Pada hari Senin tanggal 21 November 2022 dilaksanakan praktikum Thin & Thick Blood Smear dan juga sampel feses dengan telur cacing. Kegiatan ini dimulai pada pukul 10.30 dan diawali dengan pembukaan dan doa yang dipimpin oleh dr. Afiat. Setelah pembukaan kemudian para mahasiswa diarahkan untuk berlatih melakukan pengambilan sampel darah untuk pembuatan blood smear. Para mahasiswa masing-masing dapat mencoba untuk mengambil sampel darah dengan jarum lancet dan dapat juga menjadi subjek pengambilan darah. Setelah sampel darah diambil, kemudian darah tersebut diteteskan pada preparat dengan dua penempatan untuk thin dan thick blood smear. Saat darah sudah berada di preparat dapat dibuat thin blood smear dengan menggunakan kaca preparat lain untuk mendorong sampel darah sehingga menjadi thin blood smear. Untuk melanjutkan prosedur, darah harus ditunggu sampai kering kemudian dilanjutkan dengan perendaman menggunakan methanol selama sekitar 3 detik. Langkah selanjutnya setelah perendaman dengan methanol adalah menunggu hingga methanol yang ada di preparat kering lalu teteskan larutan giemsa 3% atau 10% sampai menutupi seluruh permukaan preparat dan tunggu 15-20 menit. Selagi menunggu blood smear siap, para mahasiswa kemudian melanjutkan ke percobaan analisis sampel feses dengan telur cacing. Untuk melakukan percobaan ini perlu disiapkan preparat untuk menempatkan sampel feses. Pertama preparat ditetes dengan larutan NaCl sebanyak tiga tetes kemudian sampel feses digosokkan ke preparat tersebut hingga bercampur dengan larutan NaCl. Setelah feses dan larutan NaCl bercampur letakkan kaca objek diatasnya dan tempatkan pada mikroskop untuk pengamatan. Selain mengamati blood smear dan juga sampel feses pada mikroskop, para mahasiswa juga dapat melihat beberapa spesimen yang telah disiapkan pada beberapa mikroskop. Spesimen-spesimen tersebut contohnya adalah spesimen plasmodium vivax, plasmodium falciparum, taenia saginata, taenia solium, dan ada beberapa lagi. Setelah kegiatan praktikum selesai dilakukan diskusi yang dipimpin oleh dr. Nisa dan pada akhir kegiatan diskusi dr. Nisa mengarahkan para mahasiswa untuk membuat tugas penjelasan mengenai mikroskop karena terlihat masih banyak yang belum paham cara mengoperasikannya.

 

Pada hari Rabu tanggal 30 November 2022 dilaksanakan praktikum skin scrapping untuk scabies dan juga skin slit smear untuk leprosy bagi tutor 7, 8, dan 9. Dilaksanakan di RSHS departemen kulit dan kelamin pada pukul 13.00 WIB. Kegiatan ini dimulai dengan berkumpul di salah satu ruangan di departemen kulit dan kelamin. Setelah diawali dengan doa, kemudian dokter menjelaskan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum hari itu. Alat-alat yang digunakan pada skin scrapping adalah scalpel, kaca preparat, selotip, larutan NaCl, bunsen burner, alcohol wipe, dan manekin tangan pasien. Selanjutnya dokter mencontohkan bagaimana cara melakukan skin scrapping kepada manekin tangan. Pertama, tangan pasien di lap dengan alcohol wipe kemudian lap juga kaca preparat dengan alcohol wipe dengan setiap sisi alcohol wipe mengelap setiap sisi kaca preparat sekali. Kemudian lewatkan scalpel diatas bunsen burner untuk mensterilkan. Lalu dekatkan preparat pada tangan dan gesekkan scalpel pada daerah kulit yang ingin didiagnosis sehingga partikel-partikel kulit turun ke preparat. Setelah melakukan scrapping, teteskan larutan NaCl ke kaca preparat lalu lewatkan ke atas bunsen burner untuk memfiksasi spesimen. Setelah langkah tersebut, spesimen dapat diamati pada mikroskop. Selesainya dilakukan skin scrapping, dokter pun mencontohkan cara melakukan skin slit smear dengan alat peraga utama spons. Pertama, siapkan scalpel dan lewatkan ke atas bunsen burner untuk mensterilkan. Selanjutnya bersihkan preparat dengan alcohol wipe. Lalu tekan spons (aslinya telinga hingga menjadi putih agar tidak ada darah keluar) lalu sayat sedikit bagian tersebut dengan scalpel lalu gesekkan scalpel pada bagian dalam luka untuk mengambil spesimen. Setelah spesimen terambil dan ada pada scalpel, peperkan scalpel pada preparat lalu lewatkan ke atas bunsen burner tanpa melepaskan tekanan pada pasien. Sebelum dilanjutkan, rawat terlebih dahulu luka pasien kemudian fiksasi spesimen dengan NaCl dan lewatkan ke atas bunsen burner. Setelah dokter selesai memperagakan, para mahasiswa dapat mencoba masing-masing dengan bebas.