada upaya pemerintah untuk menanagani kematian ibu dan anak dengan DESA SIAGA yaitu desa yang dapat secara mandiri dapat menangani masalah-masalah kesehatannya sehingga jumlah kematian ibu seharusnya tidak tinggi.

Penurunan angka kematian ibu dan bayi dilakukan dengan beberapa intervensi
– penguatan tata kelola
– peningkatan akses layanan bagi ibu dan bayi
– Peningkatan kualitas layanan kesehatan

Kesehatan ibu dan bayi diawali dengan kesehatan ibu pada saat anak-anak. Kasus stunting yang semakin banyak juga sangat mempengaruhi kesehatan dan jumlah kematian ibu dan bayi.

Transmisi HIV, spyphilis, dan Hepatitis B banyak terjadi secara vertikal yaitu dari ibu ke bayinya MTCT (Maternal to child transmission). Pemeriksaan triple eleminasi dilakukan untuk diagnosis HIV, syphilis, dan Hepatitis B. Diharapkan pada tahun 2027 diharapkan kejadian HIV, syphilis, dan Hepatitis B menurun hingga 90%.

4 Terlalu dalam kehamilan

Faktor risiko penularan HIV pada dalam kehamilan
– viral load tinggi
– pecah ketuban dini
– persalinan invasif
– chorioamnionitis

Pada 21 Maret 2023 diadakan SEKAR secara hybrid di C5.3

Anemia dalam Kehamilan

Anemia dalam kehamilan didefinisikan oleh WHO Hb <11 g/dL. Skrining anemia menurut NICE harus skrining pada awal kehamilan dan pada minggu ke-28 sehingga memberi waktu saat anemia terdeteksi. Kisaran 11g/11mL pada awal dan 10.5g/100mL pada 28 minggu. Harus diselidiki penyebabnya dan suplementasi zat besi harus dipertimbangkan. Anemia tidak hanaya disebabkan kadar Fe yang rendah bisa thalassemia dll.

Skrining penyebab anemia yg penting kadar MCV, RCC, dan ferritin. Pemberian zat besi merupakan terapi utama defisiensi besi dan anemia defisiensi besi. Hitrung kebutuhan besi untuk pemebrian terapi

Indikasi transfusi

  • Hb <7g/dL atau Hb >= 7g/dL dengan pasene gejala seperti dekompresi jantung serta tidak respon terapi pemberian besi intravena
  • Transfusi jarang sekali diberikan kecuali terdapat tanda2 hypovolemia

Ruptur Perineum

Robekan jaringan antara vulva dan anus yg disebabkan peregangan berlebih saat persalinan. Derajatnya mukosa vagina atau sampe kulit perineum/totot/sfingter ani bahkan sampe mukosa anus.

Klasifikasi

Sultan (1999)

  • derajat 1 epitel vagina dan kulit
  • derajat 2 robekan sampe otot perineum
  • derajat 3 robekan sampe sfingter ani
    • 3a <50%
    • 3a >50%
    • 3c sfingter interna
  • 4 robekan hingga epitel anus (>8 jam penyembuhan tidak bagus)

Jenis robekan perineum

  • Laserasi terbatas pada fourchette dam kulit perineum superficisal atau mukosa vagina
  • Melibatkan otot perineum tetapi tidak sfingter anal biasanya butuh jahitan
  • Cedera pada perineum yang melibatkan kompleks sfingter anal
  • EAS dan IAS dan mukosa anorektal

Diagnosis

  1. Informed consent, litotomi, pencahayaan
  2. Beri analgetik
  3. Inspeksi cermat vulva, vagina, rektal
  4. Menentukan luka di apeks vagina

Pencegahan

  • Perineal massage pada kala 2
  • Kompres hangat perineum
  • Perineal protection
  • Mediolateral episiotomi

Edukasi

  • Menjaga perineum selalu bersih dan kering
  • Hindari penggunaan obat tradisional pada perunemunm
  • Cuci perineum dengan sabun dan air bersih mengalir 3-4 x /hari

 

Abortus

Berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup

Klassifikasi

  • Aborus dini (trinester pertama
  • Abortus lanjut (antara 12-20 minggu)

Etiopatogenesi

  • Faktor janin
  • Faktor Maternal
  • Faktor External

Abortus dapat dibedakan

  • iminens, abortus mengancam/miscarriage janin dapat diselamatkan
  • insipiens, abortus sedang berlangsung biasanya <20 minggu pendarahan banyak, janin biasanya uda mati
  • inkompletus, sebagian hasil lahiran ada yang tertinnggal sehingga bisa pendarahan terus
  • kompletus, hasil konsepsi lahir lengkap
  • tertunda
  • habitualis

 

Asuhan Persalinan Normal

3P

  1. Power
  2. Passenger
  3. Pasage

Kala kehamilan

  • Kala 1 (fase laten dan aktif)
  • Kala 2
  • Kala 3
  • Kala 4

Mekasnisme normal

Gerakan kardinal persalinan:

  • engagement, sudah lewat pintu atas panggul
  • descent
  • flexion
  • int rotation
  • extension
  • ext rotation
  • expulsion

