Stiff Upper Lip : Gerakan Bibir Bagi Anda Yang Sedah Menahan Emosi

Tuesday, June 29, 2021

Definisi Stiff Upper Lip

Keep A Stiff Upper Lip’ merupakan sebuah frase yang populer di negara barat yang menandakan sebuah otot bibir atas yang mengencang. Hal ini ditandakan karena seseorang mencoba untuk menjaga emosi tetap tersimpan / tersembunyi daripada harus mengeluarkan emosi (Kuhnke, 2007).

The stiff Upper lip (bibir atas yang kaku)  lahir dari era British Empire, dimana anak muda yang memiliki edukasi di sekolah Inggris harus memiliki karakter ‘Do your duty and show no emotions’ yang artinya lakukan pekerjaanmu tanpa harus menunjukkan emosi. Hal ini digunakan untuk menjaga martabat seseorang dalam melakukan tugasnya (Kuhnke, 2007).

Sikap ini memiliki kaitan bagaimana Inggris memandang diri mereka sendiri sebagai sebuah bangsa, terutama pada saat krisis dan kesulitan selama masa peperangan. Pada era ini, ‘stiff the upper lip’ tidak dapat sepenuhnya dipisahkan dari etos militer masa perang meskipun ada juga contoh lainnya pada masa damai ketika negara tersebut mengalami bencana alam, pada umumnya masyarakatnya mencoba melakukan hal tersebut sembari membantu tetangga dan teman melalui masa sulit (Laurent, 2018).

Penelitian Sebelumnya

Dalam Penelitian yang dilakukan oleh Richards & Gross (2000) menemukan bahwa kelompok yang mencoba menahan emosinya setelah diberikan sebuah video yang menimbulkan emosi negatif memiliki performa yang lebih buruk ketimbang orang yang hanya menonton video saja. Studi ini menunjukkan bahwa orang yang menahan (suppress) emosinya setelah menonton video cenderung kurang percaya diri dengan memori yang dimilikinya ketimbang orang yang hanya menonton saja. 

Selain itu dalam penelitian lanjutannya Richards, Butler, & Gross (2003) Menemukan dalam penelitiannya mengenai menahan perasaan dalam hubungan asmara menunjukkan bahwa orang yang menahan emosinya dalam percakapannya memiliki performa yang lebih buruk dalam  mengingat percakapannya.  Dicontohkan dalam buku Kuhnke (2007), bahwa kaitan antara memori dengan menahan emosi, seperti suatu kejadian seseorang yang sedang dimarahi bosnya. Dalam peristiwa ini, orang tersebut mungkin tidak ingat secara spesifik sentimen dari bosnya dan mungkin itu harus dilakukan untuk mempertahankan pekerjaannya.

 

Contoh Stiff Upper Lip

Gambar 1. Pelajar inggris yang sedang berjalan di era abad ke-19 ke arah sekolah setelah berbaris (Laurent, 2018).


Dari foto tersebut, dilihat secara seksama, hampir seluruh pria sedang merapatkan mulutnya agar tidak terbuka. Tidak ada yang mengobrol, tertawa, maupun bercanda, tampak dari foto ini bahwa mereka terlihat serius dalam berjalan untuk menuju ketempatnya. Banyak dari mereka yang melakukan stiff upper lip, dilihat dari bibir orang yang terdepan sebelah kiri. Hal ini digunakan untuk menyembunyikan apa yang sebenarnya mereka rasakan sehingga mereka melakukan hal tersebut. Selain itu, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa pada era ini, frasa ‘do your duty and show no emotion’ benar-benar di tekan kepada masyarakatnya, hal inilah yang membentuk ekspresi wajah mereka terlihat seperti itu, terutama pada bibir bagian atas.

Gambar 2.

Seorang wanita paruh baya setelah ditinggal oleh kekasihnya karena meninggal dunia (McCaig, 2020).

Gambar tersebut mencermikan kesedihan seseorang ketika mendengar kabar duka. Hal ini sangat tampak dari ekspresi wajahnya dimana matanya sudah bekunang dengan alis mata yang menurun. Namun ia tetap mencoba tegar dengan merapatkan bibirnya, walaupun sebenarnya emosi sedihnya masih sangat terlihat jelas.

Proses Pembuatan Video

Dalam pengerjaan tugas ini, pembuatan video diawali dengan membuat penjelasan terlebih dahulu. Dalam buku Kuhn (2007) dijelaskan penjelasan mengapa seseorang melakukan hal tersebut, namun contoh yang dilakukan masih sangat kurang, sehingga saya membaca beberapa artikel lainnya mengenai makna dari gerak bibir ini. Pembuatan penjelasan dilakukan selama 3 hari. Kemudian dalam membuat skenario video, saya harus menyiapkan list apa saja yang harus disampaikan beserta dengan peragaannya. Hal ini dilakukan cukup lama walaupun pengambilan video hanya sebentar dikarenakan kondisi rumah yang selalu berisik dari pagi hingga malam, sehingga saya harus mengakalinya dengan menaruh musik di dalam video. Ditambah dengan pengeditan video, hal ini dilakukan selama 3 hari (terhitung dari hari sabtu, minggu, dan selasa).

Dalam proses pembuatan skenario, hal yang paling sulit dilakukan adalah ketika menangkap ekspresi yang sesuai dengan skenario. Ekspresi yang paling sulit adalah rasa sedih. Dikarenakan saya menggunakan fitur selfie, terkadang ekspresi sedih yang didapatkan tidak pas alih-alih melihat kamera. Saya cukup lama merekam ekspresi sedih dan berhasil menangkap apa yang saya maksud hanya beberapa detik sehingga tampak tidak jelas.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Kuhnke, E. (2017). Body language for Dummies. Chichester: John Wiley & Sons, Ltd.

Laurent, M. (2018). “The Stiff Upper Lip”: English Self-Restraint and Its Discontents. Retrieved Desember 9, 2020, from Medium: https://medium.com/@michel.laurent1/the-stiff-upper-lip-english-self-restraint-and-its-discontents-34322b310fa8

McCaig, A. (2020, Februari 3). Keeping a stiff upper lip can hurt your health following death of a loved one. Retrieved Desember 9, 2020, from Rice University News and Media Relations: https://news.rice.edu/2020/02/03/keeping-a-stiff-upper-lip-can-hurt-your-health-following-death-of-a-loved-one/

Richards, J. M., & Gross, J. J. (2000). Emotion regulation and memory: The cognitive costs of keeping one’s cool. Journal of personality and social psychology, 79(3), 410.

Richards, J. M., Butler, E. A., & Gross, J. J. (2003). Emotion regulation in romantic relationships: The cognitive consequences of concealing feelings. Journal of social and