Pada hari Minggu, 4 September 2022. Saya mengikuti sebuah webinar “Waspada: Webinar Penyakit-Penyakit di Indonesia” yang saya temui saat scroll Instagram.
Saya sangat tertarik dengan webinar yang diadakan oleh Stunica BEM IKM FKUI Department of Community Outreach. Di webinar ini membahas mengenai “Obesitas dan Hubungannya dengan Pola Hidup selama Pandemi”, dengan narasumbernya adalah Dr. dr. Wismandari, Sp.PD-KEMD.
Webinar dimulai dari pukul 09.00-12.00 WIB dengan membahas materi sebagai berikut.
Apa Itu Obesitas?
Obesitas adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan simpanan lemak tubuh. Penumpukan lemak berlebih tersebut menyebabkan peningkatan risiko masalah kesehatan.
Bagaimana Cara Mendeteksi Obesitas?
Indeks Massa Tubuh (IMT)
- IMT adalah indeks berat badan terhadap tinggi badan yang digunakan untuk mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas.
- IMT = [berat badan (kg)]/[tinggi badan (m)]^2
- Hasil IMT dapat mengklasifikasikan bahwa tubuh kita tergolong kategori yang mana.
Bagaimana Cara Mendeteksi Obesitas?
Pengukuran lingkar pinggang atau perut
Obesitas Merupakan Permasalahan Global
- Prevalensi obesitas meningkat 2x di seluruh dunia sejak tahun 1980, sepertiga dari populasi dunia saat ini merupakan orang dengan obesitas.
- Tingkat obesitas tinggi pada negara berpenghasilan rendah dan menengah terutama di daerah perkotaan.
- Obesitas menjadi penyebab kematian di berbagai negara di dunia dibandingkan dengan berat badan kurang.
Obesitas di Indonesia
Di Indonesia, pada tahun 2015-2019
- 28,7% mengalami obesitas dengan IMT ≥ 25
- 15,4% mengalami obesitas dengan IMT ≥ 27
Penyebab Obesitas
Obesitas merupakan kondisi multifaktorial yang disebabkan oleh hubungan antara faktor genetik, kultural, dan kondisi sosial ekonomi seseorang.
- Faktor Genetik
- Anak dari satu orang tua yang obesitas memiliki peluang 4x untuk menjadi obesitas saat dewasa
- Anak dari kedua orang tua yang obesitas memiliki peluang 10x untuk menjadi obesitas saat dewasa
- Faktor Lingkungan
- Pola makan tinggi lemak dan tinggi gula
- Pola hidup sedentary
- Ketidakseimbangan antara asupan energi harian dan pengeluaran energi
- Faktor Sosial Ekonomi
- Obesitas meningkat pada negara berpenghasilan menengah dan rendah dan di perkotaan
Faktor Risiko
Obesitas terjadi akibat dari periode ketidakseimbangan energi, yaitu asupan energi berlebih secara terus-menerus. Dari multifaktorial, seperti kondisi proinflamasi (ika orang obesitas, seluruh tubuh akan mengalami peradangan), genetik, dan gaya gaya hidup sedentari akan meningkatkan faktor risiko dari obesitas. Dengan faktor yang paling berperan, yaitu diet dengan energi tinggi, porsi makan yang besar, aktivitas fisik rendah, dan gaya hidup sedentari.
Tanda dan Gejala Obesitas
Obesitas berbentuk apel banyak pada laki-laki dengan lemak ada di dalam, jika perempuan bentuknya pir dengan lemaknya ada di bawah kulit (subkutan), sehingga tidak terlalu berbahaya.
- Wajah membulat dan pipi tembam
- Dagu rangkap
- Leher relatif pendek
- Dada membusung
- Perut membuncit disertai dinding perut berlipat
- Sesak nafas
- Tidur mengorok
- Keringat berlebih
- Nyeri sendi
- Gangguan tidur
Salah satu gejala obesitas yang sering dialami orang dewasa adalah berkeringat lebih dari biasa karena metabolismenya berlebihan.
Obesitas morbid disertai penyakit dan sudah tidak bisa melakukan aktivitas kesehariannya lagi.
Dampak Obesitas Terhadap Kesehatan
Semua orang punya hormon insulin, pada penderita obesitas insulin tidak dapat bekerja dengan baik, saat normal 1 gula akan dilawan 1 insulin lalu gulanya akan turun, saat obesitas perlu insulin lebih banyak supaya gulanya turun, sehingga terjadi peningkatan insulin (resistensi insulin)
Sindrom Metabolik
Sindrom metabolik merupakan sekumpulan faktor risiko serangan jantung: diabetes peningkatan gula darah puasa, obesitas sentral, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi. Beberapa hal tersebut dikategorikan sebagai penyebab kematian secara tiba-tiba (deadly quartet) yang meningkatkan risiko T2DM (Diabetes Mellitus Tipe 2), PJK (Penyakit Jantung Koroner), dan stroke.
