Penerapan sistem Homogen dan sistem heterogen pada sebuah instansi selalu memiliki latar belakang yang berbeda-beda.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa faktor penyebab mengapa sebuah instansi memilih Sistem Homogen ataupun Heterogen.
Faktor- faktor yang mempengaruhi sebuah instansi memutuskan penerapan sistem apa yang akan digunakan khususnya di indonesia diantaranya adalah :
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Kemampuan, Etika dan budaya SDM sangat berpengaruh terhadap keputusan yang diambil apakah Sistem Homogen atau Heterogen yang digunakan.
SDM yang memiliki kemampuan dasar mengikuti mayoritas penggunaan Perangkat Keras dan Sistem Operasi yang ada. Sebut saja Perangkat PC yang ada saat ini
sebagian besar memanfaatkan Sistem Operasi dari Microsoft. Untuk instansi yang besar dengan kemampuan SDM yang terbatas biasanya lebih memilih
Sistem Homogen yang mengarah kepada sebuah produk yang umum. Apalagi jika pertimbangan tersebut tanpa memikirkan legalitas dari produk yang digunakan
tentu saja sepertinya Apapun yang digunakan yang terpenting semuanya dapat berjalan.
Namun untuk instansi yang memiliki SDM dengan pertimbangan yang lebih jauh dan kemampuan yang lebih, biasanya SDM itulah yang membantu memutuskan mengarah
kepada penerapan Heterogen. Pertimbangan ini memang masih jarang dilakukan namun setidaknya sudah mulai, dimana penerapan sistem yang mayoritas digunakan
tetap memepehatikan produk yang paling banyak digunakan, dan untuk beberapa lagi memanfaatkan sistem operasi lain misalnya linux atau unix.
2. Ekonomi
Untuk instansi yang mulai memikirkan legalitas, faktor ekonomi menjadi perhatian, dan instansi yang memiliki skala kecil biasanya mulai mempertimbangkan pemanfaatan software gratis. Dimulai dari Sistem Operasi hingga aplikasi- aplikasi pendukungnya baik untuk kebutuhan server maupun client. Ikut menjadi pertimbangan juga adalah perangkat keras yang tidak terlalu membutuhkan spesifikasi yang terlalu tinggi. Penerapan Sistem Homogen yang mengarah kepada opensource menjadi hal yang patut dipertimbangkan.
3. Keamanan
Keamanan menjadi isu yang sangat penting ketika sebuah instansi besar yang memiliki data dan informasi berharga. Untuk perusahaan besar investasi besar mungkin telah dipersiapkan. Biasanya untuk pertimbangan ini Instansi tersebut akan lebih memilih penerapan sistem terpusat dengan dukungan berbagai macam, termasuk pertimbangan terhadap perangkat client yang digunakan. Penerapan Sistem Heterogen dengan dukungan penuh legalitas dan software pendukung untuk menjaga kemanan akan menjadi pertimbangannya.
Sebagai contoh kasus, penulis pernah mengalami kasus yang berhubungan dengan penerapan sistem homogen dan sistem heterogen saat mengerjakan
sebuah proyek pengembangan sistem pada sebuah BPR Syariah.
Kebijakan pertama dari para pimpinan bank memutuskan untuk menerapkan sistem homogen yang mengacu pada produk Microsoft. alasan pertama
mengapa diterapkan Sistem Homogen berbasis produk Microsoft adalah minimnya SDM IT yang dimiliki bank tersebut. Harapannya adalah maintenance
akan lebih mudah. Bahkan bank tersebut
telah mempertimbangkan legalitas dengan membeli software legal. Dengan keterbatasan budget, akhirnya diputuskan untuk sementara membeli produk khusus untuk server : Windows2003 server, SQLServer2005. Sementara untuk pc client beberapa telah terinstall Sistem operasi windows asli bawaan dari
pembelian PC Builtup meskipun tidak diperuntukan untuk bisnis dan sisanya adalah bajakan.
Cukup banyak permasalahan yang dialami bank tersebut berkaitan dengan penerapan Sistem komputerisasi ini :
1. Virus, meskipun bank tersebut telah memiliki SOP yang cukup baik dan ketat berkenaan dengan pemanfaatan TI ini, namun tetap saja permasalahan virus sulit untuk dibasmi bahkan, tingkat gangguan virus terhadap jalannya sistem perbankan di bank tersebut cukup serius.
2. Legalistas untuk komputer client mulai dipertanyakan. Adanya reseller mengatas namakan Microsoft yang selalu menghubungi bank dan mempertanyakan legalitas software yang digunakan.
Kemudian pimpinan bank memutuskan untuk merekrut tim IT yang lebih baik. Setelah memiliki Tim IT pihak bank akhirnya dapat terbantu. Keputusan pun diambil dengan mengganti semua Sistem operasi komputer PC client dengan Sistem Operasi Ubuntu dengan strategi sebagai berikut :
1. Beberapa aplikasi yang memang harus dijalankan berbasis windows (Sistem Informasi Debitur dan Sistem Pelaporan Bulanan BI) disimpan di server , dan komputer client diset sebagai thin client yang secara otomatis melakukan remote desktop menjalankan sistem operasi Windows server.
2. Untuk aplikasi operasional, karena sistem yang penulis kembangkan berbasis web, menjadi tidak ada masalah memanfaatkan Sistem Operasi Ubuntu dan Firefox sebagai browsernya.
Perubahan ini pada awalnya cukup berat, apa lagi SDM pengguna sistem seluruhnya sangat tidak familiar dengan Sistem Operasi Linux ( Ubuntu), namun dengan penerapan SOP yang lebih baik dan strategi Tim IT membuat Sistem Operasi Ubuntu terlihat menjadi seperti Windows telah membuat proses perubahan ini lebih baik dan cepat.
Hasilnya lebih dari 90% kasus virus telah tertangani. Penerapan Sistem heterogen pada kasus ini tidak lazim terjadi, dimana server masih tetap memanfaatkan produk microsoft, sedangkan client memanfaatkan sistem operasi berbasis linux dan opensource.
Setidaknya hal ini dapat lebih menekan biaya yang dibutuhkan bank tersebut untuk berinvestasi lebih terhadap software legal untuk kemputer client yang pastinya akan terus bertambah. Dan Keamanan data lebih terjamin dibandingkan sebelumnya.