Sejarah Walisongo : Awal Mula Perkembangan Pesat Islam di Tanah Jawa

Sunday, June 6, 2021

Sejarah Walisongo : Awal Mula Perkembangan Pesat Islam di Tanah Jawa

Sejarah Walisongo

Gambar Walisongo (Sumber :Arrahim.id)

Sejarah Walisongo – Walisongo merupakan tokoh Islam di Nusantara yang menyebarkan agama pada abad ke-15. Tokoh ini merupakan salah satu tokoh yang dihormati, serta memiliki pengaruh terbesar dalam penyebaran Islam sampai saat ini.

Jawa yang dulunya berada di bawah kerajaan Majapahit, kebanyakan, warganya menganut Hindu sebagai agamanya. Banyak sekali budaya hindu yang masih terjaga di Indonesia sampai saat ini.

Walisongo yang merupakan utusan Sultan Mehmed I, memberikan dakwah kepada mereka dengan berbagai upaya agar Islam pun dapat dikenalkan oleh warga Jawa, seperti melalui perdagangan, pendidikan, maupun akulturasi budaya.

Arti dari Walisongo, Serta Namanya

Ada beberapa pendapat mengenai arti Walisongo.  Walisongo sendiri, dalam bahasa jawa, memiliki arti wali yang berjumlah sembilan atau sembilan wali. Ada juga yang berpendapat bahwa walisongo adalah sebuah majelis dakwah yang pertama kali didirikan oleh Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) pada tahun 1404 Masehi (808 Hijriah).

Ada juga yang menyebutkan bahwa Wali Songo merupakan utusan dari Turki Utsmaniyah yang terjadi dari 7 angkatan dengan masing-masing beranggotakan 9 orang. Hal ini menjelaskan kalau beberapa Walisongo memiliki turunan dari Persia atau Palestina.

Satu hal yang jelas, kesembilan tokoh Islam ini memberikan ajaran Islam terhadap masyarakat Jawa hingga berbagai Nusantara Lainnya. Pengajaran Islam pun diberikan hingga membuat peradaban baru, dimana Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama yang dibangun oleh Wali Songo.

Setiap Walisongo memiliki  gelar sunan pada awalnya yang berarti terhormat. Tokoh Islam ini pun sangat di hormati oleh warga Jawa dikarenakan pengaruhnya dalam memberikan pendidikan, kesehatan, serta membangun perekonomian. Sebagian tokoh walisongo pun berkerturunan Ningrat, sehingga dakwah pun dapat dilakukan seizin pemerintahan Kerajaan Majapahit.

Apalagi, Raja Majapahit saat itu yang sedang keresehan dengan salah satu sekte Hindu yang menganut ritual Panca Ma, memerintahkan Sunan Ampel untuk memperbaiki perilaku rakyatnya. Proses dakwah pun dilakukan olehnya dan hasilnya pun masih diterapkan sampai saat ini, yaitu falsafah Moh Limo.

Berikut adalah nama-nama asli dari  Walisongo

  • Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim
  • Sunan Ampel atau Raden Rahmat
  • Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim
  • Sunan Drajat atau Raden Qasim Syarifuddin
  • Sunan Kudus atau Raden Ja’far Shadiq
  • Sunan Giri atau Raden Paku atau Muhammad ‘Ainul Yaqin atau Prabu Satmata
  • Sunan Kalijaga atau Raden Syahid
  • Sunan Muria atau Raden Umar Said
  • Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah

Selain kesembilan sunan yang disebutkan, terdapat salah satu tokoh juga yang menyebarkan Islam di era yang sama, yaitu Syekh Siti Jenar. Akan tetapi, ajaran yang dibawakan pun memiliki tidak sesuai dengan kaidah Islam atau membawa ajaran yang sesat. Ajaran yang dibawakan pun mengacu pada Ia sendiri sebagai Tuhan dan sembahlah aku.

Menurut beberapa catatan sejarah walisongo, , ia pun dihukum mati oleh salah satu sunan akibat ajarannya yang sesat.

Benarkah Wali Songo Utusan dari Khilafah Turki Utsmaniyah ?

Dalam salah satu situs media kompasiana, menyebutkan bahwa terdapat bukti yang menjelaskan kaitan antara Wali Songo dengan Kekhilafan Islam pada saat itu, yaitu Kitab Kanzul ‘Hum oleh Ibnu Batuta.

D iisebutkan bahwa Walisongo dikirim oleh Sultan Muhammad I. Awalnya, ia pada tahun 1404 M (808 H) mengirim surat kepada pembesar Afrika Utara dan Timur Tengah yang isinya meminta dikirim sejumlah ulama yang memiliki kemampuan di berbagai bidang untuk diberangkatkan ke pulau Jawa.

Sebenarnya, Walisongo adalah para dai atau ulama yang diutus untuk menyebarkan Islam di Nusantara dan jumlahnya tidak hanya sembilan, tetapi 7 angkatan yang masing-masing berjumlah 9 orang. Contohnya yaitu Maulana Hasanudin, kakek dari Sultan Ageng Tirtayasa yang menyebarkan Islam di Banten, berasal dari negara Palestina.

Lalu ada Syekh Ja’far Shadiq dan Syarif Hidayatullah yang di sini lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kudus dan Sunan Gunung Jati. Keduanya juga berasal dari Palestina. Sunan Kudus mendirikan sebuah kota kecil di Jawa Tengah yang kemudian disebut Kudus, yang bahasa arabnya Al-Quds (Jerussalem).