Gaya Hidup Sedentari dan Obesitas
Gaya hidup sedentari berhubungan langsung dengan kematian dini akibat penyakit kardiovaskular. WHO menyebutkan terdapat 3,2 juta kematian dini berhubungan dengan gaya hidup sedentari. Seseorang dengan gaya hidup sedentari memiliki risiko 1,25x lebih besar untuk menjadi obesitas dibandingkan seseorang dengan gaya hidup aktif.
Pandemi COVID-19 dan Obesitas
Strategi pencegahan penularan virus dengan stay at home dapat mengubah gaya hidup masyarakat, aktivitas fisik, dan kebiasaan makan, sehingga akan berpengaruh terhadap perubahan IMT.
- Pada studi yang dilakukan di Bangladesh tahun 2021 ditemukan bahwa terjadi peningkatan prevalensi kelebihan berat badan dari 30,5% sebelum pandemi COVID-19 menjadi 34,9% setelah adanya pandemi
- Kenaikan berat badan dikarenakan stress dan kepanikan yang memengaruhi kebiasaan makan dan membawa ke pola makan yang tidak sehat yang tinggi kandungan lemak dan gula
- Kurangnya aktivitas fisik juga memengaruhi kenaikan berat badan yang signifikan selama pandemi
Tatalaksana Obesitas
Tujuannya selain penurunan berat badan tetapi juga mencakup pengurangan risiko kesehatan dan peningkatan status kesehatan
Modifikasi gaya hidup:
- Restriksi kalori sedang
- Penurunan berat badan 5-10% pada tahun pertama
- Perubahan komposisi diet
- Peningkatan frekuensi aktivitas fisik
Penatalaksanaan komplikasi obesitas:
- Manajemen dislipidemia
- Optimalisasi kontrol glikemik pada pasien DMT2
- Kontrol tekanan darah untuk hipertensi
- Manajemen pernafasan untuk sleep apnoea syndrome
- Kontrol nyeri dan mobilitas pada pasien osteoarthritis
- Manajemen psikososial
Gaya Hidup Sehat
Gaya hidup adalah perilaku sehari-hari dan fungsi individu dalam pekerjaan, aktivitas, kesenangan, dan diet.
Gaya hidup sehat sangat penting dalam pencegahan obesitas dan bagi pasien dengan sindrom metabolik agar tidak terjadi diabetes mellitus tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.
Gaya Hidup Tidak Sehat
Aktivitas Fisik
- Dilakukan secara teratur sebanyak 3-5 kali perminggu selama sekitar 30-45 menit, dengan total 150 menit/minggu
- Jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut
- Untuk pasien diabetes dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah sebelum latihan jasmani. Apabila kadar glukosa darah:
- <100 mg/dL pasien harus mengonsumsi karbohidrat terlebih dahulu
- >250 mg/dL dianjurkan untuk menunda latihan jasmani
Kesimpulan
- Obesitas adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan simpanan lemak tubuh yang menyebabkan meningkatnya risiko kesehatan
- Obesitas merupakan masalah kesehatan kronis global terbesar pada orang dewasa
- Obesitas merupakan kondisi multifaktorial yang disebabkan oleh hubungan antara faktor genetik, kultural, dan kondisi sosial ekonomi seseorang
- Faktor yang paling berperan pada berkembangnya obesitas adalah diet dengan energi tinggi, kurang aktivitas fisik, porsi makan berlebih, dan gaya hidup sedentari
- Pandemi COVID-19 meningkatkan prevalensi obesitas yang disebabkan karena perubahan gaya hidup
- Gaya hidup sehat dapat mencegah dan mengobati obesitas
Sekian materi yang disampaikan oleh dr. Wismandari. Beliau menjelaskan mengenai materi yang disampaikan sangat jelas dan mudah dipahami. Setelah pemaparan materi, para peserta juga mengikuti zumba session yang dipandu oleh zumba trainer Mbak Nova.
Dengan mengikuti kegiatan ini, saya merasakan adanya pertambahan ilmu baru di dalam otak saya, terutama mengenai obesitas. Zumba session yang saya ikuti juga sangat bermanfaat untuk membuat saya bergerak di hari Minggu pagi.