Materi Pertemuan ke-4

Berkunjung ke Klinik Santi

Kami melakukan kegiatan pada wahana klinik gizi di klinik Santi yang bertempat di Jalan Merdeka No. 44 Bandung.

Kegiatan di klinik Santi mendukung kami sebagai mahasiswa dalam memenuhi kompetensinya sebagai dokter umum dalam hal :

  • Terampil dalam melakukan penilaian status gizi (nutritional assessment)
    • Subjektif : salah satunya adalah dietary assessment (contoh : 24-hr dietary recall) dan analisisnya
    • Objektif : salah satunya adalah pemeriksaan antropometri (contoh : mengukur tinggi badan dan lingkar pinggang, serta memeriksa komposisi tubuh dengan alat body impedance analyzer) dan analisisnya 
  • Mampu menghubungkan data terkait gizi yang didapatkan dengan peranannya dalam preventif/promotif/kuratif/rehabilitatif kanker payudara
  • Mampu menganalisis masalah gizi yang terdapat pada pasien dan kaitannya dengan dengan  kanker payudara
  • Memiliki gagasan atau inovasi dalam penyelesaian masalah tersebut
  • Mampu berkomunikasi secara efektif yang mengedepankan etika dalam membina hubungan dokter-pasien serta lingkungannya

Terdapat beberapa tahapan yang kami pelajari untuk memberi pelayanan kepada pasien:

  1. Setelah pasien melakukan registrasi pendaftaran, dilakukan antropometri. Sebelum antropometri dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
    • Pengukuran dilakukan setelah berkemih, sebelum makan
    • Menggunakan pakaian yang minimal
    • Melepas ikat rambut, bila mengganggu pengukuran tinggi badan
    • Melepaskan aksesoris yang berat, seperti ikat pinggang, dompet, jam tangan, dll
    • Tanpa kaos kaki dan alas kaki
  2.  Antropometri
    1. Pengukuran tinggi badan (body height measurement)
      1. Sikap tubuh saat dilakukan pengukuran tinggi badan :
        1. Berdiri lurus, dengan kaki rapat dan lutut lurus. 
        2. Tumit, bokong, dan bahu menempel pada permukaan dinding
        3. Lengan menggantung rileks di sisi tubuh dengan telapak tangan menghadap paha
        4. Pandangan lurus ke depan sesuai dengan Frakfurt plane horizontal, tidak harus selalu harus menempel pada permukaan dinding

      2. Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan menarik mistar ukur dari atas hingga menyentuh puncak kepala, saat menarik napas dalam dan bahu rileks
    2. Pengukuran body composition menggunakan body composition analyzer

      1. Setelah dilakukan pengukuran tinggi badan lanjut ke pengukuran body composition, pengukuran diawali dengan menyalakan alat dengan menekan tombol “on” pada alat.
      2. Masukkan berat dari pakaian yang digunakan kira-kira 0,9 kg.
      3. Pilih body type, yaitu standard atau athletic.
      4. Pilih jenis kelamin, yaitu laki-laki atau perempuan.
      5. Masukkan umur dengan rentang 5-99 tahun.
      6. Masukkan tinggi badan yang telah diukur sebelumnya dengan rentang 90.0-249.9 cm.
      7. Tekan “enter
      8. Pasien dipersilakan untuk naik ke timbangannya dengan posisi bagian kaki ditempatkan pada 4 bulatan di timbangan.
      9. Setelah itu, ditunggu beberapa saat.
      10. Setelah keluar hasil, pasien dipersilakan turun kembali.
      11. Lalu, diperoleh hasil sebagai berikut.

        Sumber
    3. Pengukuran lingkar perut (waist circumference measurement)

      Bentuk tubuh dapat mempengaruhi kesehatan. Berat badan ekstra di sekitar bagian tengah tubuh dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan peredaran darah, dan kondisi seperti diabetes tipe 2. Ukuran pinggang yang lebih besar bisa berarti terlalu banyak lemak visceral (lemak yang disimpan di sekitar organ dalam seperti hati dan pankreas). Lemak visceral menghasilkan racun yang mempengaruhi cara kerja tubuh yang membuat lebih sulit bagi tubuh untuk menggunakan hormon yang disebut insulin, yang mengontrol kadar glukosa (gula) darah. Hal ini dapat menyebabkan diabetes tipe 2. Terlalu banyak glukosa dalam aliran darah dapat merusak arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan peredaran darah. Berikut adalah cara untuk mengukur lingkar perut:

      1. Temukan bagian bawah tulang rusuk dan bagian atas pinggul.
      2. Letakkan pita pengukur pada titik di tengah di antara tulang rusuk dan pinggul.
      3. Akan terletak tepat di atas pusar.
      4. Pastikan ditarik kencang, tetapi tidak terlalu kencang.
      5. Bernapaslah secara alami dan lakukan pengukuran.
      6. Dapat melakukan pengukuran lagi untuk memastikan.
        Dari hasil yang didapatkan, kita dapat mengetahui tubuh kita masuk ke status gizi yang mana.
        Sumber
  3. Dietary re-call & analysis
    Sebelum memulai dietary re-call & analysis terhadap pasien harus dipersiapkan:

    1. Formulir 24-hr recall
    2. Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) untuk analisis
    3. Hasil antropometri
    4. Pengetahuan dan keterampilan dalam berkomunikasi melakukan dietary re-call secara efektif dan beretikaTata cara melakukan dietary re-call:
      1. Menyapa pasien
      2. Perkenalan
      3. Menjelaskan tujuan dari dietary re-call
      4. Menanyakan identitas (nama, usia, pekerjaan)
      5. Menanyakan hasil berat  badan dan tinggi badan yang sudah diukur sebelumnya
      6. Memberi tahu dietary re-call (menanyakan kebiasaan makan) dimulai
          1. Kuantitas makan dalam sehari dan waktunya kapan saja
          2. Konsumsi cemilan atau snack? Apakah terjadwal? Kuantitas dalam sehari? Kapan saja?
          3. Riwayat konsumsi makanan dan minuman dari malam sebelumnya (21.00) sampai paginya (06.00) dan ukuran dari makanan (biasanya ukuran rumah tangga)
          4. Riwayat konsumsi makanan dan minuman dari sore sebelumnya (18.00) sampai malam sebelumnya (21.00), ukuran dari makanan (biasanya ukuran rumah tangga)
          5. Riwayat konsumsi makanan dan minuman dari sore sebelumnya (15.00) sampai sore sebelumnya (18.00) dan ukuran dari makanan (biasanya ukuran rumah tangga), jika meminum kopi menggunakan creamer atau tidak
          6. Riwayat konsumsi makanan dan minuman dari siang sebelumnya (12.00) sampai sore sebelumnya (15.00) dan ukuran dari makanan (biasanya ukuran rumah tangga), jika meminum teh menggunakan gula atau tidak? Berapa sendok?
          7. Riwayat konsumsi cemilan dari pagi sebelumnya (09.00) sampai siang sebelumnya (12.00) dan ukuran dari makanan (biasanya ukuran rumah tangga)
          8. Riwayat konsumsi makanan dan minuman dari pagi sebelumnya (06.00) sampai sore sebelumnya (09.00) dan ukuran dari makanan (biasanya ukuran rumah tangga)
          9. Riwayat konsumsi buah
      7. Mengucapkan terima kasih atas informasi
      8. Menanyakan kebiasaan konsumsi makanan seperti yang sudah disebutkan berapa lama
      9. Menghitung Body Mass Indeks (BMI)/Indeks Massa Tubuh (IMT) & Kebutuhan Energi Total melihat dari Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)
      10. Didapatkan hasil BMI dan dapat diketahui masuk kategori yang mana
      11. Didapatkan Kebutuhan Energi Total berapa kkal yang dibandingkan dengan asupan harian pasien
        Sumber
  4. Konsultasi (communication)
    1. Menyapa pasien
    2. Dokter menanyakan keluhan atau hal yang diinginkan
    3. Pasien menceritakan keluhan atau hal yang diinginkan
    4. Dokter melakukan anamnesis
      1. Riwayat penyakit pribadi (diabetes, hipertensi)
      2. Riwayat penyakit keluarga (diabetes, hipertensi)
      3. Riwayat kanker (payudara, serviks)
      4. Riwayat diet
      5. Siklus haid dan KB
    5. Dokter melakukan pemeriksaan fisik
      1. Pemeriksaan mata (konjungtiva)
      2. Auskultasi paru dan jantung
      3. Perkusi dan palpasi abdomen
      4. Inspeksi ekstremitas bawah (jika ada keluhan tertentu)
    6. Dokter menjelaskan keadaan pasien dilihat dari hasil body analyzer
    7. Dokter memberikan edukasi (hal yang harus dilakukan dan tidak dilakukan pasien)
    8. Berdiskusi dengan pasien
    9. Dokter memberikan saran dan motivasi
    10. Dokter menanyakan apakah ada pertanyaan dari pasien
      1. Jika ada pasien bertanya kepada dokter lalu dokter menjawab