Sejarah Psikologi Klinis di Bidang Pengetahuan & Profesi
Research
The Beginnings (1850–1899)
Ilmu psikologi menjadi salah satu ilmu riset akademik yang merupakan hasil capaian Wilhelm Wundt dari Jerman dan William James dari Amerika. Wilhelm Wundt merupakan orang pertama yang mengembangkan psikologi dalam laboratorium di Leipzig, 1879.
Di dekade yang sama, William James mengembangkan juga sebuah Laboratorium psikologi dan
penulis principles of psychology pada tahun 1890. Pengaruh kedua peneliti inilah yang telah
membantu melayani psikologi klinis bertahun-tahun.
The Advent of the Modern Era (1900–1919)
Pada era ini, beberapa peneliti terlibat besar dalam pengaruhnya terhadap psikologi klinis, salah satunya Ivan Pavlov. Ivan Pavlov dengan teorinya classical conditioning telah menjadi pusat dari teori dan penelitian lainnya. Ia juga menciptakan berbagai macam metode terapi.
Selain itu terdapat peran penting dengan pengembangan tes intelegensi oleh Binet and Simon beserta validitas dari tes tersebut pada tahun 1905. Kemudian tes ini dikembangkan pada tahun 1916 oleh penelitian Terman mengenai Binet-Simon test. Pada era ini pula dikembangkannya Army Alpha dan Beta tests.
Between the Wars (1920–1939)
Clinical Research pada era diibaratkan masih pada tahap anak-anak. Pada tahun 1930, berbagai macam tes kepribadian dikembangkan. Kemudian pada tahun 1939, Weschler mengeluarkan Wechsler-Bellevue test. Behaviorism dan Gestalt Psychology yang paling menonjol pada era ini.
Behaviorism mengajarkan pada clinician penggunaan teori conditioning dalam mengembangkan dan memberikan treatment dari behavior disorders. Gestalt psychology menguatkan pentingnya memahami keunikan persepsi pasien yang dapat berkontribusi pada masalah mereka.
World War II and Beyond (1940–Present)
Pada era ini, semakin banyak jurnal terbit yang membahas mengenai tes kecerdasan dan asesmen kepribadian. Hal ini serupa dengan tes proyektif setelah munculnya tes Rorschach dan TAT (Thematic Apperception Test). Kebanyakan dari studi tes ini membahas mengenai isu reliabilitas dan validitas.
Selain itu, pengembangan penelitian yang penting pada era ini berfokus proses dan efektifitas dari psychotherapy melalui bukti penelitian yang kuat. Salah satu peneliti penting dalam pengembangan riset mengenai terapi adalah Carl Roger (1951).
Rogers dan Dymond (1954) memberikan laporan mengenai hasil riset mereka pada proses konseling. pada tahun yang sama Julian Rotter’s mengeluarkan penelitiannya mengenai social learning and clinical psychology.
Pada tahun 1950-an, merupakan awal dari perkembangan mengenai intervensi yangberorientasi pada perilaku, tokoh penelitian ini adalah B.F. Skinner, Ogden Lindsley, dan Harry Solomon.
Joseph Wolpe pada tahun 1958 memberikan hasil penelitian mengenai pembelajaran pada hewan dan manusia, dimana penelitian yang dilakukan pada hewan di Afrika Utara relevan dengan masalah emosional manusia. Kemudian ia menciptakan metode Systematic desensitization yang biasanya digunakan untuk terapi menghilangkan respon fear atau rasa takut pada phobia.
Beberapa perkembangan penelitian yang ada pada era 1980-an psikologi merupakan bidang psychological testing and measurement dan DSM-III. Riset dan penelitian pada DSM III umumnya membahas mengenai evaluasi reliabilitas, validitas, dan penggunaan kriteria yang spesifik mengenai mental disorders. Terbitan penelitian mengenai psychological inventory, interview, dan rating scales juga meningkat.
