Inovasi dan wacana kebijakan (Innovation vs Reality)

Akhir-akhir ini Saya sering berhadapan dengan pekerjaan-pekerjaan dengan tantangan yang luar biasa sulitnya (diukur berdasarkan kemampuan diri). Cukup banyak permasalahan baru yang muncul akibat pekerjaan-pekerjaan yang sedang dikerjakan dengan menggunakan konsep dan gagasan baru atau Karena harus melaksanakan kebijakan baru. Belum matangnya konsep dan gagasan baru yang Saya kerjakan untuk beberapa kondisi telah menjadi solusi. Namun dilain kondisi seiring berjalannya proses, muncul permasalahan-permasalahan baru sehingga menciptakan gagasan-gagasan baru yang langsung diimplementasikan tanpa adanya pertimbangan, pengujian atau tanggapan. Sejauh ini muncul pro kontra akibat Dari proses yang tidak biasa ini. Ternyata tidak semua gagasan baru Dan inovatif akan menjadi solusi yang tepat jika tidak dipersiapkan dengan matang.

Inovasi bisa diartikan dengan temuan baru atau yang sebelumnya belum Ada. Temuan tersebut kebanyakan dihubungkan dengan teknologi, namun sebenarnya gagasan, konsep atau kebijakan pun dapat dianggap sebagai sebuah temuan dan jika baru telah menjadi bagian dari inovasi.

Dalam sebuah perusahaan atau instansi, inovasi sudah menjadi suatu keharusan. Apa lagi isu Revolusi Industri 4.0 yang sebenarnya sudah berjalan terus digembar-gemborkan para tokoh pemerintah, pakar teknologi dan industri diseluruh bidang. Inovasi harus menjadi bagian penting dalam sebuah perusahaan sebagai bagian dari proses perubahan menghadapi persaingan global yang seiring waktu semakin keras.

Namun muncul pertanyaan apakah perubahan dikarenakan oleh inovasi ini harus berubah secara total sesuai tuntutan inovasinya atau harus bertahap?. Kebanyakan inovasi tercipta mensyaratkan banyak perubahan bahkan dituntut untuk mengubah budaya perusahaan tersebut. Banyak contoh perusahaan yang terlambat mengadopsi inovasi akhirnya  berjatuhan meskipun tidak lama sebelumnya dianggap sebagai perusahaan yang kuat. Namun jangan salah ada juga perusahaan yang gagal dikarenakan mengadopsi inovasi yang ternyata belum siap diterima oleh perusahaan itu sendiri atau tidak diterima produknya oleh konsumen. Pastinya inovasi selalu dijadikan isu cantik dan seksi yang dijual ke berbagai kalangan dengan harapan berubahlah dan berinvestasilah secara besar-besaran demi sang inovasi kalo tidak ada kata inovasi di dalamnya berarti jatuhlah anda!.

Cerita sukses tentang perusahaan yang maju setelah mengadopsi inovasi sudah cukup banyak baik luar maupun dalam negeri. Tapi apakah pernah dengar cerita kegagalan tentang perusahan yang mencoba berinovasi namun inovasinya tidak atau belum diterima?. Inovasi paling banyak pastinya dibidang teknologi sebagai contoh mobil listrik, pada tahun 1920an kendaraan mobil listrik pernah diproduksi secara masal, namun gagal dipasaran seiring dengan murahnya bahan bakar bensin dan mahalnya harga baterai. Dilanjut dengan teknologi komputer, tablet PC sudah pernah dipasarkan sekitar tahun 2000 namun tidak terlalu sukses karena sensitifitas layar yang dianggap kurang nyaman. Masih ingat bagaimana perkembangan teknologi smartphone, dulu perusahaan dell pernah mengeluarkan smartphone yang ukurannya tidak biasa yaitu ukuran 5″ dimana pada saat itu iphone dan produk samsung baru berani mengeluarkan smartphone dengan layar tidak lebih dari 4″, penulis secara pribadi langsung menganggap inovasi yang dilakukan dell sangatlah bodoh. Dan ternyata benar dell gagal dipasaran dengan alasan perangkatnya terlalu besar dan sulit digenggam.  Di tahun yang sama di indonesia pernah ramai-ramai membangun sistem e-commerce bersamaan dengan banyaknya portal informasi dan satu per satu berguguran, tinggal menyisakan beberapa perusahaan e-commerce saja.

