Lab Immunologi

Kegiatan elektif selanjutnya dilaksanakan secara offline di Laboratorium Biomedik Lanjut di Rumah Sakit Pendidikan Unpad (Gedung Pamitran) yang berlokasi di jalan Eyckman, Bandung. Kami berkumpul terlebih dahulu di depan lab-lab yang berada pada lantai tiga pada pukul 13.00. Pada pertemuan ini, kelompok kami yang dibimbing oleh Dokter Siska akan dipandu oleh Teh Maria Maharani yang merupakan mahasiswi Kedokteran Unpad angkatan 2019. Pada pertemuan kali ini, kami tidak akan mengunjungi empat lab yang berada di Gedung Pamitran yaitu lab farmakokinetik, lab immunolgi, lab molekuler genetic, dan lab kultur sel dan sitogenetika. Namun, pada pertemuan ini kami hanya akan berfokus pada satu lab saja yaitu lab immunologi. Hal ini dilakukan untuk mempelajari lebih lanjut mengenai alat-alat yang ada di lab tersebut.

Setelah semua berkumpul didepan lab immunologi, Teh Maria melakukan briefing  kepada kelompok kami mengenai agenda yang akan dilakukan pada saat itu. Teh Maria menjelaskan bahwa nantinya kami akan dibagi menjadi tiga grup dimana nanti sistemnya akan rolling untuk mengunjungi beberapa spot yang ada didalam lab. Sebelum memasuki lab, saya dan teman-teman seperti biasa harus menggunakan jas lab. Setelah itu, kami memasuki lab tersebut. Untuk pertemuan ini, kelompok saya terdiri dari Emirdha, Intan, dan Dila.

Hal pertama yang dijelaskan didalam lab adalah mengenai viral load dan CD4 yang dijelaskan oleh Kang Yusan. Kang Yusan menjelaskan bahwa viral load yang ada di lab ini merupakan tes cepat molekuler dengan merek Genexpert. Tes ini dikatakan dapat memeriksa HIV, HCV, HPV, CT, GN, Influenza, dan Covid-19. Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan sampel darah yang sudah dipisahkan antara plasma dan serumnya dengan alat yang Bernama centrifuge. Setelah terdapat sampel darahnya, sampel akan dimaukkan ke dalam cartridge untuk disimpan cairan plasmanya. Pada cartridge ini terdapat barcode yang ditempelkan yang berisikan identitas pasien. Setelah itu, akan di proses dalam sistem dan hasilnya akan keluar dalam dua pilihan yaitu detected atau not detected. Setelah itu, Kang Yuhan juga menjelaskan mengenai CD4. CD4 ini berfungsi untuk mendeteksi jumlah antibody dari CD4. Hubungan antara alat viral load dan CD4 adalah jika imun tinggi maka viral load akan rendah dan begitupun sebaliknya.

Setelah selesai dijelaskan mengenai alat pertama oleh Kang Yuhan, kami dijelaskan alat yang kedua yaitu flow cytometry oleh Ka Fitri. Ka Fitri menjelaskan bahwa alat ini dapat bekerja secara spesifik dengan mengelompokkan sel-sel dan juga menganalisis suatu DNA. Alat ini dikatakan sangat efektif karena dapat menganalisa apakah sel itu normal atau tidak dengan kuantitas atau jumlah sel yang banyak dengan waktu yang singkat. Kami dapat melihat hasil dari flow cytometry ini dalam bentuk gambar selnya, grafik, dan lainnya.

Setelah mengetahui mengenai alat flow cytometry, kami dijelaskan alat yang terakhir yaitu ELISA (Enzymed-linked immunosorbent assay) oleh Ibu Dwi. Ibu Dwi menjelaskan bawa alat ini berfungsi untuk mengukur kadar jenis sitokin, memberikan pengukuran antigen dan antibody secara baik, dan mendeteksi adanya antigen yang dikenal dengan antibody. Untuk sampel yang digunakannya untuk ELISA ini bisa dengan beberapa jenis sampel yaitu bisa dengan darah, plasma, cerebrospinal fluid, serum, dan jaringan. Dijelaskan juga bahwa dalam prosesnya terdapat 3 fase yang dilakukan dan yang harus diperhatikan yaitu pertama terdapat fase pra-analitik yaitu merupakan proses pengambilan sampel. Setelah itu ada fase kedua yaitu analitik dimana setelah sampel didapatkan, maka nantinya sampel akan dipilih untuk ditampung antara 5 jenis tabung yang tersedia, diantaranya:

  1. Tabung biru yang berisi anticoagulant sitrat untuk mengecek kadar protombin dan trombosit
  2. Tabung ungu yang berisi anticoagulant EDTA untuk pemeriksaan darah rutin
  3. Tabung hijau yang berisi anticoagulant heparin untuk memeriksa sitokin, protein, dan leukosit
  4. Tabung merah dan kuning (serum) untuk melakukan pemeriksaan ELISA, ureum kreatinin, kalsium, dan natrium

Setelah proses itu, dilakukan fase terakhir yaitu pasca-analitik yaitu proses pembacaan hasil dari ELISA dan dilakukan pengiriman hasil akhirnya. Mempelajari ELISA merupakan tur terakhir yang kami lakukan didalam lab immunologi. Hasil dari mempelajari beberapa alat yang berada di lab immunologi ini membuat saya memiliki beberapa insight baru dan juga pengalaman baru.

Dokumentasi kegiatan :