Berikut ini merupakan beberapa perkembangan penelitian pada bidang :
1. Journal of Consulting and Clinical Psychology
2. Development and Psychopathology
3. Psychological Assessment
4. Clinical Psychology: Science and Practice
5. Journal of Clinical Child and Adolescent Psychology
6. Journal of Abnormal Psychology
7. Journal of Abnormal Child Psychology
8. Psychological Bulletin
9. Behavior Therapy
10. Psychological Science
11. American Journal of Psychiatry
12. Archives of General Psychiatry
13. Professional Psychology: Research and Practice
14. Clinical Psychology Review
Pada tahun 1990-an, para psikolog klinis mengembangkan penelitiannya pada bidang behavioral genetics. Behavioral genetics membahas mengenai genetic dan lingkungan berpengaruh terhadap perkembang perilaku yang telah dievaluasi. Penelitian ini cukup luas dalam pembahasannya, hal ini termasuk tes intelegensi, personality, dan psychopathology.
Kemudian pada era 2000-an, banyak penemuan mengenai brain imaging techniques yang dapat
melihat struktur dan fungsi dari otak dan merupakan bagian penting dari psychopathology.
THE PROFESSION
The Beginnings (1850–1899)
Pengembangan psikologi klinis sebagai profesi terjadi tepat pada abad ke-19 mulai mereda. Pertama adalah berdirinya American Psychological Association (APA) pada tahun 1982.
Saat itu G. Stanley Hall yang menjadi presiden. Pada tahun 1986, Lightner Witmer mendirikan klinik psikologi pertama di Universitas Pennsylvania. klinik ini dikhususkan untuk perawatan anak-anak yang memiliki masalah dalam belajar atau yang mengganggu saat berada di ruang kelas.
Dialah yang menamai bidang “psikologi klinis” dan dia adalah orang yang pertama kali mengajar khusus dalam bidang psikologi klinis. Pada tahun 1907, Witmer membuat jurnal psikologi klinis untuk pertama kalinya. “The Psychological Clinic”, sebuah jurnal yang terbit pada tahun 1935.
The Advent of the Modern Era (1900–1919)
Pada awal abad ke-20, hanya beberapa psikolog yang bekerja di luar universitas. Pada tahun 1907, Morton Prince mempublikasikan Journal of Abnormal Psychology dan Witmer mempublikasikan The Psychological Clinic. Dengan adanya dua jurnal ini, para dokter mampu membentuk identitas mereka yang pada tahun 1909 diperkuat oleh Healy yang mendirikan juvenil Psychopathic Institute di Chicago.
The low Psychological Clinic telah dimulai pada tahun 1908, yang pada tahun tersebut Goddard mulai menawarkan magang psikologi di Vineland Training School di New Jersey.
Pada tahun 1910, terdapat 222 anggota APA yang membayar iuran tahunan sebesar $1. Fokus APA adalah pada psikologi sebagai science bukan sebagai profesi. Kemudian pada tahun 1919, bagian pertama dari psikologi klinis dibuat dalam APA. Sementara itu, jumlah klinik psikologis yang terus meningkat sedang didirikan (mis., Organisasi oleh Healy pada tahun 1917 dari Yayasan Hakim Baker di Boston).
Between the Wars (1920–1939)
Pada akhir tahun 1920-an, banyak psikolog yang memiliki orientasi klinis menjadi gelisah dan semakin berusaha untuk mendapatkan pengakuan dari APA. APA pun telah lama menyatakan bahwa misinya adalah untuk memajukan psikologi sebagai ilmu pengetahuan.
Pada tahun 1931, bagian klinis APA menunjuk sebuah komite mengenai Standar Pelatihan, dan pada tahun 1935, Komite APA tentang Standar Pelatihan mendefinisikan psikologi klinis sebagai “seni dan teknologi yang berhubungan dengan masalah manusia”.