 

Gynaecologic Infection

Vaginal Discharge

Leucorrhea

  • any abnormal discharge from vagina except blood
  • true leucorrhea is clear mucoid due to excessive normal secretions

Normal defense mechanism

  • Vagina closed mechanically by  2 labia and acidic media is hostile to pathogen
  • Cervix closed mechanically by mucus plug
  • Uterus monthly shedding of superficial layer
  • Tubes movement of cilia

 

Vaginitis Bacteriology

state of unexpclain replacement of flora. Asymptomatic (50%)

Cervicitis

Acute inflamation of endocervical glands

  • STDs (gonorhea, chlamidia, trichomonas)
  • Non STDs (bacterial)

Symtoms

  • General mild fever, anorexia

Chronic cervicitis

  • Persistent of acute cervitisic
  • Chronic grnaulomatous disease

From Fetal Programming to LBW, Stunting, and FOAD

Epidemiology itu adalah ilmu yang mempelajari tentang banyak hal. Mulai dari clinical epid sampai population epidemiology

solving health problem:
collect data → surveillance, determine time, place, person
assessment → inference
hypothesis testing
action

research in early 1990s → ada increasing number of cardiovascular death rate → lihat penyebab-penyebabnya, dapet datanya → think apakah ada kaitan atau causality effect atau hubungan dari risk factor ini. association – corelation – causality

case control study → collect subject starting from the causes ?

cohort study vs control study → cohort begin from independent variable, follow very subject until see outcome of interest. start from expose

control study starts from the outcome.

HSV → meskipun terapi, si vitus tetap dlm bentuk dormant dan punya kesempatan unutk berdiam di sacral ganglia. meskipun menggunakan terapi untuk menekan gejala, itu tidak mengeradikasi virus.

kalau secara history pernah hsv, tp selama hamil asimptomatik, gmnn alurnya diberikan.

surveillance system → DI PUSKESMAS ada surveillance. contoh: tiap bulan ada penimbangan bayi balita dan data dikumpulkan dari tiap RW dan dicatat. buku KIA ver. 2021 ada grafik untuk pemetaan dan z score brpnya.

 

Pada 24 Maret 2023 dilakukan SEKAR Hybrid di C4.1

Peran Dokter Umum untuk Menurunkan AKN

dibawakan oleh Dr. Fiva Aprilia Kadi, Sp.A(K), M.Kes.

Pemeliharaan kesehatan anak ditunjukan untuk mempersiapkan generasi akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas. Hasil survey pada 2015 menunjukan AKB yang tinggi yaitu 22,23 per 1000 kelahiran hidup dengan batasan WHO 11 per 1000 kelahiran hidup.

AKN dibagi 2

  • dini –> masa 7 hari pertama
  • lanjut –> diatas usia 7 hari

Angka kematian neonatus sejak 1991-2017 semakin menurun meskipun belum sesuai target. Pada saat COVID-19 terjadi penurunan AKN, hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor salah satunya adalah meningkatnya tingkat kebersihan dan sanitasi.

Sekitar 75% kematian balita terjadi pada periode neonatal. Dengan menurunkan kematian neonatus, kematian balita juga akan menurun. 3 provinsi dengan kematian neonatus tertinggi adalah Jateng, Jatim, dan Jabar.

Upaya penurunan angka kematian anak dimulai dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan pemerataan pelayanan kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat juga berpengaruh untuk menurunkan tingkat kematian neonatal. Salah satu peran masyarakat adalah dengan meningkatkan edukasi asupan gizi terutama pemberian ASI.

1 menit pertama adalah golden period untuk neonatus dimana jika kondisi 1 menit pertama baik bayi akan kemungkinan hidup sehat vice versa.

faktor yang dapat dirubah untuk perbaikan

  • rumah
  • rumah sakit
  • program pemerintah

Pre service in service adalah program kolaborasi dokter spesialis-dokter umum untuk pengendalian AKB.

Kesimpulan:

  • AKN di Indonesia sudah turun tp belum sesuai target
  • Perlu upaya tambahan terutama pada ujung tombak kesehatan yaitu pada puskesmas dan dr umum untuk menekan AKN

 

Penurunan Angka Kematian Bayi

dibawakan oleh Prof. Dr., dr., Kusnadi Rusmil, Sp.A(K), M.M.

Tahun 2018 kematian neonatal berada pada posisi ke 8. 47% kematian balita terjadi pada periode awal kelahiran. Tahun 2020 kematian akibat BBLR sangat tinggi di Indonesia menyumbang 35% kematian. Infeksi neonatal menyebabkan 22% dari kematian.

Tingkat kematian bayi yang tinggi disebabkan karena:

  • Antenatal care
  • Nakes kurang kompetensi
  • Fasyankes yang kurang memadai

Sistem rujukan di Indonesia perlu diperbaiki karena banyak kasus terjadi karena rujukan yang terlambat. Peran keluarga juga menjadi hal yang harus difokuskan untuk mengurangi angka kematian bayi.