Cerita-cerita inovasi yang gagal tersebut pasti menimbulkan pertanyaan, kenapa? inovasi yang diadopsi jauh-jauh sebelumnya gagal, padahal ternyata saat ini inovasi yang sama ternyata sukses di waktu yang berbeda. Kesimpulan awal dari cerita-cerita kegagalan di atas adalah inovasi akan berhasil jika waktunya tepat. Waktu yang tepat tersebut sebenarnya sangat ditentukan oleh banyak faktor, kita lihat mobil listrik dulu gagal karena banyak faktor yang mempengaruhi yaitu batre yang mahal dan dilain pihak bbm dan mesinnya yang lebih murah, dan belum ada kesadaran tentang polusi. Saat ini perusahaan tesla yang memproduksi kendaraan listrik di amerika sukses karena listrik dinilai jauh lebih murah dan harga bbm terus meningkat, selain itu ada kesadaraan tentang lingkungan. Tablet PC gagal namun tablet baru yang dimulai oleh perusahaan Apple dengan mengembangkan terlebih dahulu perangkat smartphone iphone telah menciptakan kesuksesan besar diikuti tablet-tablet android. Yang lucunya itu dell streak dianggap kebesaran, seiring waktu konsumen pemakai smartphone harus mencoba dahulu ukuran yang lebih kecil sehingga muncul kebutuhan layar yang lebih besar, samsung mengambil momen yang tepat dengan menciptakan smarthphone ukuran besar atau biasa disebut phablet (phonetablet). Di indonesia e-commerce sempat gagal , namun selanjutnya setelah kebijakan dan terobosan transaksi perbankan jauh diberikan kemudahan menjadikan perusahaan e-commerce di indonesia di tahun2 berikutnya tumbuh pesat bahkan mulai mengganggu proses transaksi di pasar tradisional (tidak online).

Ada beberapa faktor yang dapat menentukan kesuksesan sebuah inovasi. Dalam penyusunan perencanaan strategis seharusnya kegagalan sebuah inovasi dapat diminimalisir. Secara sederhana kita bisa kelompokan menjadi 2 (dua) : faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup kesiapan sistem, teknologi, dan sumber daya manusianya. Faktor eksternal melihat dari pemakanya, regulasi kebijakan pemerintahnya dan tren perkembangan di dunia.

Sebagai contoh hingga saat ini perusahaan otomotif secara hati-hati untuk mengeluarkan produk mobil listrik karena menunggu regulasi dan melihat kesiapan stasiun pengisian listrik, jika belum siap tidak ada yang berani mengeluarkan mobil listrik, atau setidaknya buat teknologi transisi yaitu mobil hybrid. Untuk memproduksipun harus melihat kesiapan perusahaannya dari mulai manajemen proses, teknologi pendukung dan kesiapan sumber daya manusianya setidaknya jika semuanya sudah siap faktor internalnya, harus menunggu regulasi dari pemerintah. Di luar teknologi mobil listrik sudah bersaing dengan mobil bbm, namun di indonesia belum, itu membuktikan tidak semua inovasi bisa langsung diadopsi, diproduksi dan dijual.

Inovasi tidak hanya berhubungan dengan teknologi, salah satunya ada sebuah pengalaman yang menarik yang dialami sebuah perusahaan besar di indonesia ketika ingin melakukan perubahan besar-besaran dengan harapan sasaran yang ditargetkannya cukup tinggi dapat tercapai. Perubahan yang dilakukan cukup besar, ada banyak gagasan baru yang berkembang baik dari perkembangan teknologi, revolusi industri 4.0, dan wacana-wacana yang sudah diucapkan para pemangku kepentingan di pemerintahan, termasuk cerita sukses perusahaan-perusahaan kecil yang menjadi besar dengan adanya penerapan inovasi. Tidak ada yang salah dengan gagasan CEO perusahan tersebut: Ingin merubah perusahaan tersebut menjadi perusahaan nomor satu di indonesia dan dapat bersaing dengan perusahaan dunia.

bersambung…