Membiasakan menulis berdasarkan kaidah akademis (bagian 10) : Stres dengan statistik dan metodologi

Tidak terasa tulisan tentang membiasakan menulis berdasarkan kaidah akademis sudah masuk ke bagian yang ke 10. Sebelum memulai penulis berharap khususnya bagi para pemula yang memang baru pertama Kali ingin mencoba menulis setelah meninggalkan bangku sekolah atau kuliah untuk mencoba membiasakan yang telah dijelaskan di bagian-bagian sebelumnya. Bagian selanjutnya kita akan mulai memasuki langkah lebih mendalam.

Kita coba bahas beberapa istilah yang biasanya dibahas dan ditanyakan sejak awal dalam sebuah karya tulis ilmiah. Metodologi, kualitatif, kuantitatif menjadi istilah-istilah yang terkadang dihindari oleh seorang yang akan memulai menulis. Kebingungan ini dianggap wajar apalagi jika kita sudah lama tidak bersentuhan dengan tugas akhir dalam bentuk penelitian. Ditambah dengan data-data yang harus diolah oleh ilmu statistik: simpangan Baku, frekwensi, modus, median. Buku lama waktu kuliah atau sekolah kadang terpaksa harus dibuka kembali.

Mari kita lupakan sejenak istilah itu agar semangat untuk memulai dalam menulis berlanjut. Jangan sampai batal karena sudah takut duluan ditanya metodologi dan cara mengolah datanya.

Sebuah karya ilmiah dapat dibaca oleh akademisi jika metodologinya dapat dimengerti. Namun seseorang pemula yang diberi tugas menulis dengan kaidah akademis akan kebingungan dan mencari-cari hingga waktu habis karena terjebak dengan kata metodologi.

Coba bacalah artikel ini. Apakah artikel ini dapat disebut karya tulis ilmiah?. Coba tebak metodologi apa yang terkandung dalam penulisan artikel ini. Apakah ada data dan fakta yang terkandung dalam artikel ini?.  Saya sendiri sebagai penulis tidak peduli metodologi apa yang digunakan atau mungkin ada yang menganggap artikel saya bukanlah karya tulis. Penulis yakin bahwa artikel ini ada metodologinya meskipun mungkin disebut metodologi deskriptif yang tidak jelas.

Metodologi?

Mungkin anda akan menganggap bahwa dalam tulisan ini saya akan menjelaskan teori tentang metodologi, pengolahan data yang dibuat kualitatif atau kuantitatif. Saya tegaskan tidak!. Silahkan baca saja teori tentang metode  penelitian dari buku teks yang sudah banyak atau tanya embah gugel jika memang betul- betul serius ingin mempelajari. Namun jangan sampai setelah membaca anda menjadi takut, stres bahwa menulis karya ilmiah akan menjadi sangat sulit.

Lebih baik ikuti dulu artikel ini. Jujur saja artikel ini akan mengajak anda mengarah ke salah satu metode penelitian yang tidak perlu dijelaskan. Setelah ikuti tulisan ini dan anda akan bertambah paham diarahkan ke motodologi mana. Ini adalah upaya anda untuk memulai tulisan pertama.

Statistik?

Seperti halnya dengan metodologi, Statistik tidak akan dijelaskan. Sebenarnya penulis yakin kita sudah menguasai beberapa ilmu Statistik. Hanya saja kita taunya itu matematika: rata-rata, maksimum-minimum, lebih besar- lebih kecil. Tidak perlu jauh dulu untuk memanfaatkan statistik lebih dalam. Apakah penggunaan ilmu statistik yang lebih dalam akan mempengaruhi hasil penelitian? Ya mungkin saja benar namun kita kembalikan ke tujuan kita:memulai membiasakan menulis sesuai kaidah akademis.

Jadi biasakanlah dengan kata metodologi dan pengolahan data berdasarkan ilmu Statistik, bukan untuk anda takuti, melainkan agar tidak alergi. Pelajarilah lebih dalam setelah anda berhasil menulis karya tulis untuk pertama Kali.

Akan banyak istilah-istilah akademis yang akan “menakut-nakuti” anda seperti eyd, filsafat, tata bahasa dll. Lanjutkan semangat menulis yang sudah muncul. Akan banyak hambatan jika kita terlalu banyak menghitung ketakutan-ketakutan yang terlalu dianggap penting.

Masih semangat? Ayo lanjut lagi.. lebih dalam…

Bersambung….