Upaya penurunan AKB dengan meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan. Stratergi ini dilakukan dengan imunisasi anak, gerakan masyarakat hidup sehat, peningkatan pengawasan obat dan makanan.

Upaya-upaya di daerah:

  • peningkatan desa siaga
  • perningkatan koordinasi organisasi profesi untuk pemerataan SDM
  • penguatan peran lintas sektor

Indikator nasional mutu pelayanan ibu dan bayi:

  • puskesmas
    • kunjungan
    • antenatal care
  • rumah sakit

Tatalaksana gangguan nifas

  • pelatihan manajemen asfiksia dan BBLR
  • alat resusitasi bayi di RS
  • spesialis anak di seluruh RSUD
  • pemantauan BBLR
  • skrining bayi baru lahir

Salah satu langkah penurunan AKB adalah dengan pembentukan tim Tim Gawat Darurat Maternal Neonatal 24 jam/7 hari (Gadar MAT-NEO 24/7).

Pemantauan neonatus

  • 0-30 dtk adaoptasi respirasi
  • 90 menit adaptasi ekstra uteri
  • 6-12 jam adaptasi sistem organ
  • 28 hari

Tanda bahaya bayi

  • tidak mau nyusu
  • tali pusat kemerahan
  • kejang
  • badan dingin
  • demam
  • mata bayi merah
  • diare
  • kulit mata kuning

Ketersediaan yang mendukung penurunan AKB

  • alat medis
  • SDM (neonatologis, anestesi, anak)

Kesimpulan

  • AKB masih tinggi 24/100 kelahiran hidup
  • Upaya pemerintah untuk deteksi dini faktor risiko
  • Percepatan penurunan AKB dengna memperisapkan ibun mulai dari remaja

 

Pada 28 Maret 2023 dilaksanakan SEKAR secara online

Materi pertama dibawakan oleh Pati Aji Achdiat, dr., Sp.KK(K) tentang Peran Dokter Umum dalam Menangani IMS

Di seluruh dunia banyak sekali terjadi IMS yang dapat dicegah seperti Gonore, Chlamydia, Syphilis, dan Trichomoniasis.

Salah satu yang paling umum adalah uretritis/servisitis gonore yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae. Gejala timbul 3-5 hari setelah terinfeksi.

Pada wanita dapat terjadi komplikasi infeksi panggul dan kemandulan. Pada pria dapat terjadi kencing nanah, infeksi testis. Gejala lain dapat berupa lesi pada oral ataupun anal. Pada bayi lahir dari ibu gonore dapat terjadi konjungtivitis.

Pemeriksaan

  • Gram stain
  • Wet stain
  • Kriteria amsel
  • Pemeriksaan KOH

Periode inkubasi urogenital gonore tidak pasti.

Di Indonesia tatalaksana mengikut Pedoman Nasional Penanganan IMS 2015

Genital Herpes

 

Materi kedua dibawakan oleh dr. Niken Tri Utami, MARS tentang Peran Klinik Mawar dalam IMS

Klinik Mawar dibangun pada 2002 oleh dibawah PKBI Bandung. Klinik Mawar utamanya melayani IMS, KB/ANC, Klinik PDP, PPIA, Klinik umum, Pelayanan vaksin COV-19, home care & home visit, dan PreP. Klinik Mawar berada di Jl. Pasir Kaliki 26, Bandung. Klinik Mawar juga melakaukan pelayanan mobile untuk menangani populasi kunci. Setiap 6 bulan Klinik Mawar melakukan serosurvey. Klinik Mawar melayani rujukan lanjut ke RSHS, RSUD seputar kota Bandung, RSU swasta lain seputar kota Bandung.

Obat-obatan yang ada di Klinik Mawar bersumber dari Dinas Kesehatan Kota Bandung, secara mandiri, dan hibah dari program Pulih DEFAT. Klinik Mawar menangani gonore, sifilis, herpes genitalis, chancroid, vaginosis, dan ims lainnya. Klinik Mawar mengikuti Pedoman IMS 2015-2016 dan tindakan dilakukan dibawah pengawasan superfisi.

Pada tahun 2021 di Klinik Mawar memeriksa 606 pasien. Pada 2022 pemeriksaan IMS di Klinik Mawar sebanyak 948 pasien.

Klinik Mawar memberikan PrEP kepada masyarakat dengan faktor risiko tinggi

Pengguna PrEP harus HIV negatif, tidak ada HIV akut, berisiko tinggi, dan tidak ada kontraindikasi terhadap regimen PrEP.

Pada pemeriksaan HIV 2021 di Klinik Mawar terdapat 1103 pemeriksaan, sedangkan pada tahun 2022 terdapat 1674 pemeriksaan. Proporsi kelompok pasien ARV mulai dari 15 tahun dengan kelompok usia 25-49 tahun proporsi terbanyak. Sampai bulan Nov 2022 proporsi pasien on ARV adalah 404 pasien.

Peran serta klinik mawar  dalam pengangan IMS di Bandung dengan pelayanan statik, mobile, dan sistem rujukan berjenjang.