Masjid Agung Demak, Tempat Berkumpulnya Walisongo Di Tanah Jawa

Masjid Agung Demak  didirikan pada abad ke-15 M oleh Raden Patah, bersama walisongo dan masyarakat Demak dengan tujuan agar seluruh orang Jawa dapat memeluk agama Islam.

Masjid ini merupakan tempat berkumpulnya Walisongo yang bertugas untuk berdakwah di berbagai wilayah di Tanah Jawa.

Raden Patah adalah seorang keturunan Majapahit (diduga putra Brawijaya V, raja Majapahit terakhir) dan merupakan raja pertama dari kesultanan Demak.

Oleh karena itu, desain arsitektur yang digunakan masjid ini memiliki ciri khas dengan gaya Jawa Kuno dari kerajaan Majapahit.

Pengajaran Islam melalui budaya pun diterapkan melalui berbagai hal, seperti musik, kegiatan sehari-hari, serta gaya arsitektur pada bangunan. Masjid Agung Demak merupakan salah satu contoh nyata akulturasi antara Jawa, Hindu, dan Islam. Perpaduan gaya arsitektur dari ketiga Budaya ini bertujuan agar masyarakat setempat dapat menerima ajaran Islam.

Hal ini merupakan bukti sejarah walisongo dalam menyebarkan Islam di Nusantara.

Latar Belakang Setiap Walisongo

Berikut adalah penjelasan mengenai latar belakang walisongo, beserta penjelasan singkat ajaran yang dibawakannya. Inilah sejarah Walisongo penyebar Islam di Tanah Jawa

  • Sunan Gresik

Sunan Gresik atau nama aslinya Maulana Malik Ibrahim menyebarkan Islam di wilayah Gresik, Jawa Timur. Ia berasal dari keturunan Persia untuk menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.

Ia berdakwah dengan mencontohkan perilaku sehari-hari terhadap masyarakat, seperti budi pekerti, cara pergaulannya dengan masyarakat, dan tutur kata yang diucapkannya.Sunan Gresik juga mengajarkan cara untuk bercocok tanam.

Ia juga memberikan pendidikan terhadap masyarakat, serta membangun pesantren dan masjid i daerah tersebut. Sunan Gresik sendiri mampu merangkul masyarakat Jawa yang tersisihkan, dikarenakan awal mulanya keruntuhan kekuasaan Majapahit.

  • Sunan Ampel

Sunan Ampel atau yang dikenal dengan nama Raden Rachmat berdakwah di daerah Surabaya. Ia merupakan salah satu sosok penting di Surabaya, dimana upaya ajaran Moh Limo untuk mengubah gaya perilaku masyarakat yang menganut ritual panca ma.

Secara singkat, ritual ini dimulai dengan membentuk lingkaran antara pria dan wanita, kemudian memakan hidangan, lalu meminum arak, dilanjutkan dengan seks bebas, lalu mereka bersemedi.

Kerajaan Majapahit pada saat itu, cukup prihatin dengan kondisi ini, sehingga memerintahkan Sunan Ampel untuk berdakwah di Surabaya dan mengubah tindakan perilaku tersebut.

  • Sunan Giri

Sunan Giri atau yang disebut Raden Paku menyebarkan Islam di berbagai Nusantara hingga ke daerah Maluku. Ia menyebarkan Islam melalui pendidikan dan dunia seni. Banyak lagu religi Islam yang diciptakan olehnya

  • Sunan Bonang

Sunan Bonang merupakan salah satu walisongo yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa melalui seni. Salah satu lagu yang masih dinikmati sampai sekarang adalah Tombo Ati.

Ada juga alat musik Jawa, Gamelan, diubah sedikit dengan nuansa Islam. Alat musik ini dinamakan Bonang.

  • Sunan Drajat

Merupakan salah satu walisongo yang menggunakan kegiatan sosial untuk berdakwah. Sunan Drajat atau yang dikenal dengan sebutan Raden Qasim sangat berjiwa sosial dan mempertahikan kaum fakir miskin.

Ia mengusahakan untuk membangun perekonomian terlebih dahulu, sambil diberikan ajaran Islam selama proses dan sesudahnya. Hal ini dapat membantu perekonomian masyarakat dan mengenalkan Islam kepada warganya

  • Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga atau Raden Mas Syahid merupakan salah satu walisongo yang memberikan ajaran seni dan budaya dalam berdakwah.

Ia berdakwah dengan seni ukur dan membuatkan lagu lagu reliji. Ia juga memanfaatkan wayang sebagai media dakwah yang dilakukan, dengan memberikan cerita ajaran Islam.

  • Sunan Muria

Sunan Muria merupakan salah satu walisongo yang membantu berdirinya kerajaan Islam di Demak. Ia berdakwah di daerah Jawa Tengah melalui seni dan budaya.

  • Sunan Gunung Jati

Merupakan salah satu walisongo keturunan palestina. Ia merupakan salah satu walisongo yang memimpin kerajaan Islam. Ia juga mendirikan kesultanan Cirebon & Kesultanan Banten

  • Sunan Kudus

Sunan Kudus atau nama lainnya Ja’far Shadiq, menyebarkan Islam di tanah Kudus. Ia memberikan ajaran Islam dengan menggunakan teknik akulturasi budaya. Salah satunya adalah Masjid Menara Kudus.

Banyak sekali budaya Hindu Jawa yang masih terjaga sampai saat ini, seperti larangan memakan sapi, Idul Adha pun setiap tahunnya menggunakan kerbau.