Pada tahun 1938, Louttit mempublikasikan teks psikologi klinis pertama dan pada tahun 1937, Journal of Consulting Psychology didirikan. Kemudian, didirikan pula Journal of Consulting and Clinical Psychology yang berfungsi sebagai tempat publikasi utama untuk penelitian banyak dokter.
World War II and Beyond (1940–1969)
Pada awal 1940-an proses pengambilan sejumlah besar tentara ke militer AS menghasilkan berbagai kebutuhan, salah satunya adalah program penyaringan skala besar untuk memilih siapa yang layak untuk dinas militer. Psikolog sudah mulai mengembangkan dasar-dasar teknologi pengujian untuk membantu dalam tugas ini dan mereka juga memiliki keahlian dalam metode penelitian.
Lebih dari 1700 psikolog bertugas dalam Perang Dunia II kemudian mereka kembali ke kehidupan sipil untuk meningkatkan kepercayaan pada kemampuan mereka.
Hal ini sangatlah penting, terkhusus pada Veterans Administrasi (VA) untuk menyediakan perawatan dan rehabilitasi bagi ribuan pria dan wanita yang telah menderita beberapa bentuk trauma emosional. Dalam kasus psikologi klinis, VA menyediakan magang yang menarik secara finansial untuk mahasiswa pascasarjana dalam program Ph.D universitas yang disetujui.
Melalui program ini, VA memegang peran penting dalam membangun profesi di psikologi klinis. Pada tahun 1946, VA memprakarsai programnya untuk melatih psikolog klinis, pelatihan ini telah mendapatkan dasar finansial yang kuat.
Tahun 1949, 42 sekolah menawarkan doktor dalam psikologi klinis dan sejumlah besar siswa berkualitas tinggi
mendaftar.
Pada tahun 1949, layanan pengujian pendidikan dimulai. APA sudah menegaskan bahwa psikoterapi adalah fungsi integral dari psikolog klinis. APA juga sudah membuat sertifikasi program pelatihan klinis dan pelatihan psikolog klinis.
Pada tahun 1953, dipublikasikan Ethical Standard, sebuah pencapaian penting dalam kodifikasi perilaku etis untuk psikolog dan langkah besar dalam perlindungan publik. Pada awal 1950-an, APA dapat mengklaim lebih dari 1.000 anggota di divisi klinisnya.
Hanya dalam beberapa tahun setelah Perang Dunia II, profesi ini telah membuat langkah besar. Pada tahun 1949, sebuah konferensi tentang pendidikan pascasarjana dalam psikologi klinis diadakan di Boulder, Colorado. Konferensi Boulder adalah peristiwa yang sangat penting dalam psikologi klinis karena menjelaskan model ilmuwan-praktisi untuk pelatihan psikolog klinis yang telah menjadi pedoman utama untuk pelatihan sejak itu. Pada tahun 1950, terjadi pertumbuhan dalam profesi psikologis.
Keanggotaan APA naik dari 7.250 tahun 1950 menjadi 16.644 pada tahun 1959 — peningkatan yang fenomenal. Dalam kira-kira periode yang sama, kontrak penelitian federal untuk penelitian psikologis naik dari $11 juta menjadi lebih dari $31 juta.
The Growth of a Profession (1970–Present)
Dalam bidang penilaian, intervensi, dan penelitian, psikologi klinis telah menjadi perilaku yang semakin meningkat pada pertengahan 1960-an.
Fokusnya bergeser dari pencarian ciri-ciri atau faktor-faktor internal yang mengarahkan orang ke kondisi psikopatologi ke analisis faktor-faktor situasional yang mengendalikan perilaku mereka. Pada akhir 1960-an,
arah untuk mengubah perilaku yang tidak diinginkan mulai membelok tajam dari psikoterapi (dan wawasan yang dirancang untuk dihasilkan) menjadi pengkondisian dan mengubah penguatan kontingensi.
Jurnal penelitian penuh dengan artikel yang menggambarkan metode obyektif baru untuk menilai perilaku dan pendekatan perilaku baru untuk pengobatan segala sesuatu dari alkoholisme, disfungsi seksual, dan kurangnya ketegasan untuk obesitas, merokok, dan kesepian.
