Padjadjaran Bridging Center (PABRIC)

Tulisan ini merupakan ide saya dalam rangka penerapan sistem data bridge untuk menghubungkan data fakultas dengan database center pusat. Mudah-mudahan bermanfaat.

Pendahuluan


Sistem komunikasi data pada sebuah perusahaan yang memiliki lokasi yang terpisah-pisah memiliki kesulitan yang berbeda. Tingkat kesulitan akan lebih besar jika setiap unit yang dimiliki tidak memiliki standar data yang sama. Upaya dalam mempersatukan data dalam sebuah data center menjadi tidak mudah.

Solusi yang terbaik adalah membangun sebuah sistem jembatan data yang dapat mensinkronkan antara data pusat dengan data yang berada dimasing-masing unit. Namun solusi pengembangan sistem jembatan ini harus mempertimbangkan beberapa aspek yaitu :

  1. Effectively : Seberapa efektifkah proses komunikasi lebih memudahkan dan mempercepat proses komunikasi data dengan mempertimbangkan perubahan apa saja yang harus dilakukan.
  2. Efficiency : Sumber daya yang dibutuhkan baik dari sisi kebutuhan infrastruktur , dana dan SDM.
  3. Connectivity : Konektifitas media komunikasi data yang tersedia dengan mempertimbangkan jarak, internet/intranet bandwidth, dan kualitas dari jaringan yang tersedia dilihat dari frekwensi komunikasi yang terputus.
  4. Security : Keamanan yang dapat diterapkan untuk menjaga data yang berada dimasing data server dan data yang akan dikomunikasikan antar server.
  5. Availability & Validity: Ketersediaan data yang sesuai dengan kebutuhan sehingga kualitas data yang dikomunikasikan menjadi lebih baik.

Universitas Padjadjaran memiliki kondisi yang cukup kompleks yaitu :

  1. Belum adanya standarisasi data
  2. Perbedaan framework sistem antara satu unit dengan unit yang lain.
  3. Lokasi yang tidak pada satu tempat : DU, Sekeloa, Singaperbangsa, Dago4, Dago Pojok, Banda, Cimandiri, JTNG
  4. Ketersediaan Fasilitas yang beragam.
  5. Ketersediaan SDM yang beragam.

Kondisi tersebut akan menjadi pertimbangan dalam menerapkan solusi yang terbaik dari Sistem Jembatan data yang akan dibangun.

Untuk dapat membangun sebuah database terpusat, Universitas Padjadjaran membutuhkan sebuah sistem yang dapat menghubungkan perbedaan – perbedaan dari kondisi yang ada.

 

Bridging Center

Bridging Center merupakan sistem komunikasi data yang menghubungkan antara sebuah sistem dengan beberapa sistem lain dengan framework yang berlainan.

Bridging center yang dibangun meliputi :

  1. Skema komunikasi data
  2. infrastruktur perangkat yang dibutuhkan dan
  3. Aplikasi

Agar Bridging center dapat terbangun, ada beberapa kebutuhan yang wajib disiapkan

  1. Kesiapan Jaringan computer
  2. Sumber Daya Manusia yang meliputi
    • Pengembang
    • Pengelola
    • Pengguna

 

Desain Bridging Center

Desain yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi yang terdekat dapat diterapkan adalah sebagai berikut :

Skema Bridging System

Dengan pertimbangan lokasi kampus yang berjauhan solusi yang terbaik untuk pemecahan masalah tersebut adalah disediakannya dua buah data center yang ditempatkan di:

  1. Data center 1 : Kampus Dipati Ukur
  2. Data center 2 : Kampu Jatinangor

Solusi tersebut diambil dengan pertimbangan :

  1. Lokasi yang mimiliki jumlah gedung yang terbanyak dan jarak yang cukup jauh.
  2. Konektifitas komunikasi antara kedua lokasi tersebut rentan terhadap gangguan.

Meskipun dibuat dua, data center tersebut memiliki isi data yang sama dengan dilakukannya synkronisasi data.

 

Komunikasi Data memanfaatkan Bridging Center

 

Data Center sebagai web services bagi Server Unit

Proses komunikasi yand disediakan bridging center adalah menjadi layanan data berbasis web (webservices) yaitu melayanan permintaan data dari setiap unit. Sehingga sistem yang disediakan unit dapat menarik data terbaru yang disediakan data center dengan berbagai format yang dibutuhkan unit.

 Data center sebagai pusat pengumpul data

Data center sebagai pusat mengumpul data dari server Unit

Untuk menjadi pusat pengumpul data (data collector) , ada beberapa alternative solusi yang dapat diterapkan :

  1. Bridging Center sebagai harvesting data server yaitu dalam satuan waktu tertentu atau atas dasar pengelola data center pusat menarik atau meminta data (on demand) secara langsung ke webservice yang disediakan oleh server unit.Harvesting data bridging
    Kebutuhan sistem ini adalah setiap unit wajib membangun sebuah server yang dapat diakses oleh harvesting server. Sistem ini membutuhkan resource yang cukup besar dikarenakan masing- masing unit harus menyediakan webservices untuk masing-masing aplikasi. Keuntungan dari sistem ini Unit tidak membutuhkan operator yang harus mengirimdata secara rutin ke server.
  2. Bridging center sebagai FTP server yaitu disediakannya data server dalam bentuk FTP sehingga unit dapat membuat file sesuai format yang ditentukan dalam satuan waktu tertentu (timer) atau berdasarkan pengelola data server unit (on demand) membuat dan menigrimkan data ke FTP server yang disediakan pusat, kemudian dari pusat secara otomatis berdasarkan satuan waktu (timer) atau permintaan pengelola data pusat menarik data dan mengupdate nya ke data center.
    FTP Data server
    Konsep ini memiliki keuntungan data yang dikirim tidak membutuhkan aplikasi khusus untuk menarik data, namun dari sisi unit harus membuat aplikasi konversi dan upload data ke ftp server. Selain itu konsep ini memiliki resiko kerusakan data yang cukup besar karena terjadinya konversi data yang dikhawatirkan memiliki format yang tidak sesuai (proses validasi kurang).
  3. Bridge Webserver yaitu disediakannya aplikasi Webserver dengan protocol atau aturan yang telah ditetapkan (API) sehingga unit lain dapat mengirimkan data secara otomatis (timmer) atau otomatis setiap ada perubahan (onchange/real time online) atau sesuai perintah pengelola data server unit (on demand) ke bridge server.
    Bridge App
    Konsep ini cukup handal untuk diterapkan namun konsekwensi yang harus dilakukan adalah penyesuaian program aplikasi masing-masing unit (untuk realtime online) atau membuat aplikasi yang khusus untuk kirim data otomatis atau sesuai perintah pengelola.