Pada hari Minggu, 4 September 2022. Saya juga mengikuti sebuah webinar “OCEAN: Ayo Cegah Breast Cancer”. Di webinar ini membahas mengenai “Waspada Kanker Payudara”, dengan narasumbernya adalah Dr. Raden Yohana Azhar, dr., Sp.B[K]-Onk.
Webinar ini dimulai dari pukul 12.45-15.20 WIB dengan membahas materi sebagai berikut.
Kanker Payudara di Indonesia
- Kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker.
- Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 369.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.
- 70% dideteksi sudah di tahap lanjut, kalau kita bisa mendeteksi di tahap awal dapat disembuhkan.
- Payudara ada pada laki-laki dan perempuan. Ada peranan khusus dari hormon pada perempuan, yaitu hormon estrogen yang lebih berkembang pada perempuan.
- Kanker payudara belum tahu disebabkan karena apa tapi hormon estrogen yang ada pada perempuan dapat menjadi pemicu timbulnya kanker payudara ini, maka dari itu mayoritas penderita kanker payudara ada pada wanita.
Kanker Payudara
- Kanker payudara adalah kanker yang terbentuk di jaringan payudara.
- Kanker payudara terjadi ketika sel-sel pada jaringan yang ada di payudara tumbuh tidak terkendali dan mengambil alih jaringan payudara yang sehat dan sekitarnya.
- Kanker payudara bisa terbentuk di kelenjar yang menghasilkan susu (lobulus) atau di saluran (duktus) yang membawa air susu dari kelenjar ke puting payudara.
- Kanker juga bisa terbentuk di jaringan lemak atau jaringan ikat di dalam payudara.
- Meski lebih sering terjadi pada wanita, kanker payudara juga bisa menyerang pria.
Tumor ada 2, jinak dan ganas. Jinak tidak menyebar, kanker bisa merusak dan menyebar.
Kelenjar getah bening bereaksi kepada infeksi, jika payudara ada di ketiak dan di atas tulang selangka. Jika kita mencurigai adanya tumor harus diperiksa kelenjar tersebut. Kanker punya tanahnya sendiri-sendiri, misalnya payudara bisa menyebar ke tulang, paru-paru, hati, lalu ke otak.
Faktor Risiko
Faktornya adalah exposure dari hormon estrogen itu sendiri
- Haid pertama → sekarang bisa haid di usia 10 tahun karena faktor makanan, kurangnya aktivitas fisik, dan lain-lain
- Wanita yang tidak hamil → paparan hormon berhenti ketika hamil dan kelenjar-kelenjar akan sempurna
- Penggunaa kontrasepsi hormonal
- Menopause pada usia >55 tahun
- Riwayat kanker
- Stres → karena jika stres hormon bekerja lebih berat
Lakukan SADARI karena yang paling tahu badan kita sendiri adalah kita sendiri.
Jika memiliki faktor risiko segera lakukan SADANIS
SADARI dilakukan ketika setelah menstruasi karena bentuk payudara mengikuti siklus hormon, dimulai sejak dapat menstruasi sampai seumur hidup, bedanya jika sudah tidak haid atau menopause harinya ditentukan setiap bulan (misalnya, setiap tanggal 1).
Tanda dan gejala di atas biasanya ditemukan pada kasus stadium 3.
Mitos Terkait Kanker Payudara
- Penggunaan bra menyebabkan kanker
- Ukuran payudara kecil menyebabkan kanker
- Harus merasakan sakit dulu baru merasa bahaya (kanker payudara biasanya tidak sakit) jika sakit proliferative breast disease
- Operasi (biopsi) menyebabkan kanker
2 dari 100 ada mutasi gen BRCA2 di RSHS, jika tidak ada riwayat belum tentu tidak akan terkena
Setelah pemaparan materi dari dr. Yohana, selanjutnya dilakukan talkshow dengan Ibu Yanti Setiawadi yang merupakan breast cancer survivor. Berikut isi talkshownya.
- Kronologis awal ada breast cancer bagaimana?
Merasakan ada benjolan sebelah kanan sebesar kacang ijo, dibiarkan dari Juni-Desember 2006, saat tidur ke arah kanan ada yang mengganjal dan benjolan membesar berbentuk segiempat, Januari baru ke dokter dan baru tahu itu kanker payudara. - Setelah mendapat diagnosis apa yang dilakukan dan apakah tahu faktor risiko?
Langsung cari informasi, pergi ke beberapa dokter, waktu itu belum terbanyang efeknya seperti apa tapi yang ada di bayangan meninggal karena banyak cerita seperti itu. - Apakah sempat mencoba pengobatan alternatif?
Tidak ke alternatif karena buang uang dan waktu, jika ke pengobatan medis pengobatannya personal karena jenis payudara beragam dan masing-masing individu belum tentu sama. - Dukungan orang sekitar?
Dukungan keluarga dan saling bekerja sama. - Motivasi tersendiri untuk melawan breast cancer?
Motivasi untuk tetap maju karena melihat orang tua dan anak-anak, saat kemoterapi susah menemukan orang yang mau bercerita, sehingga dibuat Bandung Cancer Society, mereka yang mengalami akan merasa memiliki banyak teman, tidak akan sakit sendiri, mereka akan melihat yang sudah sembuh sebagai saksi hidup yang sudah bertahun-tahun berjuang.
Dokter aja gak menyerah, kita juga jangan menyerah.
Dengan mengikuti kegiatan ini, saya mendapatkan pengetahuan baru mengenai breast cancer dan dapat melengkapi materi yang sudah saya telusuri sejauh ini. Sharing dengan breast cancer survivor juga sangat memotivasi diri saya sendiri untuk melakukan pencegahan terhadap kanker payudara.