Categories
Elective

Lab Immunologi

Pada pertemuan ketiga kelompok elektif dokter Siska diadakan di Laboratorium Biomedik Lanjut di Rumah Sakit Pendidikan Unpad (gedung Pamitran) yang berlokasi di jalan Eyckman, Bandung. Pertemuan ketiga ini kelompok dokter Siska akan dibimbing oleh Teh Maria Maharani yang merupakan kakak tingkat di Fakultas Kedokteran Unpad. Kegiatan yang dilakukan yaitu mengunjungi lab kembali tetapi berbeda dengan pertemuan pertama dimana pada saat kunjungan pertama saya dan teman-teman kelompok saya mengunjungi 4 lab yaitu lab farmakokinetik, lab immunologi, lab molekuler genetik, serta lab kultur sel dan sitogenetika. Namun, pada pertemuan ketiga ini kami hanya berfokus di lab immunologi untuk mempelajari lebih lanjut mengenai alat-alat apa saja yang ada beserta dengan fungsinya secara detail. 

Sebelum memasuki lab seperti biasa kami harus menggunakan jas lab dan kami dibagi lagi menjadi 3 kelompok kecil supaya bisa bergantian untuk mendengarkan laboran menjelaskan alatnya. Saya bersama dengan Intan, Nisya, dan Dila pertama-tama mempelajari mengenai viral load dan CD 4 yang akan dijelaskan oleh Kang Yusan. 

Jadi viral load ini merupakan tes cepat molekuler merek Genexpert. Viral load ini bisa memeriksa HIV, HCV, HPV, CT, GN, Influenza, bahkan COVID. Pada viral load kit terdapat tanggal kadaluarsa. Pemeriksaan melalui alat viral load ini dilakukan menggunakan sampel darah dengan cara memisahkan antara plasma dan serum dengan menggunakan alat yang namanya centrifuge. Setelah itu, sampel ada akan dimasukan ke dalam cartridge untuk disimpan cairan plasmanya. Pada cartridge terdapat barcode yang berisikan identitas pasien yang nantinya di scan. Hasil dari tes viral load yaitu bertulisan detected atau not detected. 

                   Viral load

Setelah itu dijelaskan mengenai CD4 dimana CD4 ini berfungsi untuk mendeteksi jumlah antibodi CD4. CD4 dan Viral load ini saling berkorelasi dimana jika imun tinggi maka viral load akan rendah dan kebalikannya jika cd4 rendah makan viral load akan tinggi. 

  CD4

Selesai dijelaskan mengenai Viral load dan CD4, kami berpindah untuk mempelajari flow cytometry yang dijelaskan oleh Ka Fitri. Jadi, flow cytometry merupakan alat yang bisa mengelompokkan sel-sel dan bisa juga menganalisis DNA. Flow cytometry ini sangat efektif untuk menganalisa apakah sel itu normal atau tidak dengan jumlah sel yang banyak dan waktu yang cukup singkat. 

Flow cytometry

Setelah beres dijelaskan mengenai flow cytometry kami berpindah untuk mempelajari alat terakhir yaitu ELISA yang dijelaskan oleh ibu Dwi. Untuk ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay) ini merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur kadar jenis sitokin, memberikan pengukuran antigen dan antibodi secara baik, dan mendeteksi adanya antigen yang dikenal dengan antibodi.

ELISA

Sampel untuk pemeriksaan ELISA didapatkan dari cairan tubuh seperti darah, plasma, cerebrospinal fluid, serum, dan jaringan. Ada 3 fase yaitu pertama fase pra-analitik yaitu proses pengambilan sampel darah dimana setelah sampel darah diambil maka akan memilih penampung sampel yang terdiri dari 5 tabung: 

  • Tabung ungu berisi anticoagulant EDTA → untuk pemeriksaan darah rutin
  • Tabung merah dan kuning (serum) → untuk periksa elisa, ureum kreatinin, kalsium, natrium
  • Tabung biru berisi anticoagulant sitrat → untuk protrombin, trombosit
  • Tabung hijau berisi anticoagulant heparin → untuk periksa sitokin, protein, leukosit

Lalu, kedua analitik yaitu proses teknik ELISA dilakukan dan terakhir pasca-analitik yaitu proses pembacaan hasil ELISA dan pengiriman hasilnya. 

Pengalaman yang cukup berharga bisa mengunjungi lab immunologi dua kali karena kunjungan kali ini saya dapat jauh lebih memahami alat-alat yang digunakan serta fungsinya walaupun cara kerja dari alat tersebut sedikit rumit.