Depresi Dalam Konteks Bencana

Monday, July 5, 2021

Apa itu Depresi ?

Depresi merupakan gangguan mood yang  menyebabkan perasaan sedih dan  kehilangan minat yang terus-menerus. Hal  tersebut mempengaruhi perasaan pikiran,  dan perilaku yang dapat menyebabkan  masalah emosional maupun fisik. 

–Mayo Clinic, 2018

Gejala Dari Depresi

Emotional symptoms 

  • Unpleasant feeling 
  • Merasa murung, disforia

Behavioral symptoms

  • Gerakan lambat, bicara lambat  (psychomotor reterdation) 
  • Gerakan terlalu cepat, terburu-buru  (psychomotor agertation)

Cognitive symptoms 

  • Berpikir lambat dan sulit berkonsentrasi 
  • Mudah terdistraksi 

Emotional symptoms 

  • Social withdrawal dan inisiatif berkurang 
  • Tidak memperhatikan penampilan 

Somatic symptoms

  • Lelah, tidak bersemangat 
  • Sulit tertidur dan sering terbangun  atau tidur sangat lama
  • Nafsu makan berkurang, makanan  terasa hambar atau nafsu makan  bertambah

Depresi Dalam Kebencanaan

Depresi dapat menjadi salah satu permasalahan besar setelah terjadinya suatu
bencana. Dari data Management of Loss and Death (2018), kemungkinan terjadinya depresi pasca bencana adalah 17%-45%. Komorbiditas pada PTSD dan Depresi juga sangat umum, mencapai 35% – 68%.

Kemunculan Depresi pada penyintas suatu bencana juga dapat terjadi atau dipengaruhi dari bagaimana komunitas mengelola kehilangan dan kematian yang terjadi.

Menurut studi WHO (2019), ditemukan bahwa 1 dari 5 orang yang pernah mengalami bencana dalam hidupnya cenderung memiliki gangguan mental, salah satunya adalah depresi. Banyak kasus depresi ditemukan di berbagai penyintas bencana, seperti pada bencana tsunami Palu-Donggala yang terjadi pada tahun 2018 lalu.

Karakteristik dari Penyintas yang rentan terkena Depresi pasca bencana1.

  1. Tingginya tingkat pengelakan (avoidance) pada satu minggu awal
    sebelum bencana.
  2. Dekat / terpapar pada korban meninggal
  3. Rendahnya social support
  4. Merupakan anggota komunitas terjadinya bencana dalam waktu yang
    lama
  5. Memiliki kecenderungan/sudah mengalami depresi sebelum bencana
    terjadi

Untuk tipe depresi sendiri akan saya coba jelaskan secara singkat dan bagaimana ciri-cirinya.

Major Depressive Disorder

Berdasarkan DSM-5, lima atau lebih gejala di samping harus muncul dalam dua minggu dan mewakili perubahan fungsi yang terjadi, setidaknya salah satu gejala yang muncul adalah suasana hati yang murung dan kehilangan ketertarikan terhadap aktivitas yang biasa dilakukan.

Persistent Depressive Disorder

Persistent depressive disorder merupakan kondisi depresi ringan kronis yang telah hadir selama
bertahun-tahun. Berdasarkan DSM-5, individu mengalami suasana hati yang murung selama dua
tahun. Minimal ada dua atau lebih gejala dari poin-poin yang ada.

  • Nafsu makan berkurang atau berlebih
  • Insomnia atau hypersomnia
  • Kelelahan atau memiliki energi yang sedikit
  • Self-esteem yang rendah
  • Sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan
  • Rasa keputusasaan

Premenstrual dysphoric disorder (PMDD)

PMDD merupakan berbagai gejala yang berhubungan dengan suasana hati yang terjadi berulang kali selama fase premenstruasi dan kemudian berkurang saat onset atau segera setelah menstruasi. Gejala yang dimunculkan minimal 5 atau lebih dari poin-poin yang ditampilkan

  • Mood labil
  • Mudah marah
  • Disforia
  • Kecemasan
  • Mempengaruhi kemampuan kognitif (kesulitan berkonsentrasi, merasa kewalahan, dan di
    luar kendali),
  • Gejala somatik (kelesuan, perubahan nafsu makan, masalah tidur, dll).

Penyintas bencana sendiri dapat rentan terhadap berbagai hal. Sehingga, kenali batasan Anda dengan kemampuan yang dimiliki ketika berada di lokasi kebencanaan sebagai relawan.