Kunci untuk segala sesuatu tidak terletak pada pikiran pasien, tetapi dalam perilaku mereka. Pada pertengahan 1970-an, kognisi telah mulai merayap kembali ke generasi ini. Orang-orang mulai berbicara tentang “metode perilaku kognitif” (Goldfried & Davison, 1976).
Orientasi kognitif-perilaku untuk pengobatan sekarang adalah yang paling umum. Pada saat yang sama, bidang psikologi komunitas, yang tampaknya siap pada 1960-an untuk merevolusi psikologi klinis, mulai goyah. Bagi kebanyakan orang, hal tersebut tampak tidak terpenuhi.
Kemudian pada 1980-an, fokus pencegahan muncul kembali dengan perkembangan bidang
psikologi kesehatan.
Tahun 1970-an dan 1980-an muncul pertumbuhan lebih lanjut dalam profesi ini. Pada tahun 1970, ada 81 program pelatihan pascasarjana yang disetujui penuh dalam psikologi klinis dan lebih dari 12.000 dokter. Sedangkan untuk APA sendiri, pada 1892, sudah ada 42 anggota.
The 1988 Schism
Di bawah APA, terdapat konflik sengit yang terjadi antara clinician dan rekan penelitiannya. Pada tahun 1988 satuan peneliti-akademik APA nampaknya harus menyimpulkan bahwa APA ada di bawah kontrol para praktisioner yang menggunakan powernya untuk mempromosikan ketertarikannya.
Minat ilmiah, tergantikan oleh hal yang lebih mendasar misalnya serikat pekerja. APA tampaknya disibukkan dengan masalah profesional seperti penulisan resep, hak istimewa rumah sakit, pertanyaan penggantian,
perizinan, tindakan hukum melawan psikiatri, dan sebagainya.
Singkatnya, sebagian besar anggotanya yang merasa bahwa APA tidak lagi responsif pada kebutuhan peneliti-akademik yang signifikan.
Sebelumnya, memang mantan presiden APA Janet Spence menuduh bahwa 90% dari pertemuan dewan APA diambil oleh kepentingan praktik profesional dokter.
Hal-hal yang tampaknya muncul pada tahun 1988, akhirnya direncanakan untuk mengatur kembali APA untuk membantu meredakan perpecahan yang berkembang antara sayap klinis dan sayap peneliti-akademik gagal dengan suara 2 banding 1 dari keanggotaan.
Tanggapan dari mereka yang kecewa dengan APA adalah membentuk organisasi baru yang terpisah. American Psychological Society (APS) didirikan pada tahun 1988, dipimpin oleh 22 mantan presiden APA yang menjadi pendiri anggota.
Tujuan yang diakui dari APS, sekarang disebut Asosiasi untuk Ilmu Psikologi (per 2006), adalah untuk:
● Memajukan disiplin psikologi
● Melestarikan basis ilmiah psikologi
● Mempromosikan pemahaman publik tentang ilmu psikologi dan aplikasinya
● Meningkatkan kualitas Pendidikan
● Mendorong “pemberian” psikologi untuk kepentingan umum
Ringkasan
Psikologi klinis telah berubah, dan itu pasti akan berubah lebih banyak lagi. Witmer hampir tidak akan mengenalinya. G. Stanley Hall, presiden pertama APA, pasti akan kagum dengan hal-hal yang dilakukan APA dan APS.
Namun, meskipun pelatihan dan praktik dalam keadaan berubah-ubah, konstanta tertentu tetap ada. Psikolog klinis masih terlibat dalam penilaian dan perawatan. Mereka masih memiliki kontribusi penelitian untuk dilakukan, dan
mereka masih peduli dengan pengembangan profesional mereka.
Tujuan yang mengikat psikolog klinis bersama tetap sama: untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka untuk kebutuhan kesehatan mental orang di mana pun.