Sebenarnya software dibuat untuk mempermudah, tapi bagaimana keadaannya jika software dijadikan kambing hitam gagalnya sebuah sistem yang memanfaatkan ICT. Menurut saya ada yang keliru jika yang di permasalahkan adalah Software.
Pasti ada yang tidak setuju dengan pendapat saya, mungkin karena di tempat anda jadi bermasalah ketika kantor anda mengadaptasi software atau aplikasi baru, sementara aplikasinya tidak sesuai dengan harapan anda atau anda merasa terjadi perubahan besar yang membuat anda sendiri bekerja jadi tidak dipermudah, karena mungkin anda dipaksa untuk mengentry data-data yang sebelumnya telah anda ketik.
Saya sebagai seorang pengembang software sering berhadapan dengan kondisi dimana para calon pengguna menganggap saya hanya sebagai orang proyekan yang datang dan bukan memberi solusi kesejahteraan mereka, tapi malah memberikan sesuatu yang membuat mereka tambah susah. Apa saya harus membela menghadapi orang seperti itu? , Saya kira tidak perlu, karena yang menjawab hanyalah waktu. Selama seorang developer konsisten terhadap apa yang ia kerjakan dan penuh dengan profesionalisme. Insya Allah cepat atau lambat waktulah yang membela saya.
Tidak semua orang memiliki pemahaman tentang teknologi sama, bahkan jika kita pecah berdasarkan kemampuan level bawah, menengah dan atas, rasanya software tidak akan dapat memberikan solusi terhadap kepentingan. Ada orang yang jago IT bahkan bisa mencaci maki apa yang sudah dikerjakan, karena dia sendiri merasa lebih baik dibandingkan apa yang telah dibuat. Atau ada yang mengaku lulusan luar negeri yang menadaptasi IT hampir 100% proses kerjanya juga , kalo datang ke Indonesia mungkin hanya bisa bilang “Waktu kuliah di luar negeri , yang namanya penerapan IT gampang bangeut!, disini kok repot bangeut sih?, programmernya kurang berkualitas kayaknya”, saya harus jawab Welcome to indonesia, salah satu negara pembajak (software) yang lagi sakit hati karena budayanya sedang di bajak (malaysia). Jadi software sejadi apapun (seperti halnya produk microsoft) bisa saja di tolak mentah.
Lalu software bagaimana yang bisa dipermasalahkan ? menurut saya software yang tidak mengikuti keinginan calon pengguna. Pada saat pertama kali software di launching mungkin versi tersebut memang sama sekali tidak sesuai dengan kebutuhan, hal ini dimungkinkan karana masih ada mis komunikasi antara calon pengguna dan pengembang itu wajar. Jika sang pengembang menolak untuk memperbaiki itulah software yang patu disalahkan. Tapi jika pengembang terus memperbaiki dan memberikan maintenance agar software terus mendekati sesuai dengan kebutuhan, tolong donk jangan langsung mencaci softwarenya jelek.
“Butuh waktu untuk membuat keadaan lebih baik, dan akan lebih cepat jika semuanya ikut membuat lebih baik”.
Di akhir tahun ini saya cukup banyak dipercaya untuk menyelesaikan banyak masalah. Namun saya sedikit gugup jika semuanya harus langsung menjadi lebih baik. Tantangannya cukup banyak apalagi di sini bukanlah sebuah tempat yang kecil dan dengan memperkenalkan sebuah software semua jadi berubah. Permasalahan tidak hanya langsung solusinya software (maksudnya di dunia IT). Sekarang dukungan infrastruktur sudah dianggap terpenuhi, tinggal bagaimana mengisi dan memanfaatkannya, software akankah bermasalah lagi? Jawabannya tidak hanya pada software, tapi siapkah kita menerima dan ikut bekerja keras untuk membangun IT disini lebih baik.