Membiasakan menulis berdasarkan kaidah akademis (bagian 9) : Membaca data dan fakta

Sering kita temukan dalam sebuah artikel tersisipkan informasi dalam bentuk tabel, gambar dan grafik. Fungsi dari sisipan itu untuk apa? Apakah itu yang dimaksud data dan fakta? Bagaimana cara untuk memahaminya?.

Berikut ini kita lanjutkan tulisan sebelumnya agar mampu memahami bentuk-bentuk data dan fakta.

Sebuah tulisan akan lebih menarik dan informatif jika disisipkan informasi yang berbentuk tabulasi atau pun gambar baik foto, bagan maupun grafik. Bahkan untuk sebuah buku gambar sampul buku bisa menjadi daya tarik seseorang untuk membacanya.

Seharusnya artikel yang saya tulis ini bermuatan konten seperti itu. Hanya saja tulisan ini memang bukan tulisan yang sudah dipersiapkan secara matang sehingga gambar, table yang sudah terbayang penulis sementara belum disiapkan. Sehingga mohon maklum jika artikel ini terlalu monoton.

Data dan fakta

Membahas pertanyaan yang dijelaskan pada bagian awal artikel ini, apakah betul bahwa table, grafik itu data?. Saya tidak akan menyalahkannya jika ada yang memiliki tanggapan seperti itu. Pengertian data dalam proses penulisan akan lebih diterjemahkan secara visual. Meskipun data definisinya lebih luas dan mendasar. Sementara kejadian- kejadian yang tertulis secara jelas mengenai siapa, apa, kapan, mengapa, dimana dan bagaimana disebut dengan fakta. Padahal itu adalah bagian dari data. Sedangkan tabel, gambar, grafik merupakan bentuk presentasi data selain dalam bentuk teks.

Untuk memudahkan pemahaman awal anggap saja data adalah angka-angka dan fakta adalah bukti kejadian nyata. Pemahaman ini hanya ditujukan bagi pemula yg terkadang masih bingung untuk memasukan data dan fakta dalam sebuah Karya tulis. Kemudian teks, tabulasi, gambar dan grafik adalah bentuk presentasi dari data dan fakta.

Fungsi dari data dan fakta adalah sebagai bukti dari suatu kondisi yang dapat diukur berdasarkan angka jumlah (kuantitas) atau nilai berdasarkan skala kedekatan (kualitas). Dengan data dan fakta inilah sebuah karya tulis dapat diukur keilmiahannya (salah satu).

Bagaimana memahaminya  dan dimana kita bisa menemukan data dan fakta 

Data dan fakta dapat ditujukan untuk memperkuat permasalahan yang dijelaskan dalam sebuah artikel. Permasalahan yg dijelaskan pada pendahuluan sebuah tulisan biasanya akan dibuktikan penting dengan pembuktian data pada bagian selanjutnya.

Ketika membaca artikel pastikan apakah permasalahan yang dijelaskan dipendahuluan selanjutnya dibuktikan dengan data dan fakta. Misal pada permasalahan dijelaskan kebersihan kota yang buruk. Kita harus kritis dengan memunculkan pertanyaan, kata siapa, dimana yg tidak bersih. Di bagian selanjutnya diperlihatkan ada foto kondisi lingkungan yang Kotor, data hasil survey warga kota. Dengan demikian kita akan faham posisi data yang mengaskan permasalahan.

Kemudian data dan fakta dijadikan input atau masukan untuk diolah menghasilkan informasi baru. Untuk bagian ini selanjutnya diserahkan ke ilmu matematika atau khususnya statistika. Misalkan selanjutnya data-data kebersihan yang ada diolah dan dikelompokan berdasarkan wilayah yang lebih kecil. Hasilnya dipresentasikan dalam bentuk tabulasi dan grafik. Akan terlihat wilayah mana yang parah. Atau jenis sampah apa yang paling banyak. Untuk memahami data tersebut lihat hasil rekomendasinya, misal wilayah A menjadi wilayah yang perlu lebih diperhatikan dan diperlukan penanganan limbah daur ulang.

Data dan fakta dibagian akhir digunakan untuk pembuktian bahwa solusi yang ditawarkan dalam tulisan efektif atau tidak. Misal dengan menunjukan foto kerja Bakti, data survei kebersihan dan kendali Jenis sampah.

Dengan pola tersebut diharapkan kita mampu membaca sebuah tulisan lebih utuh dan lebih ilmiah.